Profil Jens-Frederik Nielsen, PM Baru Greenland yang Tolak Klaim Trump

1 week ago 7

PERDANA Menteri Greenland yang baru terpilih, Jens-Frederik Nielsen, menyatakan dengan tegas bahwa ia tidak akan menyerahkan wilayahnya kepada Amerika Serikat. Pernyataan ini muncul setelah Presiden AS Donald Trump baru-baru ini mengulang kembali keinginannya untuk mencaplok wilayah Arktik yang luas dan kaya dengan mineral tersebut.

Dalam sebuah unggahan di Facebook, Minggu, 29 Maret 2025, Nielsen menegaskan bahwa Amerika Serikat tidak akan mendapatkan Greenland. “Kami bukan milik orang lain. Kami menentukan masa depan kami sendiri," kata Nielsen, seperti dikutip Al Jazeera.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sehari sebelumnya, Trump mengatakan kepada NBC News pada Sabtu bahwa ia telah "benar-benar" mendiskusikan kemungkinan untuk mencaplok Greenland. "Kami akan mendapatkan Greenland. Ya, 100 persen," katanya, menggandakan klaimnya.

Ketegangan antara kedua negara meningkat setelah Wakil Presiden AS JD Vance mengunjungi pangkalan militer di Greenland dan menuduh Denmark gagal melindungi pulau yang terletak di lokasi yang strategis tersebut.

Vance mengklaim bahwa AS dapat menawarkan keamanan yang lebih baik untuk wilayah tersebut, yang memiliki nilai geopolitik yang signifikan. Menanggapi hal ini, Menteri Luar Negeri Denmark Lars Lokke Rasmussen mengungkapkan kekecewaannya terhadap "nada" pemerintah AS dalam melontarkan kritiknya.

"Ini bukan cara Anda berbicara dengan sekutu dekat Anda," kata Rasmussen dalam sebuah video di media sosial, menegaskan kembali komitmen Denmark terhadap keamanan Arktik dan kesediaannya untuk bekerja sama dengan AS.

Greenland, sebuah wilayah semi-otonom Denmark, tetap menjadi titik utama pertikaian karena Trump mendorong pengaruh AS yang lebih besar di wilayah tersebut untuk alasan keamanan nasional.

Siapa Jens-Frederik Nielsen?

Jens-Frederik Nielsen tercatat sebagai perdana menteri termuda di Greenland. Ia dilantik di usia 33 tahun pada Jumat, 28 Maret 2025. Namun, masa jabatannya bertepatan dengan era Pemerintahan Donald Trump yang berambisi untuk menguasai pulau Arktik tersebut.

Ancaman yang datang dari Amerika Serikat tentu bukan tantangan yang mudah. Dalam konferensi pers pertamanya sebagai perdana menteri di kota kelahirannya, Nuuk, ia menyerukan persatuan politik untuk melawan tekanan-tekanan dari luar. Seperti dikutip Reuters, pesannya jelas: "Pada saat kita sebagai rakyat berada di bawah tekanan, kita harus bersatu."

Tantangan Nielsen tidak hanya datang dari Amerika Serikat. Ia juga harus mewujudkan keinginan warganya agar Greenland yang saat ini merupakan wilayah semi-otonomi Denmark, dapat mencapai kemerdekaan lewat kemandirian ekonomi.

Itu sebabnya visi ekonomi Nielsen untuk Greenland sangat ambisius. Ia ingin mengalihkan fokus dari diskusi tentang dana bantuan Denmark - kurang dari $1 miliar setiap tahun yang membuat ekonomi tetap bertahan – ke pengembangan bisnis dan penciptaan ekonomi yang mandiri.

Pengalamannya sebagai menteri dapat menjadi penting pada saat kekayaan mineral Greenland menjadi incaran Trump. Seorang pejabat Gedung Putih mengatakan bahwa pasokan mineral tanah jarang Greenland akan memberi daya pada generasi ekonomi AS berikutnya.

Pulau yang ibu kotanya lebih dekat ke New York daripada ibu kota Denmark, Kopenhagen, ini memiliki sumber daya mineral, minyak, dan gas alam, tetapi perkembangannya berjalan lambat dan investasi AS di sektor pertambangan masih sangat terbatas.

Selain kehidupannya di dunia politik, Nielsen, yang dilantik hanya beberapa jam sebelum delegasi penting AS tiba di pulau itu, dikenal sebagai olahragawan dan pemburu. Lahir dan dibesarkan di Greenland, Nielsen berpose dengan rusa kutub yang ia tembak di unggahan Facebook dan telah memenangkan beberapa kejuaraan bulutangkis nasional.

Dia dikenal karena memainkan lagu-lagu tradisional Greenland pada pertemuan-pertemuan partai pro-bisnisnya, Partai Demokrat, yang telah bergabung dengan sebuah partai kecil sayap kanan dan dua partai sayap kiri dalam koalisi baru.

Sebagai lulusan ilmu sosial dari Universitas Greenland, atau Ilisimatusarfik, Nielsen telah terlibat dalam politik sejak masa SMA, menurut konsultan TI Hans Brummerstedt, yang telah mengenal Nielsen sejak kecil. Karisma, selera humor, dan kecerdasan sosial Nielsen membuatnya berbeda, katanya.

Brummerstedt juga memujinya karena memiliki energi yang menular. “Dia disukai di mana pun dia pergi," kata Brummerstedt. "Secara umum, dia adalah orang yang baik yang selalu mempersiapkan diri dengan sangat baik dalam segala hal yang dia lakukan."

Kini Nielsen akan membuktikan apakah ia juga mampu mengadang ambisi Trump.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |