Cerita Awal Mula Tangan Hercules Putus Saat Operasi Timor Timur

7 hours ago 4

TEMPO.CO, Jakarta - Nama organisasi masyarakat Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) akhir-akhir ini menyita perhatian publik. Organisasi paramiliter yang dipimpin oleh Rosario de Marshal alias Hercules ini kerap dikaitkan dengan berbagai peristiwa kekerasan di sejumlah daerah. 

Mulai dari kekerasan di Blora, Jawa Tengah; Bandung dan Depok, Jawa Barat; hingga Kalimantan. Bahkan, GRIB Jaya sempat bersitegang dengan ormas lain, Pemuda Pancasila, karena bentrok di Blora pada Januari 2025 lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Jauh sebelum mendirikan GRIB Jaya, Hercules pertama kali datang ke Jakarta setelah mengalami kecelakaan helikopter yang melukai tangannya hingga harus diamputasi. Melansir dari laporan Tempo edisi 15 November 2010 berjudul “Jatuh-Bangun Jawara Tenabang,” Kolonel (Purnawirawan) Gatot Purwanto, perwira intelijen yang pertama kali terjun ke Timor Timur pada 1975, mengatakan bahwa dialah yang membawa Hercules ke Ibu Kota.

Hercules merupakan nama sandi di radio komunikasi. Julukan itu diberikan para tentara yang kagum melihat Rosario mampu memikul karung seberat 100 kilogram meski badannya kecil. “Dia anak buah saya,” kata Gatot. Dia lalu menceritakan bahwa Hercules kerap menumpang helikopter sebagai pesuruh logistik di tim Bantuan Operasi Komando Pasukan Khusus (Kopassus) di Dili, Timor Timur.

Pada suatu waktu, sebuah insiden menyebabkan tangan Hercules putus dalam kecelakaan helikopter saat sedang mengirimkan logistik. Ia kemudian dibawa ke Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Subroto, Jakarta, untuk menjalani operasi penyambungan tangan palsu. 

Hercules tiba di Jakarta sekitar tahun 1987 sebagai bagian dari kampanye penerimaan masyarakat Timor Timur oleh Indonesia. Dia lalu masuk ke daerah Bongkaran di Tanah Abang dan berjualan rokok di sana. Pada awalnya, Hercules sering menjadi sasaran pemalakan para preman. Meski begitu, dia tidak tinggal dia.

Seperti yang dicatat dalam buku Politik Jatah Preman karya Ian Douglas Wilson (2015), Hercules selalu siap melawan. "Bahkan saat mandi pun saya membawa pedang, karena musuh bisa menyerang kapan saja," ungkapnya kepada Wilson.

Hercules kemudian membentuk sebuah kelompok untuk menjalankan bisnis pengamanan. Dia pernah mengelola perjudian dan pelacuran, yang kemudian diikuti oleh teman-temannya dari Timor Timor. Di antaranya Alfredo Monteiro Pires, Logo Vallenberg, Germano, Luis, Jimmy, dan Anis. Kelompok ini “berkolaborasi” dengan jawara Betawi, Abraham Lunggana alias Haji Lulung.

Kelompok Timor itu juga mengelola pedagang-pedagang kaki lima. Mereka mendapat “uang jasa” dari pedagang, dari setoran harian, bulanan, hingga bonus tahunan. Pada 1990-an, ketika kurs Rp 1.700 per dolar AS, lapak kaki lima menyetor Rp 300 ribu-1 juta per bulan.

Hercules bertahan di Tanah Abang hingga tahun 1997. Namun, dalam sebuah bentrokan berdarah yang disaksikan oleh pasukan Komando Daerah Militer Jakarta Raya, kelompok Betawi yang dipimpin Muhammad Yusuf Muhi alias Ucu Kambing berhasil mengusir mereka dan menewaskan empat anggota kelompok Hercules. 

Sosok yang dikenal sebagai mantan preman Tanah Abang itu kemudian mendirikan organisasi masyarakat paramiliter Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu atau GRIB Jaya pada 2011. Sejak saat itu, dia pun menjabat sebagai Ketua Umum GRIB Jaya hingga sekarang. Kini, GRIB Jaya cabangnya sudah menggurita hingga ke 28 provinsi di Indonesia.

Hercules dikenal dekat dengan Prabowo Subianto. Dia dikabarkan berkenalan dengan Prabowo saat masih menjadi perwira Kopassus yang bertugas di Timor Timur. Sementara itu, informasi lain menyebutkan Prabowo mengenal Hercules pada 1990-an di Jakarta. Dalam pemilihan presiden 2024, Hercules bahkan memerintahkan semua anggota GRIB Jaya mendukung Prabowo sebagai presiden.

Lani Diana, Alif Ilham Fajriadi dan Eka Yudha Saputra berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |