Adaptasi Lokal dalam Film Dendam Malam Kelam Karya Danial Rifky

5 hours ago 5

TEMPO.CO, Jakarta - Sutradara Danial Rifky menekankan pentingnya kesesuaian konteks lokal dalam adaptasi film horor Dendam Malam Kelam, yang diangkat dari film thriller psikologis Spanyol El Cuerpo (The Body) yang rilis 2012. Dalam konferensi pers di kantor Falcon Pictures, Mampang, Jakarta Selatan pada Jumat malam, 16 Mei 2025, ia menjelaskan pendekatannya untuk menjadikan cerita lebih dekat dengan penonton Indonesia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Adaptasi kan harus mencari kesesuaiannya dengan Indonesia. Cerita dari Spanyol itu bagaimana ketika ditonton orang Indonesia bisa relevan,” ujarnya. Alih-alih meniru latar aslinya yaitu puslabfor (Pusat Laboratorium Forensik) bertingkat, Rifky memilih jalur menelusuri bangunan kolonial. 

“Indonesia itu banyak bangunan-bangunan kolonial. Bekas penjajahan masa dulu. Itu punya banyak terowongan bawah tanah. Kami menemukan banyak seperti itu di Bandung. Terowongan Jepang, terowongan Belanda,” tuturnya. Untuk itu, latar dalam film ini pun dibangun ke bawah: basement, gorong-gorong, dan lorong-lorong tua yang menyimpan gema masa lampau. 

Karakter dengan Pendekatan Lokal

Proses adaptasi tidak berhenti pada lokasi. Rifky juga menyesuaikan karakter agar lebih membumi di mata penonton Indonesia. “Begitu pun dengan karakter. Kami mencari padanannya atau yang lebih nyata di manusia Indonesia,” kata Rifky.

Marissa Anita, pemeran Sofia, menggali sisi psikologis tokohnya dari pendekatan emosi. Ia menghindari peniruan terhadap karakter di versi Spanyol. “Kalau saya melihat Sofia itu, tidak mau meniru persis. Tapi lebih mencari, apa sih kesamaan emosinya?” tutur Marissa. Ia menyebut kendali sebagai benang merah watak Sofia. “Dia itu gila kendali banget. Tapi tingkat kebutuhan dia akan kendali itu sangat tinggi,” ungkapnya menambahkan.

(Dari kiri) Aktris Marissa Anita, sutradara Danial Rifky, dan aktor Arya Saloka dalam konferensi pers film Dendam Malam Kelam di Falcon Pictures, Mampang, Jakarta Selatan, 16 Mei 2025. Tempo/Jasmine

Arya Saloka yang memerankan Jefri pun menyampaikan pandangan serupa. Ia menonton versi asli namun memutuskan untuk tak menirunya. “Setiap aktor punya warnanya sendiri,” tutur bintang sinetron Ikatan Cinta itu. Arya bersama tim menggali nuansa Indonesia dalam pengembangan karakter. 

Bahkan, ia mengatakan, sempat muncul ide untuk mengganti elemen toksin dalam film dengan jamu. “Tadinya sempat mau jamu, bukan toksin. Karena jamu kan Indonesia sekali. Tapi mungkin ada beberapa pertimbangan,” ujarnya. Menurut Arya, jika Sofia adalah sosok pengendali, maka Jefri adalah yang dikendalikan. “Memang orang yang dikendalikan. Mencoba untuk berpikir dia yang mengendalikan, tapi ternyata terbalik—jadi dia yang terkendali,” kata dia, menjelaskan dinamika batin tokohnya.

Tentang Dendam Malam Kelam

Dendam Malam Kelam dijadwalkan tayang di bioskop Indonesia pada 28 Mei 2025. Film ini diproduksi oleh Falcon Pictures dan menampilkan deretan aktor papan atas seperti Arya Saloka, Bront Palarae, Marissa Anita, dan Davina Karamoy. Cerita berpusat pada Jefri dan Sarah, pasangan selingkuh yang berusaha menyusun alibi setelah membunuh istri sah Jefri, Sofia. 

Ketegangan memuncak saat jenazah Sofia menghilang dari kamar mayat, memunculkan rangkaian misteri yang perlahan-lahan diurai oleh penyidik kepolisian. Selain menyuguhkan suasana kelam dan tegang, film ini juga menggali sisi psikologis tokoh-tokohnya.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |