Kapan Radang Amandel Perlu Dioperasi?

1 day ago 6

Radang amandel atau tonsilitis bukanlah sekadar sakit tenggorokan biasa. Kenali ciri yang pas kapan pasien perlu operasi.

4 Juni 2025 | 22.27 WIB

 Mitra Keluarga

Ilustrasi radang amandel. Foto : Mitra Keluarga

TEMPO.CO, Jakarta - Radang amandel atau tonsilitis bukanlah sekadar sakit tenggorokan biasa. Jika dibiarkan atau sering kambuh, kondisi ini bisa berdampak serius terhadap kualitas hidup penderitanya. Menurut Dokter Spesialis Telinga Hidung Tenggorokan Bedah Kepala Leher di Bethsaida Hospital Gading Serpong, Alexander Nur Ilhami, radang amandel bisa menjadi masalah berulang yang mengganggu aktivitas hingga membutuhkan tindakan medis yang lebih lanjut. “Amandel adalah bagian dari sistem pertahanan tubuh. Tapi ketika sering terinfeksi, justru bisa menjadi sumber penyakit,” kata Alexander dalam keterangan pers yang diterima Tempo pada 4 Juni 2025.

Penyebab dan Gejala yang Perlu Diwaspadai

Radang amandel dapat disebabkan oleh infeksi virus seperti flu atau mononukleosis, maupun infeksi bakteri seperti Streptococcus pyogenes (Step Throat). Gejalanya meliputinyeri tenggorokan dan sulit menelan, demam dan kelelahan. "Ada pula gejala lain seperti batuk, sakit kepala, dan pembengkakan amandel," katanya.

Jika Anda mengalami gejala seperti ini yang berulang lebih dari lima kali dalam setahun, atau tidak membaik meskipun sudah berobat, bisa jadi ini adalah tanda bahwa tindakan lanjutan diperlukan.

Kapan Perlu Dioperasi?

Alezander menambahkan, pada banyak kasus, radang amandel dapat sembuh dengan istirahat, banyak minum, obat pereda nyeri, atau antibiotik bila disebabkan oleh bakteri. Namun, bila infeksi terus berulang atau menimbulkan komplikasi seperti abses peritonsil (nanah di sekitar amandel), dokter mungkin akan menyarankan tindakan tonsilektomi atau operasi pengangkatan amandel.

Teknologi Modern untuk Operasi Amandel

Ada beberapa pilihan metode operasi amandel menggunakan alat canggih dan minim rasa sakit seperti yang dimiliki Bethsaida Hospital. Berikut metodenya. 
1. Tonsilektomi Tradisional: Menggunakan pisau bedah konvensional
2. Elektrokauter: Mengangkat amandel dengan arus listrik sekaligus menghentikan perdarahan
3. Laser Tonsilektomi: Mengurangi perdarahan dan lebih presisi
4. Coblation: Menggunakan suhu rendah untuk meminimalisir nyeri pasca operasi
5. Endoskopik Tonsilektomi: Menggunakan kamera mini untuk operasi yang lebih akurat

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Setiap metode memiliki keunggulannya masing-masing. Kami akan memilihkan yang paling sesuai dengan kondisi pasien, tentunya dengan fasilitas dan peralatan yang lengkap serta modern," kata Alexander.

Direktur Bethsaida Hospital Gading Serpong Pitono mengatakan tim dokternya dilengkapi dengan peralatan diagnostik dan teknologi bedah yang canggih. "Klinik THT di Bethsaida Hospital telah kami rancang lengkap, mulai dari layanan konsultasi, endoskopi hidung dan tenggorokan, audiometri, hingga fasilitas bedah dengan teknologi mutakhir. Kami ingin memastikan setiap pasien mendapatkan pelayanan terbaik, dari diagnosis hingga tindakan,” kata Pitono. 

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |