10 Destinasi Wisata Alam Hingga Sejarah di Kuching Sarawak

6 hours ago 4

TEMPO.CO, Jakarta - Kuching tidak hanya menawarkan lanskap perkotaan unik tapi juga kekayaan alam Sarawak yang menakjubkan. Dapat ditempuh dengan penerbangan selama sekitar satu jam lebih dari Jakarta, Kuching bisa jadi rekomendasi destinasi liburan berikutnya.

Ibu kota Sarawak, Malaysia ini dikelilingi oleh Laut Cina Selatan di satu sisi dan hutan hujan khatulistiwa yang lebat di sisi lainnya. Kota ini dibentuk oleh perdagangan, migrasi, dan sejarah berlapis selama berabad-abad. Dulunya merupakan rumah bagi White Rajahs, keluarga Inggris yang memerintah Sarawak selama lebih dari satu abad.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Cuaca di Kuching relatif hangat dan lembap sepanjang tahun karena kondisi alamnya yang tropis dan subur. Waktu terbaik mengunjungi Kuching saat musim kemarau, dari April hingga Oktober, seperti dilansir dari Lifestyle Asia. Cuacanya ideal untuk perjalanan ke taman nasional, pelayaran sungai atau festival budaya.

Kalau berkunjung saat bulan Juli, terdapat Festival Musik Hutan Hujan Dunia mengubah Desa Budaya Sarawak menjadi panggung irama dan tradisi global. Tentu saja ini saat musim puncak, wisatawan akan lebih banyak dan harga lebih tinggi. Kota ini dapat dijangkau melalui udara terutama bagi wisatawan Asia Tenggara. Bandara Internasional Kuching (KIA) hanya berjarak 20 menit dari pusat kota. 

Berikut ini destinasi wisata yang menarik dikunjungi di Kuching baik untuk pecinta budaya sejarah hingga alam. 

1. Museum Kebudayaan Borneo

Museum Kebudayaan Borneo, merupakan museum terbesar di Malaysia. Museum ini memamerkan berbagai artefak, tekstil, dan seni suku asli, yang memberikan wawasan tentang tradisi, adat istiadat, dan sejarah berbagai komunitas di pulau tersebut.

2. Museum Sarawak

Museum Sarawak didirikan oleh Charles Brooke pada tahun 1860, menurut keterangan dalam websitenya. Atas bantuan Alfred Russell Wallace, mereka mendirikan museum sementara di Pasar, pada 30 Oktober 1886. Kemudian museum yang layak dibangun di lokasi saat ini dan dibuka untuk umum pada tanggal 4 Agustus 1891.

Museum ini tumbuh perlahan sambil tetap menjaga kebanggaan, identitas, dan tradisi masyarakat adat, warga Sarawak. Museum ini menyimpan banyak koleksi benda yang menceritakan sejarah budaya dan alam Sarawak, mulai dari fosil prasejarah hingga kenang-kenangan kolonial.

3. Museum Kucing

Museum ini bertempat di Lantai Lobi Kantor Pusat Balai Kota Kuching Utara di puncak Bukit Siol, Petra Jaya, Kuching. Terletak di ketinggian 60 meter di atas permukaan laut, museum menawarkan pemandangan indah Kota Kuching. Luasnya mencapai 1.035 meter persegi yang terdiri dari empat galeri dengan lebih dari 4.000 artefak termasuk lukisan dan kenang-kenangan.

Wisatawan dapat mengunjungi museum ini setiap hari, mulai jam 9 pagi hingga setengah 5 sore kecuali hari libur nasional. Museum unik ini merupakan penghormatan terhadap kecintaan masyarakat Kuching terhadap kucing. 

4. Kuil Tua Pek Kong

Ikon budaya Kuching lainya adalah kuil Pek Kong. Kuil Cina ini terkenal dengan desainnya yang penuh hiasan, warna-warna cerah, dan ukiran rumit. Didedikasikan untuk dewa Tao Tua Pek Kong, tempat ini merupakan tempat ibadah dan simbol warisan Tionghoa di Kuching.

5. Taman Nasional Bako

Taman nasional tertua di Sarawak memiliki bentang alam yang sangat beragam, mulai dari hutan bakau berawa dan pantai di tepi tebing hingga hutan lebat. Tempat ini merupakan rumah bagi bekantan yang unik, lemur terbang, babi berjanggut, dan lebih dari 150 spesies burung.

Selain itu, taman nasuonal ini memiliki sistem jalan setapak yang luas terdiri dari 16 jalur hutan berkode warna yang menawarkan berbagai pilihan berjalan kaki dan hiking. Bagi yang suka berpetualang dapat memilih pendakian di hutan selama seharian atau ekspedisi berkemah semalam, sementara mereka yang lebih suka bersantai dapat memilih jalan-jalan santai di hutan. 

Aksi orangutan di Semenggoh Nature Reserve Sarawak, Sabtu 29 Juni 2024. TEMPO/JONIANSYAH HARDJONO

6. Taman Nasional Lahan Basah Kuching

Hanya dengan perjalanan singkat menggunakan perahu dari kota, tempat perlindungan pantai ini merupakan labirin hutan bakau, sungai pasang surut, dan dataran lumpur. Luasnya mencapai 6.610 hektar di muara sungai Sibu Laut dan Salak. Taman ini sebagian besar terdiri dari sistem bakau asin yang mencakup jaringan luas jalur air laut dan anak sungai pasang surut yang menghubungkan dua sungai utama yang membentuk batas taman. Ekosistem taman ini menarik perhatian para pecinta alam, seperti lumba-lumba Irrawaddy yang langka, bekantan, dan buaya air asin. 

7. Pusat Satwa Liar Semenggoh

Terletak di dalam kawasan hutan lindung, Pusat Satwa Liar Semenggoh ini untuk merawat hewan liar yang terluka, menjadi yatim piatu, atau sebelumnya dipelihara sebagai hewan peliharaan ilegal. Letaknya di Cagar Alam Semenggoh, sejauh 24 kilometer dari Kuching. Selain merehabilitasi hewan terluka, tempat yang didirikan pada tahun 1975 ini juga bertujuan melakukan penelitian satwa liar dan mendidik masyarakat tentang konservasi dan merawat hewan-hewan yang terancam punah dari berbagai spesies. Kalau mengunjungi Semenggoh wisatawan dapat kesempatan unik untuk mengamati hewan-hewan luar biasa ini di habitat aslinya.

8. Cagar Alam Gua Angin

Terletak di lanskap batu kapur Bau, Gua Angin dinamai berdasarkan angin alami yang mengalir melalui ruangannya. Gua ini dipenuhi jalan setapak kayu yang memandu penjelajah melewati koloni burung walet dan formasi stalaktit yang menakutkan. Setelah mengunjungi gua, Anda dapat berenang di sungai yang menyegarkan.

Gua Angin hanya setengah jam berkendara dari Kuching. Sekitar delapan kilometer dari Gua Angin, terdapat Gua Peri. Sederet anak tangga beton mengarah ke pintu masuk gua yang tinggi di tebing batu kapur. Seperti Gua Angin, terdapat jalan setapak dari papan untuk membantu pengunjung menjelajahi lorong. 

9. Masjid Terapung

Seperti dilansir dari Sarawak Tourism Board, Masjid Terapung Sarawak dikenal sebagai Masjid India Kuching. Wisatawan yang mengunjungi masjid ini juga terpesona dengan pemandangan panorama daerah sekitarnya termasuk Jembatan Darul Hana yang ikonik dan Kuching Waterfront. 

Terletak di sepanjang Sungai Sarawak, masjid yang dibuka tahun 2019 ini terkenal dengan desain uniknya yang tampak mengapung di sungai. Bangunannya memadukan arsitektur Islam tradisional dengan unsur-unsur kontemporer. Terdapat kubah utama dan beberapa kubah kecil, dengan pola geometris rumit dan kaligrafi menghiasi bagian dalam dan luarnya.

10. Carpenter Street

Carpenter Street termasuk salah satu kawasan historis yang terletak di pusat kota Kuching. Jalan raya ini terkenal karena pesona era kolonialnya, dengan deretan rumah toko era kolonial, butik unik dan restoran kuno. Banyak di antaranya berasal dari abad ke-19 dan masih ditempati oleh keluarga yang telah tinggal di sana selama beberapa generasi. 

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |