Menteri Kesehatan Sebut Pria dengan Ukuran Celana 33 Lebih Pasti Obesitas. Apakah Benar?

5 hours ago 3

TEMPO.CO, Jakarta - Pernyataan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin tentang ukuran celana pria menuai sorotan publik. Dia mengatakan laki-laki yang memakai celana jeans berukuran 33-34 dapat dipastikan obesitas dan akan lebih cepat mati dibandingkan dengan pengguna jeans di bawah ukuran tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pernyataan itu Budi sampaikan saat menghadiri peluncuran program tiga layanan kesehatan baru bersama Gubernur Jakarta Pramono Anung di Rusun Tanah Tinggi, Johar Baru, Jakarta, pada Rabu, 14 Mei 2025. 
"Ukurannya berapa celana jeans? 34-33. Sudah pasti obesitas. Itu menghadap Allah-nya lebih cepat, dibandingkan dengan yang celana jeans-nya 32," kata Budi saat mensosialisasikan tentang gaya hidup sehat di hadapan para lanjut usia atau lansia. 

Dalam kesempatan berbeda, Budi mengklarifikasi bahwa pernyataannya tersebut merupakan sebuah analogi tentang bahayanya tumpukan lemak berlebih. Dia menjelaskan bahwa sebenarnya pesan yang ingin ia sampaikan adalah seruan agar masyarakat memperhatikan body mass index atau BMI yang ideal yakni di bawah 24. 

Namun, menurut dia, pesan tersebut akan sulit dipahami oleh masyarakat awam sehingga dirinya memilih untuk menyederhanakannya dengan lingkar pinggang. "Lebih gampang kalau lingkar perut laki-laki di bawah 90, lingkar perut wanita di bawah 80," tutur dia saat ditemui di kompleks parlemen Senayan pada Rabu sore, 14 Mei 2025.

Asisten ahli Departemen Gizi Universitas Indonesia, Wahyu Kurnia Yusron Putra, menjelaskan terdapat beberapa cara untuk mengukur kadar kelebihan lemak dalam tubuh. Mengukur lingkar perut adalah salah satunya. Cara lainnya, dia menuturkan, bisa dilakukan dengan menghitung kadar lemak dalam tubuh dengan alat khusus, menghitung indeks massa tubuh (IMT), mengukur rasio lingkar pinggang dibagi panggul (RUPA) dan berbagai macam cara lainnya. 

Menurut Wahyu, benar bahwa laki-laki dengan lingkar pinggang lebih dari 90 cm termasuk ke dalam obesitas sentral atau obesitas yang berfokus pada kelebihan tumpukan lemak di dalam rongga perut. "Ukuran 90 cm lebih untuk laki-laki dan 80 cm lebih untuk perempuan," ujar dia saat dihubungi pada Minggu, 18 Mei 2025. 

Wahyu menjelaskan, obesitas merupakan awal mula dari munculnya berbagai penyakit tidak menular, seperti diabetes mellitus, hipertensi, penyakit jantung koroner, gagal ginjal, dan lain sebagainya. Adapun penderita obesitas sentral, dia berujar, juga memiliki potensi besar mengalami penyakit jantung karena tumpukan lemak di rongga perut. 

"Tumpukan lemak di rongga perut itu memicu diproduksinya zat yang menyebabkan peradangan pada pembuluh darah sehingga meningkatkan peluang terjadinya sumbatan pada jantung," kata Wahyu. 

Dia memaparkan bahwa penyebab obesitas adalah adanya asupan energi yang tidak seimbang dengan pengeluaran energi. Biasanya, kondisi ini terjadi karena beberapa hal, di antaranya tingginya asupan gula, garam, dan lemak, jarang beraktivitas fisik atau olahraga, rendahnya asupan serat, stress, konsumsi alkohol berlebih, dan merokok. 

Menurut Wahyu, bukan hal sulit untuk menghindari obesitas sentral. Dia memberikan beberapa tips yang bisa dilakukan masyarakat agar tidak terjebak pada penyakit yang tengah gencar disosialisasikan oleh Menteri Kesehatan.

"Batasi asupan gula, garam, dan minyak, hidup aktif banyak bergerak, rutin memakan buah dan sayur setidaknya 5 porsi sehari, dan hind a ei merokok serta alkohol," kata dosen Ilmu Gizi UI itu. 

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |