TEMPO.CO, Jakarta - Musim ini Manchester United benar-benar merana. Kegagalan menjuarai Liga Europa, karena kalah 0-1 oleh Tottenham Hotspur, pada pekan ini, membuat mereka dipastikan gagal lolos ke kompetisi Eropa musim depan.
Ketika pemain, manajemen, dan suporter klub Liga Inggris ini tengah larut dalam nestapa, di Liga Italia ada Scott McTominay yang tengah bersuka cita. Mantan pemain Manchester United ini berhasil mengantar Napoli menjadi juara Liga Italia 2024/2025. Perannya sangat besar sehingga terpilih sebagai pemain terbaik musim ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
McTominay, 28 tahun, baru dilepas MU pada akhir musim lalu. Performa dia yang dalam musim sebelumnya terlihat biasa-biasa saja langsung melonjak di Napoli.
McTominay bukan satu-satunya. Sejumlah pemain yang dilepas Manchester United juga merasakan musim dan performa lebih baik bersama klub barunya. Inilah mereka:
1. Scott McTominay (Napoli)
Scott McTominay adalah lulusan akademi United. Ia pernah memperkuat tim utama klub itu dalam 255 pertandingan dengan 29 gol dan 8 assist, dari 2017 hingga 2024.
Meskipun ikut meraih Piala FA (2016) dan Piala Liga (2023), ia lebih sering menjadi pemain pelapis, karena kalah bersaing dengan Bruno Fernandes dan Kobbie Mainoo.
Pada Agustus 2024, ia dijual ke Napoli seharga US$ 25,7 juta. Penjualannya dimaksudkan untuk membantu keuangan United dan membuka ruang bagi Manuel Ugarte.
Di Napoli, McTominay menjadi bintang utama. Ia mencetak 11 gol dan 4 assist dalam 33 penampilan di Serie A. Ia berperan besar mengantar timnya juara, sehingga terpilih sebagai pemain terbaik musim ini.
2. Antony (Real Betis)
Antony direkrut Manchester United dari Ajax pada 2022 seharga 85 juta pound dan menjadi salah satu transfer termahal United. Performnya tak sesuai harapan. Dalam dua musim, ia hanya mencetak 5 gol dan 3 assist dalam 62 penampilan di Premier League. Isu di luar lapangan juga mempengaruhi performanya. Ia menghadapi tuduhan kekerasan pada perempuan.
Pada musim panas 2024, ia dipinjamkan ke Real Betis hingga akhir musim 2024/2025. Di klub Liga Spanyol tersebut ia, langsung menunjukkan kebangkitan, mencatatkan lima gol dan dua assist dalam 17 pertandingan di La Liga hingga Mei 2025. Ia meraih penghargaan Man of the Match dua kali dalam tiga laga awal. Direktur Betis, Manu Fajardo, sedang menegosiasikan transfer permanen. Antony pun mengaku seperti di rumah saat bermain Betis.
3. Romelu Lukaku (Napoli)
Di Napoli yang baru juara juga ada Romelu Lukaku, mantan pemain Manchester United lain. Namun, kasusnya sedikit berbeda karena ia sudah meninggalkan klub Liga Inggris itu sejak 2019.
Lukaku hanya mencetak 16 dan 12 gol di Premier League dalam dua musim berkiprah di Liga Inggris. Ia dianggap tidak konsisten dan dilepas ke Inter Milan seharga 74 juta pound.
Pemain depan Belgia ini kemudian bersinar di Inter Milan dengan 34 gol pada 2019/2020, membantu memenangkan Scudetto 2020/2021. Di Napoli, musim ini, ia mencetak 13 gol dan 11 assist. Netizen sempat mengomentari performanya dengan menyatakan Lukaku menemukan versi terbaiknya setelah meninggalkan MU.
4. Mason Greenwood (Marseille)
Mason Greenwood dilepas Manchester United karena masalah hukum (kasus perkosaan) yang melilitnya. Ia hanya bermain 10 kali pada 2022/2023 karena masalah yang melilitnya. Ia kemudian dipinjamkan ke Getafe sebelum dijual ke Marseille pada 2024. Di Marseille, ia berhasil mencetak 15 gol dalam 24 pertandingan, menjadi pencetak gol terbanyak kedua di Ligue 1 2024/2025. Ia menemukan ketajamannya setelah jauh dari MU karena bisa berfokus pada sepak bola tanpa tekanan media Inggris.
5. David De Gea (Fiorentina):
Di United, kontrak De Gea habis pada 2023 setelah memperkuat klub selama 12 tahun. Dia dianggap tidak cocok dengan gaya permainan Erik ten Hag yang membutuhkan kiper dengan distribusi bola baik.
Ia kemudian bergabung dengan Fiorentina. Pemain senior ini mampu menunjukan performa apiknya: menjadi kiper utama dengan 75 persen tingkat penyelamatan, tertinggi kedua di Serie A, termasuk menahan dua penalti melawan AC Milan. Pengalaman dan refleksnya belum hilang. Ia juga mampu lebih fokus dengan performa penyelamatan tanpa menghadapi tekanan untuk aktif membangun permainan seperti di MU.
6. Jadon Sancho (Chelsea)
Di Manchester United, Jadon Sancho hanya mencetak sembilan gol dan enam assist dalam 83 penampilan sejak bergabung pada 2021. Ia sering berselisih dengan Ten Hag dan kemudian dipinjamkan ke Chelsea pada 2024/2025.
Bersama The Blues, ia berperan dalam 8 gol (3 gol, 5 assist) dalam 22 pertandingan di Premier League hingga Mei 2025. Kreativitasnya telah kembali ketika bermain di luar MU.
7. Anthony Martial (AEK Athens)
Di Manchester United, performa Martial menurun. Setelah menjalani musim terbaiknya (2019/2020, 17 gol), ia hanya mencetak 2 gol dalam 19 laga. Ia akhirnya dipinjamkan ke Sevilla pada 2021/2022.
Kontraknya habis pada 2024. Ia kemudian bergabung dengan AEK Athens di Liga Yunani. Ia mampu mencetak 9 gol dan 2 assist dalam 19 pertandingan, membantu AEK bersaing di papan atas. Pengalaman dan kemampuannya sudah menurun di MU, tapi masih cukup kompetitif untuk bersaing di Liga Yunani.
Analisis Penyebab
Ketujuh pemain di atas menghadapi masalah yang kurang lebih sama. Di Manchester United mereka menghadapi tekanan persaingan dan sorotan media, yang sering menghambat performa. Klub-klub baru mereka menawarkan suasana lebih kondusif. Pelatih-pelatih di klub tersebut juga menganggap mereka sebagai aset berharga sehingga taktik kadang disesuaikan untuk mengakomodasi mereka. Level kompetisi yang lebih rendah, terutama yang bergabung dengan klub di luar Inggris, juga membantu para pemain itu.