TEMPO.CO, Tangerang - Satuan Reserse Narkoba Polres Bandara Soekarno-Hatta mengungkap dua industri rumahan yang memproduksi cairan rokok eletrik atau vape yang mengandung zat etomidate, golongan obat keras ilegal.
Dua industri rumahan yang dikendalikan tersangka F dan S ini telah memproduksi vape etomidate sejak Desember 2024 hingga Mei 2025 dengan total omzet Rp 6,6 miliar. "F dan S adalah home industry yang berbeda dan mereka mendapatkan cairan etomidate dari Malaysia dan Thailand, lalu memproduksi dan mengedarkannya di Indonesia," ujar Kapolres Bandara Soekarno-Hatta Komisaris Besar Ronald Sipayung saat konferensi pers, Rabu 4 Juni 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Industri vape etomidate yang dikendalikan F terendus ketika polisi mendalami dan menganalisa maraknya peredaran cairan vape berwarna bening yang mengandung etomidate." Kami menemukan satu nama, yaitu F, sebagai pengedar sekaligus memproduksi liquid vape yang mengandung etomidate," kata Ronald.
Dalam penyelidikan, polisi mendapatkan informasi jika F sedang berada di Thailand. Pada Senin, 26 Mei 2025, polisi menangkap F di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, usai tiba dari Thailand. Polisi menemukan lima botol cairan etomidate, masing-masing berukuran 100 mililiter, dalam koper F.
Kepada petugas yang menginterogasinya, F mengaku telah membeli 210 pod, 10 suntikan untuk mengisi cairan etomidate ke pod. "F mengaku telah melakukan peredaran dan memproduksi cairan vape etomidate itu sejak Desember 2024," kata Ronald.
F menjual vape etomidate itu seharga Rp 1,5 juta sampai Rp 2,5 juta per pieces dengan total keuntungan mencapai Rp 1,3 miliar. Adapun total omzet F dari menjual dan memproduksi vape etomidate dari Desember 2024 hingga Mei 2025 sebesar Rp 2, 1 miliar.
Adapun industri rumahan yang dikendalikan tersangka S terungkap pada 27 Mei 2025 ketika polisi menggerebek sebuah gudang di kawasan Mangga Dua, Jakarta Pusat. Di gudang tersebut, polisi menemukan dua kardus berisi 1.115 cartridge pod cairan vape etomidate merek Number One. "Petugas juga menemukan ratusan pod dalam koper di apartemen Icon di Sunter milik S," kata Ronald.
Kepada petugas, S mengaku telah menjalankan bisnis vape etomidate itu sejak April hingga Mei 2025. F membeli 1 pod cartridge mengandung etomidate seharga Rp 500 ribu, kemudian di Indonesia ia jual seharga Rp 1,8 juta. Selama dua bulan dia telah menjual dan mengedarkan 2.200 pod cartridge etomidate dengan total keuntungan Rp 2,8 miliar. "Untuk omsetnya mencapai Rp 3,960 miliar," kata Ronald.