Liputan6.com, Jakarta - Bagi umat Muslim, setiap aktivitas, termasuk bercocok tanam, baiknya selalu diiringi dengan harapan hasil terbaik. Sekaligus doa bercocok tanam menurut Islam sebagai bagian tak terpisahkan dari usaha.
Dalam penelitian ResearchGate berjudul Islam dan Ilmu Pertanian, Islam mengajarkan bahwa kegiatan bertani tidak hanya sebatas urusan ekonomi dan teknis, tetapi juga bagian dari ibadah, etika, dan tanggung jawab manusia sebagai khalifah di bumi.
Ini menjadikan doa bercocok tanam menurut Islam menjadi panduan penting bagi setiap Muslim yang berprofesi sebagai petani atau sekadar memiliki hobi berkebun.
Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya melansir dari berbagai sumber, Jumat (8/10/2025).
Doa Bercocok Tanam Menurut Islam: Teks Arab, Latin, dan Artinya
Dalam Islam, setiap permulaan kegiatan dianjurkan untuk diawali dengan menyebut nama Allah SWT, termasuk saat bercocok tanam. Membaca basmalah adalah bentuk pengakuan bahwa segala kekuatan dan pertolongan datang dari-Nya, bertujuan agar setiap kegiatan yang dikerjakan mendapat berkah dengan melibatkan Allah.
Sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadis, “Setiap perkara penting yang tidak dimulai dengan ‘bismillahirrahmanir rahiim’, amalan tersebut terputus berkahnya.” (HR. Al-Khatib). Ini menekankan pentingnya memulai setiap usaha dengan niat baik dan penyebutan nama Allah. Berikut adalah beberapa bacaan doa bercocok tanam menurut Islam yang dapat diamalkan:
1. Doa Memulai Menanam (Basmalah)
Saat akan menanam benih atau bibit, dianjurkan untuk membaca basmalah sebagai bentuk permohonan keberkahan.
Teks Arab: ِبِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Latin: Bismillah hirohman nirohim
Artinya: "Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang."
2. Doa Sayyid Utsman bin Yahya
Doa ini memiliki harapan agar Allah SWT dapat menjaga tumbuhan dan memberikan hasil yang melimpah serta berkualitas bagi yang menanamnya, seperti yang tercantum dalam kitab Manhajul Istiqamah fid Dini bis Salamah halaman 33.
Teks Arab: بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ سُبْحَانَ البَاعِثِ الوَارِثِ
Latin: Bismillaahir rahmaanir rahiim, subhaanal baa’itsil waaritsi.
Artinya: "Dengan nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Maha suci Tuhan yang membangkitkan lagi mewariskan adanya."
3. Doa Rasulullah SAW saat Melihat Buah Pertama Matang
Doa ini dipanjatkan ketika buah kurma pertama kali matang dari ladang, memohon keberkahan pada buah-buahan dan kota, sebagaimana diriwayatkan oleh Imam An-Nawawi dalam karyanya Al-Adzkar.
Teks Arab: اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ ثَمَرِنَا ، وَبَارِكْ لَنَا فِيْ مَدِيْنَتِنَا ، وَبَارِكْ لَنَا فِيْ صَاعِنَا ، وَبَارِكْ لَنَا فِيْ مُدِّنَا
Latin: Allâhumma bârik lanâ fî tsamarinâ, wa bârik lanâ fi madînatinâ, wa bârik lanâ fî shâ‘ina, wa bârik lanâ fî muddinâ.
Artinya: "Tuhanku, berkatilah kami pada buah-buahan kami. Berkatilah kami pada kota kami. Berkatilah kami pada gantang kami. Berkatilah kami pada alat takar (mud) kami."
4. Doa Memohon Keberkahan Berlipat Ganda
Pada riwayat lain, Rasulullah SAW memohon keberkahan dari hasil panen dengan doa ini, sebagai bentuk harapan akan limpahan karunia Allah.
Teks Arab: بَرَكَةً مَعَ بَرَكَةٍ
Latin: Barakatan ma‘a barakatin
Artinya: "Semoga Allah menambah keberkahan berlipat ganda."
5. Doa Memohon Hasil Akhir yang Baik
Rasulullah SAW juga berdoa agar Allah SWT memelihara ladang yang sudah mulai berbuah hingga akhir masa panen dari segala gangguan yang menyebabkan gagal panen. Doa ini disebutkan oleh Imam An-Nawawi dalam karyanya Al-Adzkar, menunjukkan pentingnya perlindungan ilahi sepanjang proses pertanian.
Teks Arab: اَللَّهُمَّ كَمَا أَرَيْتَنَا أَوَّلَهُ فَأَرِنَا آخِرَهُ
Latin: Allâhumma kamâ araitanâ awwalahû, fa arinâ âkhirahû
Artinya: "Tuhanku, perlihatkanlah kepada kami hasil akhir cocok tanam kami sebagaimana Engkau memperlihatkan hasil awalnya."
Keutamaan Menanam Pohon dalam Islam
Menanam pohon atau bercocok tanam bukan hanya sekadar aktivitas ekonomi, tetapi juga memiliki dimensi spiritual yang mendalam dalam Islam. Aktivitas ini tidak hanya bermanfaat bagi lingkungan, tetapi juga memberikan ganjaran pahala yang besar bagi siapa saja yang melakukannya, bahkan bisa menjadi ladang amal jariyah yang pahalanya akan terus mengalir walaupun penanamnya telah wafat.
Berikut adalah beberapa keutamaan menanam pohon dalam Islam:
- Berpahala Sedekah
Setiap tanaman yang ditanam dan hasilnya dimakan oleh makhluk hidup lain, baik manusia, burung, maupun hewan, akan bernilai sedekah bagi penanamnya.
Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah seorang muslim pun yang bercocok tanam atau menanam satu tanaman, lalu tanaman itu dimakan oleh burung, atau manusia, atau hewan, melainkan itu menjadi sedekah baginya." (HR. Bukhari).
Dalam riwayat lain, bahkan apa yang dicuri atau dimakan binatang liar dari tanaman tersebut juga dihitung sebagai sedekah, menunjukkan betapa luasnya cakupan pahala dari aktivitas menanam.
- Mendapat Pahala Jariyah
Menanam pohon juga termasuk amal jariyah, yaitu amalan yang pahalanya terus mengalir meskipun seseorang telah meninggal dunia.
Hadis riwayat Ahmad menyebutkan, "Siapa saja yang mendirikan bangunan atau menanam pohon tanpa kezaliman dan melewati batas, niscaya itu akan bernilai pahala yang mengalir selama bermanfaat bagi makhluk Allah yang Maha Pengasih."
Hadis lain juga menyebutkan bahwa orang yang menanam pohon kurma termasuk dalam tujuh golongan yang pahalanya mengalir terus di alam kuburnya.
- Jumlah Pahala Seukuran Jumlah Buah
Ada riwayat yang menyatakan bahwa Allah akan mencatat pahala seukuran buah yang dikeluarkan oleh tanaman tersebut.
"Tidaklah seseorang menanam tanaman, kecuali Allah ‘Azza Wajalla mencatat pahala untuknya seukuran buah yang dikeluarkan oleh tanaman itu." (HR. Ahmad).
Meskipun hadis ini tergolong dha'if (lemah), semangatnya sejalan dengan prinsip Islam yang menghargai setiap kebaikan dan usaha dalam menumbuhkan kehidupan.
- Anjuran Nabi untuk Merawat Bumi
Islam sangat menganjurkan umatnya untuk menjaga kelestarian alam dan merawat bumi.
Rasulullah SAW bersabda, "Jika terjadi hari kiamat sementara di tangan salah seorang dari kalian ada sebuah tunas, maka jika ia mampu sebelum terjadi hari kiamat untuk menanamnya, maka tanamlah." (HR. Bukhari dan Ahmad).
Hadis ini menunjukkan urgensi menanam dan merawat lingkungan, bahkan dalam kondisi yang paling genting sekalipun, menegaskan pentingnya terus berbuat baik bagi bumi.
- Menjaga Keseimbangan Alam
Pohon memiliki peran vital dalam menjaga keseimbangan alam, seperti menyediakan oksigen, menyerap karbon dioksida, serta mencegah banjir, longsor, dan erosi tanah.
Menanam pohon adalah bentuk tanggung jawab kita terhadap kelestarian bumi dan lingkungan sekitar, serta upaya menjaga ekosistem yang akan memberi manfaat bagi generasi mendatang.
Pentingnya Bersyukur dan Bersedekah dari Hasil Panen
Setelah melalui proses bercocok tanam yang penuh ikhtiar dan doa, tibalah saatnya memanen hasil. Dalam Islam, momen panen ini bukan hanya sekadar akhir dari sebuah siklus pertanian, melainkan juga merupakan waktu untuk menunjukkan rasa syukur dan menunaikan kewajiban sosial melalui sedekah atau zakat.
Ini adalah puncak dari seluruh upaya, termasuk pengamalan doa bercocok tanam menurut Islam.
- Bentuk Syukur kepada Allah
Bersyukur atas hasil panen adalah manifestasi pengakuan bahwa rezeki yang diperoleh berasal dari Allah SWT. Al-Qur'an banyak menyebutkan pertanian, tanah, air, dan tumbuh-tumbuhan sebagai bukti kekuasaan Allah dan bagian dari sistem kehidupan yang harus dikelola oleh manusia.
- Membersihkan Harta (Zakat Pertanian)
Zakat pertanian adalah kewajiban bagi setiap Muslim yang memiliki hasil bumi yang mencapai nisab tertentu. Zakat ini bertujuan untuk menyucikan hasil panen, membantu mereka yang membutuhkan, serta memperkuat kesejahteraan umat.
Kewajiban ini dijelaskan dalam Al-Qur'an, "Berikanlah haknya (zakat) pada hari memetik hasilnya." (QS. Al-An'am: 141). Ayat ini menegaskan bahwa hasil pertanian wajib dizakati segera setelah panen tanpa menunggu haul (satu tahun kepemilikan), berbeda dengan zakat harta lainnya.
- Membantu Sesama
Bersedekah dari hasil panen adalah bentuk kepedulian sosial dan solidaritas terhadap sesama, terutama fakir miskin dan mereka yang membutuhkan. Rasulullah SAW mengajarkan bahwa menanam tanaman yang hasilnya bermanfaat bagi makhluk lain merupakan sedekah yang pahalanya terus mengalir.
- Menambah Keberkahan
Memberikan sebagian dari hasil panen kepada yang berhak akan mendatangkan keberkahan yang lebih besar dari Allah SWT. Keberkahan ini tidak hanya dalam bentuk materi, tetapi juga ketenangan jiwa, kesehatan, dan kebaikan lainnya.
Konsep ini sejalan dengan janji Allah bahwa siapa pun yang bersedekah akan dilipatgandakan pahalanya, menegaskan bahwa kebaikan akan berbalas kebaikan.
Peran Petani sebagai Khalifah di Bumi
Dalam ajaran Islam, manusia memiliki kedudukan istimewa sebagai khalifah atau pemimpin di muka bumi. Peran ini membawa tanggung jawab besar untuk menjaga, memelihara, dan memakmurkan alam semesta, termasuk dalam konteks pertanian.
Pertama, pertanian sebagai bentuk ibadah dan kontribusi pada kemaslahatan umat.
Sebagai khalifah, petani tidak hanya mencari nafkah, tetapi juga menjalankan amanah dari Allah SWT untuk menyediakan pangan bagi umat manusia. Aktivitas bercocok tanam menjadi ibadah ketika dilakukan dengan niat yang tulus, mengikuti syariat, dan memberikan manfaat bagi banyak orang.
Dalam Islam dan Ilmu Pertanian ditegaskan bahwa kegiatan bertani tidak hanya sebatas urusan ekonomi dan teknis, tetapi juga bagian dari ibadah, etika, dan tanggung jawab manusia sebagai khalifah di bumi.
Ini berarti petani memiliki peran sentral dalam menjaga ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat, melengkapi upaya mereka dengan doa bercocok tanam menurut Islam.
Kedua, tanggung jawab menjaga keseimbangan ekosistem dan keberlanjutan.
Manusia sebagai khalifah diamanahi untuk tidak berbuat kerusakan di muka bumi. Dalam pertanian, ini berarti menerapkan praktik-praktik yang berkelanjutan, ramah lingkungan, dan tidak mengeksploitasi sumber daya alam secara berlebihan.
Penggunaan pupuk kimia dan pestisida harus dilakukan dengan bijak, atau bahkan beralih ke metode pertanian organik yang lebih alami.
Konsep kekhalifahan dalam Islam menegaskan bahwa manusia itu bermoral dan bertanggung jawab secara spiritual untuk menjaga keseimbangan alam. Petani memiliki peran krusial dalam menjaga kesuburan tanah, kelestarian air, dan keanekaragaman hayati.
Ketiga, tantangan modern dan solusi Islami dalam pertanian berkelanjutan.
Di era modern ini, pertanian menghadapi berbagai tantangan seperti perubahan iklim, degradasi lahan, dan krisis pangan. Sebagai khalifah, petani Muslim dituntut untuk mencari solusi inovatif yang sejalan dengan prinsip-prinsip Islam.
Ini bisa berarti mengadopsi teknologi pertanian yang efisien, mengembangkan sistem irigasi yang hemat air, atau mempraktikkan agroekologi Islam yang mengintegrasikan nilai-nilai keislaman dengan praktik pertanian yang adil dan berkelanjutan.
Jurnal Korelasi Penerapan Pertanian Berkelanjutan dengan Manusia Sebagai Khalifah di Bumi menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara penerapan pertanian berkelanjutan dengan peran manusia sebagai khalifah di bumi.
Memohon Perlindungan dari Gagal Panen
Kegagalan panen adalah salah satu kekhawatiran terbesar bagi para petani, yang dapat berdampak luas pada kerugian modal dan kesejahteraan. Selain upaya fisik seperti memberikan pupuk yang cocok dan menjaga tanaman dari hama, petani juga perlu melakukan upaya spiritual dengan memanjatkan doa untuk mengamankan ladang atau lahan pertaniannya.
Ini adalah bagian integral dari praktik doa bercocok tanam menurut Islam.
- Doa Rasulullah SAW untuk Perlindungan Panen
Rasulullah SAW secara jelas berdoa agar Allah SWT memelihara ladang yang sudah mulai berbuah hingga akhir masa panen dari segala gangguan yang menyebabkan gagal panen.
Doa ini adalah bentuk tawakal dan permohonan perlindungan kepada Sang Pencipta, seperti yang diriwayatkan oleh Imam An-Nawawi dalam Al-Adzkar.
- Tawakal setelah Berusaha Maksimal
Dalam Islam, doa adalah bagian dari tawakal, yaitu menyerahkan segala urusan kepada Allah setelah melakukan usaha maksimal. Petani diharapkan untuk tidak hanya berdoa, tetapi juga melakukan ikhtiar terbaik dalam merawat tanamannya.
Ini termasuk pemilihan bibit, pengolahan tanah, pemupukan, pengairan, dan pengendalian hama secara teratur. Setelah semua usaha fisik dilakukan, barulah hati diserahkan sepenuhnya kepada Allah, memohon hasil terbaik dan perlindungan dari segala musibah.
- Pentingnya Ikhtiar dan Doa
Kombinasi antara ikhtiar (usaha) dan doa adalah kunci keberhasilan dalam pertanian menurut pandangan Islam. Doa bukan pengganti usaha, melainkan pelengkap yang memberikan kekuatan spiritual dan keyakinan.
- Hikmah di Balik Kegagalan
Meskipun telah berdoa dan berusaha, terkadang kegagalan panen tetap terjadi. Dalam Islam, setiap musibah memiliki hikmah. Kegagalan bisa menjadi ujian kesabaran, pengingat untuk lebih introspeksi, atau dorongan untuk meningkatkan kualitas usaha di masa mendatang.
Seorang Muslim diajarkan untuk tetap berprasangka baik kepada Allah dan percaya bahwa ada kebaikan di balik setiap takdir, serta terus mengamalkan doa bercocok tanam menurut Islam.
FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)
-
Apa hukumnya berdoa saat bercocok tanam dalam Islam?
Berdoa saat bercocok tanam dalam Islam sangat dianjurkan dan merupakan bagian dari ibadah. Doa adalah bentuk tawakal kepada Allah SWT setelah melakukan ikhtiar maksimal, memohon keberkahan dan hasil yang baik dari usaha pertanian. Ini juga merupakan pengakuan bahwa segala rezeki berasal dari-Nya.
-
Apakah ada doa khusus untuk memulai menanam?
Ya, untuk memulai menanam, dianjurkan untuk membaca Basmalah (Bismillah hirohman nirohim) sebagai permulaan yang baik. Selain itu, ada juga doa dari Sayyid Utsman bin Yahya yang memohon agar Allah menjaga tumbuhan dan memberikan hasil yang melimpah.
-
Mengapa penting membaca Basmalah sebelum menanam?
Membaca Basmalah sebelum menanam penting karena merupakan bentuk pengakuan akan keesaan Allah dan permohonan keberkahan. Setiap perkara penting yang tidak dimulai dengan Basmalah dianggap terputus berkahnya, sehingga dengan membacanya, diharapkan aktivitas menanam mendapatkan rahmat dan keberkahan dari Allah SWT.
-
Apa keutamaan menanam pohon menurut Islam?
Keutamaan menanam pohon dalam Islam sangat besar, di antaranya adalah berpahala sedekah, mendapatkan pahala jariyah yang terus mengalir bahkan setelah meninggal dunia, dan pahala seukuran jumlah buah yang dihasilkan. Menanam pohon juga merupakan anjuran Nabi Muhammad SAW untuk merawat bumi dan menjaga keseimbangan alam.
-
Bagaimana cara memohon keberkahan untuk hasil pertanian?
Untuk memohon keberkahan hasil pertanian, seorang Muslim dapat mengamalkan doa-doa yang diajarkan Rasulullah SAW, seperti doa saat melihat buah pertama matang dan doa memohon hasil akhir yang baik. Selain itu, menjaga niat yang tulus, menerapkan etika pertanian yang baik, serta bersyukur dan bersedekah dari hasil panen juga merupakan cara untuk mendatangkan keberkahan.

3 weeks ago
15
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/904568/original/070887100_1434622909-imagepemimpinresized.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3120399/original/060326300_1588698008-syed-muizur-MrRUgFfSjBA-unsplash.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5381630/original/058311500_1760512958-Dua_orang_muslim_berdoa.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5365522/original/031085600_1759199598-Wanita_berdoa_menengadahkan_kedua_tangan.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2223459/original/090937300_1526989466-iStock-483807056.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4975686/original/001020200_1729565914-nama-sahabat-nabi.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3349760/original/068310500_1610683254-muslim-woman-pray-with-beads-read-quran_73740-667__4_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2816698/original/011383300_1558943066-shutterstock_1104214622.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5380435/original/008084100_1760424585-Pria_berdoa_setelah_sholat__Pexels_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/813545/original/080167000_1424263004-neraka.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4683631/original/073976400_1702380433-ilustrasi_melihat_nabi_dalam_mimpi.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4606522/original/076122700_1696998857-IMG-20231011-WA0002.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3110450/original/059507500_1587634731-Praying_Hands_With_Faith_In_Religion_And_Belief_In_God__Power_Of_Hope_And_Devotion___1_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5348709/original/090969100_1757859256-bioskop.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4889994/original/071009200_1720767600-pexels-zeynep-sude-emek-193601188-20785719.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4510253/original/039550900_1689953461-th__3_.jpeg)





























