Cerita Pengemudi Ojek Online Jadi Korban Pelecehan Seksual

9 hours ago 2

TEMPO.CO, Jakarta - Pengemudi ojek online atau ojol yang tergabung dalam Koalisi Ojol Nasional (KON) menceritakan pengalaman pelecehan seksual yang mereka alami dari pelanggan. Tak hanya pengemudi perempuan, pengemudi laki-laki juga mengaku sempat mengalami hal serupa..

Sekretaris Jenderal Koalisi Ojol Nasional Juwel Safriko Hutasoit mengatakan, pelecehan terhadap pengemudi perempuan memang lebih sering terjadi.  Tak hanya pelecehan secara fisik, dia menyatakan pelecehan juga terjadi secara verbal.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Contoh, bisa saja ini customer mengatakan diawali dengan kalimat yang baik 'sudah lama Mbak narik?', 'emang kemana suaminya?', 'cantik-cantik kok narik?'. Kalau dia single parent 'ya udah sini nanti anak-anak susunya kita yang tanggung'," kata Juwel usai audiensi dengan Kementerian Hak Asasi Manusia di Kuningan, Jakarta Selatan pada Kamis, 22 Mei 2025. 

Juwel menuturkan, perkataan-perkataan seperti itu membuat para pengemudi perempuan merasa risih dan rendah diri. Mereka pun kebingungan hendak mengadu ke mana. 

Tak hanya perempuan, Juwel menyatakan pelecehan seksual juga kerap terjadi terhadap pengemudi laki-laki.

"Nah pelecehan ini tidak hanya terjadi kepada wanita. Kami pun laki-laki juga mengalami, dengan sesama laki-laki," ujar Juwel.

Dia mencontohkan, misalnya seorang pelanggan laki-laki duduk berdekatan. Lalu, pelanggan itu memegang perut dan pinggang si pengemudi dengan alasan takut dan sebagainya. Terkadang muncul pula kata-kata, "Badannya bagus ya, Bang," kata Juwel. 

"Ketika kami bereaksi marah atau tepis tangan dia, atau kami turunkan di jalan belum sampai di tujuan, dia mengadu kepada aplikasi, yang kena kami," tutur Juwel.

Kepala Divisi Hukum Koalisi Ojol Nasional Rahman Tohir juga menceritakan pengalaman senada. Dia pernah mendapatkan pelanggan laki-laki. Pelanggan itu duduk berdempetan dengan dia. 

"Saya udah risih, terus tangannya tiba-tiba gini, gini, gini," kata Rahman sembari memegang perut dan pinggangnya. Refleks, dia pun menepis tangan si pelanggan.

Rahman sempat mengancam pelanggan tersebut. "Pak jangan macem-macem, nanti gue turunin lu!" ujarnya menirukan kejadian itu.

Setelah itu, ia kembali mengendarai motornya. Namun, si pelanggan tetap memegang-megang badannya. Akhirnya, Rahman menurunkan pelanggan itu meski belum sampai tujuan.

Pelanggan itu lalu melaporkan Rahman ke aplikator via email. "Diblokir saya (oleh pengelola aplikasi). Tujuh hari saya enggak bisa cari duit buat keluarga," tuturnya. 

Perwakilan ojek online menggelar pertemuan dengan Kementerian HAM untuk berkeluh kesah soal nasib mereka selama ini. Selain itu, mereka juga ingin memberikan masukan soal Rancangan Undang-Undang Transportasi Online yang kini sedang digodok Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. 

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |