Benarkah Daya Beli Melemah di Periode Lebaran 2025? Ini Kata Pedagang Pasar

1 day ago 9

TEMPO.CO, Jakarta - Center of Reform on Economics atau CORE menyebut ada anomali pada daya beli masyarakat menjelang Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah atau Lebaran 2025. “Menjelang Lebaran 2025, kelompok rumah tangga kelas menengah ke bawah semakin terhimpit oleh karut marut ekonomi domestik,” demikian tertulis dalam laporan CORE, dikutip Jumat, 28 Maret 2025.

Menurut CORE, tren belanja untuk kebutuhan Ramadan dan Hari Raya pada tahun ini tidak tampak. Pada periode satu pekan sebelum Lebaran 2025, konsumsi rumah tangga dinilai masih lesu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

CORE mengungkap ada sinyal kuat bahwa kelompok rumah tangga menengah ke bawah mengerem belanja. “Kelesuan di bulan Ramadan dan menjelang Hari Raya ini adalah sebuah anomali yang menggambarkan ketidakberesan di ekonomi domestik Indonesia,” kata CORE.

Lantas, bagaimana tren penjualan di pasar tradisional dalam periode Hari Raya Idul Fitri tahun ini?

Sejumlah pedagang di Pasar Pondok Labu, Jakarta Selatan mengatakan penjualan mereka mengalami kenaikan dibandingkan hari-hari biasa. Peningkatan itu lumrah terjadi menjelang hari raya. Namun, kenaikan penjualan kali ini tidak sebesar Lebaran tahun-tahun sebelumnya.

Hartini, salah satu pedagang, menyampaikan penjualan sayur dan bumbu dapur yang dia jajakan di Pasar Pondok Labu mengalami peningkatan. "Pembelinya dua hari ini naik daripada harian, bisa di atas 50 persen," kata perempuan berusia 64 tahun itu pada Ahad, 30 Maret 2025 atau satu hari sebelum Lebaran.

Namun, kenaikan penjualan Hartini tidak sebesar menjelang Lebaran tahun lalu. Tahun ini, pasokan bumbu dapur dan sayuran yang dia beli dari pasar induk masih tersisa hingga petang.

Norma Sihombing, perempuan berusia 60 tahun, menyampaikan bumbu dapur dan sayuran yang dia jual juga masih banyak tersisa. Dia mengatakan penjualan pada Lebaran 2024 masih lebih baik. "Bedanya jauh, yang tahun lalu masih enak. Kita sebagai pedagang, kalau yang kita belanja (dari pasar induk) itu habis semua kan enak. Ini nih masih ada sisa separuh, masih banyak," ucap salah satu pedagang di Pasar Pondok Labu itu.

Tahun lalu, Norma menyebut penjualannya menjelang Lebaran bisa lebih dari Rp 10 juta per hari. Kali ini, dia hanya mendapat Rp 4,5 juta hingga Rp 6 juta di hari-hari menjelang Idul Fitri.

Norma mengatakan pembeli di gerainya juga hanya membeli dalam jumlah yang tidak terlalu banyak. "Pembeli beli seadanya, kayak cabai (saya beli) harganya Rp 100-110 ribu (per kilogram), tapi orang belinya Rp 10 ribu. Jadi meskipun ramai, kita pedagang itu juga pusing," kata dia.

Menurut Norma, penjualannya menjelang Lebaran tahun ini tidak sesuai harapan. "Modal belum ketutuplah," ujar perempuan asal Medan, Sumatra Utara itu.

Sementara itu, Rudi, laki-laki 45 tahun yang menjual daging di lantai tiga Pasar Pondok Labu, mengatakan dia biasa menjual daging setara 2,5 ekor sapi pada hari-hari biasa. Selama tiga hari terakhir sebelum Lebaran 2025, penjualannya meningkat menjadi setara lima ekor sapi per hari.

Namun, Rudi menyampaikan penjualan daging di etalasenya tahun ini tidak sampai setengah dari penjualan pada Lebaran tahun lalu. "Semakin sepi saja Lebaran, enggak kayak tahun lalu. Intinya beda, enggak kayak tahun kemarin," kata Rudi.

Sementara Imam, laki-laki 42 tahun yang berjualan daging di luar Pasar Pondok Labu, menyebut peningkatan penjualan daging menjelang Lebaran 2025 belum sesuai harapan. Sebab, kata dia, total penjualannya masih lebih rendah dibandingkan periode Lebaran 2024 lalu.

Tahun lalu, Imam mengklaim bisa menjual hingga hampir 1.000 kilogram daging dalam beberapa hari sebelum Lebaran. Tahun ini, kata Imam, dia baru menjual enam kuintal atau 600 kilogram daging hingga satu hari menjelang Idul Fitri.

Ervana Trikarinaputri berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |