Perang Tarif Impor AS-Cina, Eskalasi dan Dampaknya ke Ekonomi Global

1 week ago 9

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan akan segera menaikkan tarif impor terhadap produk-produk asal Cina menjadi 125 persen. Pernyataan itu dia sampaikan pada Rabu, 9 April 2025 ketika sengketa dagang antara Washington dan Beijing kian panas.

“Berdasarkan kurangnya rasa hormat yang ditunjukkan Cina terhadap pasar dunia, saya dengan ini menaikkan tarif yang dikenakan Amerika Serikat terhadap Cina menjadi 125 persen, berlaku segera,” kata Trump dalam unggahannya di platform Truth Social.

Sebelumnya, ketegangan terjadi setelah pengumuman tarif balasan yang akan diberikan oleh Cina kepada semua barang-barang dari Negeri Paman Sam itu. Tarif balasan sebesar 34 persen itu diberikan setelah Trump memberlakukan tarif resprokal kepada sejumlah negara, termasuk Cina sebesar 34 persen.

Itu adalah tambahan tarif 20 persen dari yang telah ada sebelumnya. Menjadikan total tarif yang diberlakukan AS kepada Cina sebesar 54 persen. Merespons tindakan Trump tersebut, Cina tidak tinggal diam dengan memberikan tarif balasan terhadap produk-produk dari AS yang mulai berlaku 10 April 2025 mendatang pada Jumat, 4 April 2025 lalu menurut laporan Al Jazeera.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selain itu, Kementerian Keuangan Cina juga sebelumnya telah memberlakukan tarif sebesar 15 persen pada impor batu bara dan gas alam cair (LNG) dari AS. Pemerintah Cina mengatakan melalui Kementerian Perdagangannya bahwa kebijakan ini diberlakukan sebagai tindakan balasan guna melindungi hal dan kepentingannya sendiri.

“Tujuan penerapan kontrol ekspor oleh pemerintah Tiongkok terhadap barang-barang relevan sesuai dengan hukum adalah untuk lebih menjaga keamanan dan kepentingan nasional, dan untuk memenuhi kewajiban internasional seperti nonproliferasi,” kata Kementerian Perdagangan dalam sebuah pernyataan seperti yang dilansir dari Al Jazeera.

Trump Membalas Tarif 104%

Melalui platform media sosial pribadinya, Truth Social, Trump merespon tarif balasan Cina dengan mengatakan bahwa negara manapun yang memberlakukan tarif balasan maka akan dibalas dengan tarif baru. Bahkan, lebih tinggi dari yang telah diterapkan.

Pernyataan Trump melalui platform Truth Social menunjukkan ketidakpuasan terhadap tindakan balasan China. Ia mengancam untuk mengenakan tarif tambahan sebesar 50 persen jika Beijing tidak mencabut kebijakan tarifnya. Jika ancaman ini terwujud, total tarif yang dikenakan pada barang-barang China bisa mencapai 104 persen.

“Jika Cina tak menarik kenaikan 34 persen di atas pelanggaran perdagangan jangka panjang yang telah mereka lakukan hingga besok, 8 April 2025, Amerika Serikat akan memberlakukan tarif tambahan terhadap China sebesar 50 persen, efektif pada tanggal 9 April,” tulisnya, seperti diberitakan CBS News dan USA Today. 

Dampak pada Ekonomi Global

Pengumuman tarif baru ini telah menyebabkan gejolak di pasar saham global. Kontrak berjangka saham AS mengalami penurunan besar pada hari Jumat, mengindikasikan kerugian lebih lanjut di Wall Street. Hal ini terjadi karena kebijakan tarif besar-besaran dari pemerintahan Trump yang telah menyebabkan kerugian hingga 2,4 triliun dolar AS pada ekuitas AS.

Saham perusahaan teknologi besar seperti Apple dan Nvidia juga merosot dalam perdagangan pra-pasar. Kedua perusahaan ini memiliki ketergantungan besar pada China dan Taiwan untuk memproduksi barang mereka, sehingga kebijakan tarif berdampak langsung pada bisnis mereka.

Di Jepang, salah satu mitra dagang utama AS, Perdana Menteri Shigeru Ishiba menyebut situasi ini sebagai "krisis nasional." Penurunan tajam saham perbankan Jepang pada hari Jumat membuat pasar saham Tokyo mencatat minggu terburuknya dalam beberapa tahun terakhir. Sementara itu, pasar saham Eropa juga mengalami kerugian mingguan terbesar dalam tiga tahun terakhir.

Namun, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio menepis kekhawatiran tentang krisis ekonomi. Ia menyatakan bahwa pasar hanya sedang beradaptasi dengan perubahan kebijakan dan akan segera menyesuaikan diri.

Eskalasi perang tarif impor antara AS dan China menciptakan ketidakpastian di pasar global dan dapat memiliki dampak jangka panjang terhadap ekonomi dunia. Dengan kedua negara menunjukkan keteguhan dalam posisi mereka, kemungkinan untuk mencapai kesepakatan damai terlihat semakin tipis. Jika situasi ini terus berlanjut tanpa resolusi, dampaknya dapat dirasakan dalam bentuk perlambatan ekonomi global dan peningkatan harga barang bagi konsumen di seluruh dunia.

Savero Aristia Wienanto dan Ilona Estherina berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan editor: Tarif Trump: Anatomi Dampaknya ke Industri Alas Kaki di Tanah Air

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |