Inkubasi Wastra 2025 Tingkatkan Daya Saing Tenun Sultra

2 days ago 6

INFO NASIONAL – Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Arinta Nila Hapsari secara resmi membuka Kick Off Inkubasi Wastra 2025, yang diselenggarakan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sultra, di Aula Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) Kendari, pada Rabu, 16 April 2025.

Arinta mengatakan, transformasi wastra yang dulunya hanya digunakan sebagai sarung atau selendang, kini berkembang menjadi produk fashion modern seperti blazer, jas, celana, hingga aksesori seperti topi dan tas.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Ini menunjukkan bahwa wastra, khususnya tenun, telah beradaptasi dengan selera pasar, terutama kalangan muda. Ini adalah peluang besar untuk terus dikembangkan,” ujarnya.

Ia juga menekankan bahwa tantangan terbesar ke depan adalah menjaga kualitas produk. “Desain yang menarik harus didukung dengan hasil produksi yang rapi dan berstandar tinggi. Karena itu, program Inkubasi Wastra 2025 ini sangat penting untuk meningkatkan kemampuan para pelaku industri kreatif kita,” lanjut Arinta.

Sebagai bagian dari strategi Dekranasda Sultra, Arinta mengaku pihaknya akan mendorong para desainer untuk memperbanyak produksi pakaian siap pakai, yang dinilai lebih mudah dipasarkan dan memiliki potensi ekspor yang lebih besar. Selain wastra, Dekranasda Sultra juga tengah menyusun program pemberdayaan kerajinan unggulan lainnya seperti nentu dan kerajinan perak.

“Kami berharap sinergi antara Dekranasda, Bank Indonesia, dan seluruh stakeholder yang hadir hari ini terus berlanjut untuk mendorong kemajuan industri kerajinan dan ekonomi kreatif di Sultra,” kata Arinta.

Deputi Kepala Perwakilan BI Sultra, Rahadian Triaji menyampaikan bahwa program ini merupakan bentuk konkret sinergi antara BI dengan pemerintah daerah, dalam hal ini Dekranasda Sultra, untuk mendorong peningkatan kapasitas usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).

"Bank Indonesia tidak hanya fokus pada sisi makroekonomi, tapi kami juga sangat concern pada penguatan UMKM, terutama yang memiliki keterkaitan dengan pelestarian budaya dan penguatan ekonomi lokal,” ujarnya.

Rahadian menambahkan, tantangan global yang dihadapi saat ini justru bisa menjadi peluang besar bagi produk wastra daerah untuk tampil sebagai solusi alternatif fashion yang berkelanjutan dan bernilai tinggi.

“Melalui pelatihan ini, kami ingin UMKM Sultra tak hanya kreatif dari sisi desain, tapi juga kuat dari sisi produksi dan strategi pemasaran. Apalagi kalau bisa menembus event nasional dan internasional,” tambahnya.

Melalui program ini, peserta akan mendapatkan pelatihan intensif dari 16 sampai 29 April 2025. Mereka akan dibekali keterampilan desain, teknik produksi, dan strategi pemasaran produk fashion berbasis wastra. Pelatihan ini akan memanfaatkan tekstil tradisional Sultra dan didampingi oleh mentor berpengalaman dari BPVP.

Kepala BPVP Kendari, Amran, mengungkapkan bahwa BPVP kini hadir dengan cakupan pelatihan yang lebih luas serta skema kejuruan yang lebih beragam. Ia menegaskan, BPVP Kendari siap menjadi tempat pembinaan keterampilan bagi masyarakat Sultra, terutama bagi angkatan kerja yang belum memiliki keahlian khusus.

“Dengan pelatihan yang tersedia, harapannya masyarakat bisa terserap ke dalam dunia kerja dan mengurangi angka pengangguran di daerah,” ujarnya.

Diketahui, program Inkubasi Wastra 2025 ini diikuti oleh 40 peserta terpilih dari berbagai daerah di Sultra seperti Kota Kendari, Konawe Selatan, Muna, Wakatobi, dan Konawe. Hasil dari pelatihan ini diharapkan dapat melahirkan produk-produk unggulan yang tidak hanya memperkuat identitas budaya, tetapi juga mampu bersaing di pasar nasional maupun global. (*)

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |