Ilmuwan Pantau Planet BD+05 4868 Ab yang Hancur Perlahan

3 hours ago 3

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah eksoplanet yang terletak sekitar 140 tahun cahaya dari Bumi terpantau secara perlahan mengalami kehancuran. Planet yang diberi nama BD+05 4868 Ab ini terdeteksi melepaskan debu dan material setiap kali mengorbit bintangnya, membentuk ekor sepanjang jutaan kilometer yang menyerupai komet. Temuan ini dipublikasikan dalam The Astrophysical Journal Letters.

Fenomena tersebut pertama kali terdeteksi oleh satelit TESS (Transiting Exoplanet Survey Satellite) milik NASA, yang mencatat penurunan tak biasa dalam kecerahan bintang induk planet tersebut. Ketika astronom menyelidikinya lebih lanjut, mereka menemukan eksoplanet kecil ini melepaskan lapisan luarnya akibat suhu ekstrem, yang disebabkan oleh jarak sangat dekat dengan bintang induknya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dr. Marc Hon dari Kavli Institute for Astrophysics and Space Research, Massachusetts Institute of Technology, menjelaskan bahwa ekor debu yang ditinggalkan oleh planet ini sangat panjang. “Panjangnya sangat luar biasa, membentang hingga 9 juta kilometer,” katanya, dikutip dari laporan Earth.com, Kamis, 1 Mei 2025. 

Planet ini menyelesaikan satu putaran orbit hanya dalam waktu sekitar 30 jam. Dekatnya jarak dengan bintang induk menyebabkan suhu permukaan yang cukup tinggi untuk melelehkan batuan, sehingga BD+05 4868 Ab terus kehilangan massanya secara berkala.

“Kami cukup beruntung bisa menangkapnya tepat saat ia benar-benar mulai menghilang,” kata Avi Shporer dari TESS Science Office. Menurut dia, temuan ini memberi peluang bagi ilmuwan untuk memahami lebih dalam kondisi ekstrem yang bisa menyebabkan kehancuran planet.

Para peneliti memperkirakan bahwa BD+05 4868 Ab kehilangan massa sebesar satu gunung setiap kali mengelilingi bintangnya. Jika proses ini terus berlanjut, planet tersebut bisa benar-benar habis dalam beberapa juta tahun ke depan.

Bintang induk dari eksoplanet ini adalah bintang katai-K, yang memiliki suhu lebih rendah dari Matahari tetapi cukup panas untuk mengikis material dari planet yang rapuh jika berada terlalu dekat. Kehadiran ekor debu yang terus berubah juga menyebabkan fluktuasi kecerahan bintang yang tidak konsisten, berbeda dari pola orbit pada umumnya.

Para ilmuwan mengandalkan metode transit—yakni saat planet melintas di depan bintangnya dari sudut pandang Bumi—untuk mengamati fenomena ini. Ketika planet membawa debu dalam jumlah besar, penurunan kecerahan berlangsung lebih lama dan bervariasi, memungkinkan para peneliti memperkirakan komposisi debu tersebut.

Struktur ekor yang memanjang menandakan adanya aliran material yang terus-menerus menguap dari permukaan planet. Hal ini juga menunjukkan bahwa mineral pada permukaan planet mendidih secara reguler.

BD+05 4868 Ab menjadi salah satu dari sedikit eksoplanet yang menunjukkan tanda-tanda disintegrasi. Bintang induknya yang lebih terang dibanding sistem eksoplanet lain memungkinkan pengamatan lebih jelas terhadap komposisi debunya.

“Kadang-kadang, selera datang setelah mencicipi makanan—dan sekarang kami ingin memulai pencarian objek-objek seperti ini,” kata Shporer. Ke depannya, tim ilmuwan akan menggunakan Teleskop Luar Angkasa James Webb untuk menganalisis tanda-tanda inframerah dari debu planet ini.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |