Liputan6.com, Jakarta - Doa Istiadzah begitu akrab dengan umat Islam. Umumnya, muslim mengetahui bahwa doa ini adalah perlindungan dari setan yang terkutuk saat membaca Al-Qur'an. Lebih dari itu, istidzah dianjurkan ketika beraktivitas lain di luar ibadah.
Merujuk Jurnal berjudul Nilai-Nilai Optimisme dalam Istiadzah dan Basmalah (Studi Tafsir Ar-Razi), karya Yuzaidi dkk, UIN Sumut, istiadzah secara etimologi berasal dari kata kerja ista‘adza yang bermakna “meminta perlindungan”. Kata dasarnya ‘adza berarti berlindung, dan dengan tambahan alif, sin, dan ta’ menjadi bentuk permintaan (thalab), sehingga ista‘adza berarti “meminta perlindungan”.
Dalam kamus Al-Munjid, ista‘adza diartikan sebagai lajaa (berlindung), i‘tashama (meminta perlindungan), dan tahassana (memohon penjagaan).
Untuk mengetahui lebih banyak mengenai fadhilah istiadzah, mari simak bacaan istiadzah, makna, hukum dan tata cara pengucapannya.
Bacaan Doa Istiadzah
Menurut Imam Fakhruddin ar-Razi dalam Tafsir al-Kabir (Mafatih al-Ghaib), istiadzah adalah permintaan perlindungan kepada Allah dari segala yang dilarang dan dicegah, baik dalam urusan keyakinan maupun perbuatan anggota tubuh. Ar-Razi menyoroti makna istiadzah sebagai bentuk taqarrub (pendekatan diri) dan penyerahan total kepada kekuasaan serta kasih sayang Allah.
Redaksi atau bacaan lafal isti’adzah yang paling populer dan unggul menurut jumhur ulama dan praktisi ahli qira’at dan sesuai sunnah adalah:
أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ
Latin: A‘ūdzu billāhi minasy-syaithānir-rajīm
Artinya: “Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk.”
Kalimat ini disebut ta‘awwudz, biasanya dibaca sebelum membaca Al-Qur’an, berdoa, atau ketika seseorang ingin terhindar dari bisikan dan gangguan setan, sebagaimana perintah Allah dalam QS. An-Nahl: 98.
فإِذَا قَرَأْتَ اْلقُرْأَنَ فَاسْتَعِذْ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ
Latin: Fa idzā qara'ta al-Qur'āna fasta‘idz billāhi minasy-syaithānir-rajīm.
Artinya: “Maka apabila engkau membaca Al-Qur’an, mohonlah perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk.” (QS. An-Nahl: 98).
Dalam Buku Tafsir Ibnu Ktasir, Ibnu Katsir menjelaskan bahwa setan senantiasa berusaha mengganggu hati dan pikiran manusia agar lalai dari bacaan Al-Qur’an, baik dengan rasa waswas, bosan, atau lupa terhadap maknanya. Maka Allah memerintahkan pembacanya untuk berlindung kepada-Nya terlebih dahulu agar bacaan itu suci dari campur tangan setan.
Sedangkan dalam hadits yaitu diriwayatkan oleh Nafi’ dari Jubair bin Mut’im dari bapaknya dari Nabi SAW, “Sesungguhnya Beliau membaca isti’adzah sebelum membaca Al-Qur’an persis seperti lafadz di atas”, (أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ).
Para ulama sepakat bahwa isti’adzah bukan bagian dari Al-Qur’an. Meskipun demikian, jumhur ulama menganjurkan bagi orang yang hendak membaca Al-Qur’an untuk membacanya, baik ketika membaca di awal surat atau pertengahan surat. Tapi sebagian riwayat menyatakan bahwa anjuran di atas tidak sekadar anjuran yang bersifat tanpa tuntutan namun anjuran yang bersifat keharusan, yaitu wajib.
Hukum Membaca Isti’adzah
Para ulama berbeda pendapat mengenai hukum membaca isti’adzah sebelum membaca Al-Qur’an, khususnya yang didasarkan pada perintah dalam QS. an-Nahl ayat 98:
فَإِذَا قَرَأْتَ الْقُرْآنَ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
Artinya: "Apabila kamu membaca Al-Qur'an, maka mohonlah perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk."
1. Istiadzah Sunnah
Jumhur Ulama (Mayoritas) berpendapat membaca doa istiadzah Sunnah. Sebab, kata perintah (amr) dalam ayat tersebut menurut jumhur ulama bermakna anjuran (sunnah), bukan wajib. Kedua, tidak ada riwayat yang mewajibkan secara eksplisit dari Nabi SAW.
Merujuk Imam an-Nawawi dalam al-Tibyan fi Adab Hamalat al-Qur’an, Nabi SAW memang mengajarkan bacaan isti’adzah, namun tidak mewajibkan.Pendapat ini diikuti jumhur ulama dan ahli qira’at, bahkan dianggap seperti ijma’ (kesepakatan).
2. Istiadzah Wajib
Sebagian ulama berpendapat hukum istiadzah wajib. Sebab, Kalimat perintah pada ayat di atas bermakna wajib secara hakiki (perintah yang harus dilaksanakan). Tidak ada dalil yang mengubah makna perintah tersebut.
Imam Fakhruddin ar-Razi menegaskan kewajiban ini dan menyatakan Nabi tidak pernah meninggalkan isti’adzah saat membaca Al-Qur’an.
Sementara, Ibnu Sirin menyatakan, kewajiban ini cukup sekali seumur hidup. Jika sudah pernah membaca isti’adzah sekali dalam hidup, gugurlah kewajiban tersebut.
Kapan Isti’adzah Dibaca?
Terkadang muncul pertanyaan, kapan doa istiadzah dibaca. Sebelum atau sesudah membaca Al-Qur'an. Sebab, Ayat QS. an-Nahl: 98 secara literal menggunakan fi’il madhi (masa lampau), sehingga ada yang memahami dibaca setelah membaca Al-Qur’an.
Lantas bagaimana penjelasan ulama?
Mayoritas ulama menyatakan dibaca sebelum membaca Al-Qur’an. Ini dianalogikan dengan ayat wudhu’ (QS. al-Maidah: 6), meski redaksinya juga berbentuk madhi tapi maknanya sebelum melakukan shalat.
Sebagian ulama menyarankan dibaca sebelum dan sesudah membaca Al-Qur’an. Sebelum, untuk meminta penjagaan dari godaan setan. Sesudah, untuk menghilangkan rasa ujub atau bangga diri setelah membaca.
Hukum Membaca Isti’adzah di Dalam dan di Luar Sholat Dan Tata Caranya
1. Di Dalam Sholat
Disunnahkan membaca isti’adzah sebelum membaca Al-Fatihah pada rakaat pertama, baik shalat jahriyah (dikeraskan) atau sirriyah (direndahkan).
Cara membacanya: Direndahkan suaranya (tidak dikeraskan), baik dalam shalat sirriyah maupun jahriyah.
2. Di Luar Sholat
Disunnahkan membaca isti’adzah sebelum membaca Al-Qur’an, baik sendirian, di majelis, atau saat belajar.
Cara membacanya: Dikeraskan bila membaca di depan orang lain atau guru, agar didengar dan bisa dikoreksi.Direndahkan bila membaca sendiri atau di situasi tertentu (misal, bergiliran dalam majelis tahfidz/maqra’ah).
Imam Khalaf al-Husainiy dalam Buku Qira'at Khalaf menjelaskan:
Doa istiadzah Dikeraskan (Jahr) Disunnahkan jika:
- Membaca di hadapan orang lain/penyimak.
- Membaca di depan guru.
- Membaca Al-Qur’an secara jahr (dikeraskan).
- Mayoritas ulama qira’at menganjurkan jahr, kecuali Imam Nafi’ dan Hamzah.
Direndahkan (Sirr) Disunnahkan jika:
- Membaca sendiri.
- Dalam shalat (baik jahriyah maupun sirriyah).
- Dalam majelis bersama penghafal Al-Qur’an (maqra’ah).
Bolehkah Doa Istiadzah Dibaca Saat Akan Beraktivitas (Amaliyah)
Para ulama sepakat doa istiadzah boleh dan justru dianjurkan saat akan beraktivitas, di luar membaca Al-Qur’an, terutama saat menghadapi godaan, bahaya, atau aktivitas yang rawan gangguan setan. Hal ini berdasarkan dalil Al-Qur’an, hadis dan kajian ulama.
"Isti’adzah tidak hanya disyariatkan ketika membaca Al-Qur’an, tetapi juga pada setiap keadaan ketika seorang hamba membutuhkan perlindungan Allah dari gangguan setan, baik dalam shalat, ketika marah, ketika takut, ketika tidur, dan aktivitas lainnya," jelas Imam Ibnul Qayyim dalam Al-Wabil ash-Shayyib.
Hal ini berdasar dalil Al-Qur'an, salah satunya QS Al-Mu’minun: 97-98
وَقُلْ رَبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنْ هَمَزَاتِ الشَّيَاطِينِ > وَأَعُوذُ بِكَ رَبِّ أَنْ يَحْضُرُونِ
Artinya: Dan katakanlah: 'Ya Tuhanku, aku berlindung kepada Engkau dari bisikan-bisikan setan. Dan aku berlindung (pula) kepada Engkau, ya Tuhanku, agar mereka tidak mendekatiku.'
Dalil lainnya adalah QS. Al-A’raf: 200
وَإِمَّا يَنزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَانِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ إِنَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
Artinya: "Dan jika kamu ditimpa godaan setan, maka mohonlah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Kemudian, QS. Fussilat: 36
وَإِمَّا يَنزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَانِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ
"Dan jika setan mengganggumu dengan suatu godaan, maka mohonlah perlindungan kepada Allah."
Anjuran Rasulullah Terkait Doa Istiadzah
Rasulullah SAW menganjurkan agar umat Islam membaca doa istiadzah. Cukup banyak hadis yang meriwayatkan anjuran Rasulullah tersebut. Di antaranya, hadis riwayat Sulaiman bin Shurad, Rasulullah SAW bersabda:
"Jika salah seorang di antara kalian marah, hendaklah ia berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk." > (HR. Bukhari no. 3282 dan Muslim no. 2610)
Kemudian, hadis tentang masuk tempat buang air. Dari Anas bin Malik, Rasulullah SAW bersabda: "Apabila salah seorang di antara kalian masuk ke kamar kecil, hendaklah ia berdoa:'Allahumma inni a’udzu bika minal khubutsi wal khaba’its.' (Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari setan laki-laki dan perempuan)." (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis tentang keluar rumah:Dari Anas bin Malik, Rasulullah SAW bersabda: "Jika seseorang keluar dari rumahnya lalu membaca: 'Bismillah, tawakkaltu ‘alallah, la haula wa la quwwata illa billah,' maka dikatakan kepadanya: 'Engkau telah diberi petunjuk, dicukupi, dan dilindungi.'"(HR. Abu Dawud no. 5095, Tirmidzi no. 3426)
Imam An-Nawawi dalam Al-Adzkar menjelaskan, disunnahkan bagi setiap muslim untuk memperbanyak isti’adzah dalam setiap keadaan yang dikhawatirkan terjadi gangguan setan, baik dalam ibadah maupun aktivitas sehari-hari.
Contoh Praktik Membaca Istiadzah di Luar Membaca Al-Qur’an
Isti’adzah boleh dan dianjurkan dibaca dalam segala aktivitas yang dikhawatirkan terjadi gangguan setan atau keburukan. Berikut ini contohnya:
1. Saat Marah: Ketika merasa emosi/marah, membaca: "A’udzu billahi minasy-syaithanir-rajim" (Aku berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk).
2. Saat Masuk Kamar Mandi: "Allahumma inni a’udzu bika minal khubutsi wal khaba’its."
3. Saat Takut, Gelisah, atau Akan Tidur: Membaca isti’adzah agar terhindar dari gangguan setan dan mimpi buruk.
4. Saat Keluar Rumah: Membaca doa keluar rumah yang mengandung permohonan perlindungan.
5. Saat Mendengar Suara Hewan yang Menakutkan (anjing melolong, dsb): Membaca isti’adzah.
People also Ask:
1. Apa itu doa istiadzah?
Bacaan utama isti'adzah atau ta'awudz adalah "أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ" (A'ūdzu billāhi minasy-syaithānir-rajīm), yang artinya "Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk". Bacaan ini dianjurkan dibaca sebelum memulai membaca Al-Qur'an untuk memohon perlindungan dari gangguan setan.
2. Bagaimanakah bunyi bacaan isti adzah?
Bacaan isti'adzah adalah أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ (A'udzu billahi minasy syaithanir rajim), yang berarti "Aku berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk". Bacaan ini dibaca sebelum memulai membaca Al-Qur'an untuk memohon perlindungan dari gangguan setan. Ada juga beberapa variasi bacaan isti'adzah yang diriwayatkan, namun bacaan di atas adalah yang paling masyhur.
3. Apa doa shalat istisqa?
Doa Sholat Istisqa Memohon Hujan
Arab Latin: Allāhummasqinā ghaitsan mughītsan hanī'an marī'an (lan riwayat murī'an) ghadaqan mujallalan thabaqan sahhan dā'iman. Artinya, "Ya Allah, turunkan kepada kami air hujan yang menolong, mudah, menyuburkan, yang lebat, banyak, merata, menyeluruh, dan bermanfaat abadi."
4. Kapan membaca istiadzah secara jahr?
Hadits ini menunjukkan bahwa isti'adzah diucapkan setelah membaca doa istiftah. Kemudian, para ulama sepakat isti'adzah diucapkan pada raka'at pertama dalam shalat.

3 weeks ago
16
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/904568/original/070887100_1434622909-imagepemimpinresized.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3120399/original/060326300_1588698008-syed-muizur-MrRUgFfSjBA-unsplash.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5381630/original/058311500_1760512958-Dua_orang_muslim_berdoa.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5365522/original/031085600_1759199598-Wanita_berdoa_menengadahkan_kedua_tangan.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2223459/original/090937300_1526989466-iStock-483807056.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4975686/original/001020200_1729565914-nama-sahabat-nabi.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3349760/original/068310500_1610683254-muslim-woman-pray-with-beads-read-quran_73740-667__4_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2816698/original/011383300_1558943066-shutterstock_1104214622.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5380435/original/008084100_1760424585-Pria_berdoa_setelah_sholat__Pexels_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/813545/original/080167000_1424263004-neraka.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4683631/original/073976400_1702380433-ilustrasi_melihat_nabi_dalam_mimpi.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4606522/original/076122700_1696998857-IMG-20231011-WA0002.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3110450/original/059507500_1587634731-Praying_Hands_With_Faith_In_Religion_And_Belief_In_God__Power_Of_Hope_And_Devotion___1_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5348709/original/090969100_1757859256-bioskop.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4889994/original/071009200_1720767600-pexels-zeynep-sude-emek-193601188-20785719.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4510253/original/039550900_1689953461-th__3_.jpeg)





























