Ferry Irwandi Tiru Video Gibran, Blak-blakan Kritik Bonus Demografi

4 hours ago 4

TEMPO.CO, Jakarta - Ferry Irwandi, pendiri Malaka Project sekaligus kreator konten yang dikenal lewat narasi-narasi edukatif nan satir, kembali mencuri perhatian publik. Kali ini karena sebuah video parodi yang ia unggah pada Senin, 21 April 2025 di kanal YouTube-nya.

Pilihan Editor: Bintang Emon Ajak Tolak Revisi UU TNI: Perjuangkan Sebelum Digital Dibatasi dan Senapan Menghiasi

Dalam video berdurasi 16 menit 43 detik tersebut, Ferry secara terang-terangan meniru gaya konsep Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dalam video bertajuk Generasi Muda, Bonus Demografi dan Masa Depan Indonesia yang diunggah dua hari sebelumnya, Sabtu, 19 April 2025.

Ferry juga menyalin judul dan thumbnail video Gibran. Melalui unggahan di akun Instagramnya, Ferry bahkan menyampaikan maksudnya dengan gamblang, “Saya meniru video, thumbnail dan judul dari bapak wakil presiden @gibran_rakabuming. Minus prompter, editing dan semuanya dilakukan dengan one take long shoot,” tulisnya pada 22 April.

Kritik Ferry Irwandi soal Bonus Demografi

Sebelumnya, Gibran dalam video berdurasi 6 menit 19 detik menyampaikan ajakan kepada generasi muda agar tidak menyia-nyiakan potensi bonus demografi yang diprediksi terjadi antara tahun 2030 hingga 2045. Ia menyebut keberhasilan film animasi Jumbo serta prestasi Timnas U-17 sebagai contoh kebangkitan anak muda Indonesia.

Adapun bonus demografi adalah momen langka ketika jumlah penduduk usia produktif jauh lebih besar dibanding usia non-produktif. Situasi ini membuka peluang, kesempatan emas yang jika dikelola dengan tepat, dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat

Alih-alih menyoroti teknik penyuntingan atau tata penyajian konten, Ferry justru mengkritisi isi dan logika argumen sang wapres. Yang membuat video Ferry berbeda adalah bobot pembicaraannya. Ia menyampaikan pesannya tanpa bantuan teks, efek yang bermacam-macam atau latar suara dramatis. “Bikin simpel aja, no prompter, one shot ,” kata Ferry.

Ferry menjelaskan, bonus demografi bukanlah hasil akhir, melainkan alat menuju cita-cita menjadi negara maju. Mantan PNS Kemenkeu itu merinci, beban pemanfaatan momen emas ini tidak bisa semata-mata ditimpakan pada pundak anak muda. Ia menegaskan, pemerintah memiliki peran paling krusial. “Yang menentukan keberhasilan kita memanfaatkan bonus demografi ini berhasil atau tidak, tak lain dan tak bukan adalah pemerintah yang berkuasa,” ungkapnya.

Tak hanya itu, Ferry mempertanyakan keseriusan pemerintah dalam memberi ruang nyata bagi anak muda. Ferry tak ragu menyatakan bahwa generasi muda Indonesia telah siap sejak lama. Namun kesiapan itu, menurutnya, kerap tak mendapat ruang yang layak dari negara.“Anak mudanya dari dulu siap, bos. Masalahnya, pemerintahnya siap nggak?” ujar Ferry.

Gibran dalam video soal film Jumbo dan bonus demografi. Foto: Youtube.

Ia kemudian menyoroti kabinet yang disebut-sebut dipenuhi kaum muda, namun menurutnya belum tentu representatif secara prestasi. “Berapa banyak dari anak muda itu yang mendapatkan jabatan dan kepercayaan berdasarkan prestasi dan sumbangsih yang sudah dia kasih ke republik ini? Bukan berdasarkan dia dari keluarga mana, dia dari partai mana, dia dari timses mana,” kata Ferry.

Kesiapan Pemerintah untuk Bonus Demografi

Ferry juga mengkritik pernyataan Gibran soal rentang waktu bonus demografi pada 2030 hingga 2045. Ia mempertanyakan apakah pemerintahan saat ini benar-benar menyiapkan sistem dan kebijakan untuk menyambut peluang itu. Menurutnya, justru masa sekarang—lima tahun menjelang 2030—merupakan periode penentu.

Ia mengingatkan bahwa sejarah akan menilai pemerintahan saat ini berdasarkan bagaimana mereka mengelola kesempatan langka tersebut. Ferry menilai bahwa sejarah kelak akan mencatat apakah pemerintahan Prabowo-Gibran berhasil mengantar Indonesia menjadi negara maju, atau justru menyia-nyiakan peluang bonus demografi yang hanya datang sekali dalam seratus tahun dan menjadikannya beban.

Kemudian Ferry menyerukan agar pemerintah mawas diri. Ia mengajak para pemangku kebijakan itu untuk melakukan evaluasi terhadap jalannya pemerintahan Prabowo-Gibran itu dalam dua ratus hari terakhir. “Pemerintah harus berani melakukan otokritik dan evaluasi,” ucapnya. Ia menilai, belum terlambat untuk memperbaiki keadaan dan menjaga stabilitas ekonomi.

Ferry, di penghujung videonya juga menekankan agar pemerintah fokus pada urusan yang lebih mendesak, alih-alih tersita oleh urusan aparat, demi tidak mengecewakan rakyat. “Jangan sampai kalian mengecewakan orang-orang yang sudah percaya, yang sudah memilih kalian,” kata dia.

Tanggapan Netizen di Media Sosial

Tak butuh waktu lama, video Ferry ramai di media sosial dan telah disaksikan lebih dari 894 ribu kali per Jumat, 25 April. Kolom komentar konten tersebut bahkan banjir tanggapan. Sebagian besar memuji isi dan cara penyampaian Ferry yang dinilai lebih substansial.

“Cukup 2 menit video ini udah memberikan lebih banyak informasi dan pemahaman tentang bonus demografi dibanding video yang 6 menit,” tulis akun @m**hluk**uto.“Style bisa dicopy, isi kepala sendiri-sendiri,” ungkap @**moad**ya7*34, menyindir kemiripan konten namun berbeda isi antara video Gibran dan Ferry.

Sedangkan akun @M**lana*6V* berharap video Ferry tersebut sampai ke para pejabat, “Keinginanku hanya satu, pemerintah menonton ini,” tulisnya. Akun @sob**muda*nd*ne**a87*5 juga ikut setuju dengan poin-poin yang disampaikan Ferry, “Saya setuju sih. Indonesia emas nggak bisa terwujud kalau hanya gembar-gembor saja sana sini. Perlu usaha dan sinergi antara anak muda dan pemerintah itu sendiri.”

INSTAGRAM | YOUTUBE

Pilihan Editor: Ferry Irwandi Tutup Akun X Usai Polemik Kritik UU TNI

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |