Prediksi Cuaca Jabodetabek Hari Ini, BMKG: Ada Potensi Hujan Lebat

5 hours ago 3

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat di Jakarta dan sekitarnya untuk potensi cuaca hujan disertai petir atau kilat pada Minggu siang hingga malam nanti, 18 Mei 2025. Hujan lokal diperkirakan mengguyur sejumlah wilayah.

Berdasarkan prakiraan cuaca 24 jam dari BMKG, cuaca cerah berawan bakal mengawali sebagian besar wilayah Jabodetabek, tepatnya pukul 01.00 hingga 07.00 WIB. Memasuki pagi hari hingga mendekati pukul 13.00 WIB, cuaca berangsur menjadi berawan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dengan kelembapan udara yang diperkirakan berada di kisaran 70 hingga 95 persen sepanjang hari, ada kemungkinan hujan ringan melanda sebagian wilayah Kota dan Kabupaten Bogor pada periode tersebut.

Hujan dengan intensitas ringan hingga sedang diprediksi turun sejak sore menuju pukul 19.00 WIB, yakni di sebagian wilayah Kepulauan Seribu, Jakarta Pusat, Jakarta Utara, Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, dan Tangerang Selatan. Adapun hujan sedang hingga lebat berpotensi mengguyur Jakarta Selatan, Jakarta Barat, Jakarta Timur, Kabupaten Bekasi, Kota Bekasi, Kota Depok, serta wilayah Kabupaten dan Kota Bogor.

Suhu udara di wilayah Jabodetabek hari ini berkisar antara 24 hingga 33 derajat Celsius, sementara suhu di Bogor lebih rendah, yakni sekitar 22 hingga 31 derajat Celsius.

Atmosfer Basah Musim Kemarau

Peneliti dari Pusat Riset Iklim dan Atmosfer Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Erma Yulihastin mengatakan dinamika bibit badai vorteks atau sirkulasi siklonik di Samudera Hindia masih memicu cuaca basah di sejumlah wilayah Indonesia. Hujan masih intens meski Indonesia mulai memasuki musim kemarau.

"Kondisi sering hujan yang terjadi di Sumatera bagian selatan dan Jawa masih akan terus berlangsung selama dasarian kedua Mei 2025," ujarnya saat dihubungi pada Kamis, 15 Mei 2025.

Erma menjelaskan, bibit badai vorteks telah berperan signifikan dalam meningkatkan aktivitas awan dan hujan kembali di wilayah Indonesia, khususnya di Sumatera dan Jawa. Hujan kembali meningkat di sejumlah wilayah di sebagian besar Jawa selama beberapa hari terakhir.

Sementara Direktur Meteorologi Publik BMKG Andri Ramdhani menyatakan frekuensi hujan yang masih tinggi di Indonesia pada awal musim kemarau dipicu berbagai faktor atmosfer. Menurut Andri, awan hujan muncul dari keterlambatan pergerakan angin Monsun Australia dan kehangatan suhu muka laut di sekitar perairan Indonesia.

Angin Monsun Australia membawa udara kering ke wilayah Indonesia dan biasa menjadi penanda musim kemarau. “Kedua faktor itu berkontribusi terhadap peningkatan kelembapan udara dan mendukung terbentuknya awan-awan konvektif,” tuturnya dihubungi Tempo pada Jumat malam, 16 Mei 2025.

Gelombang Kelvin, Rossby, serta Madden-Julian Oscillation (MJO) turut memperkuat kondisi atmosfer basah di wilayah Indonesia. Kombinasi faktor-faktor tersebut meningkatkan intensitas hujan, terutama di kawasan Jawa hingga Nusa Tenggara.

M Faiz Zaki berkontribusi dalam penulisan artikel ini
Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |