Putri PM Kanada hingga Calon Ratu Belgia Jadi Korban Trump di Harvard

1 week ago 17

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden AS Donald Trump mencabut kelayakan Universitas Harvard untuk menerima mahasiswa internasional. Akibatnya ribuan mahasiswa asing terancam dipulangkan dari Amerika Serikat.

Putusan Trump ini digugat oleh Universitas Harvard pada Jumat pekan lalu dengan alasan melanggar Amandemen Pertama. Seorang hakim memblokir sementara tindakan tersebut, yang mengancam 7.000 pemegang visa.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Universitas Harvard pada hari Jumat menggugat pemerintah AS atas keputusannya untuk mencabut kelayakannya untuk menerima mahasiswa internasional. Dalam gugatan tersebut, Harvard mengatakan bahwa tindakan pemerintah melanggar Amandemen Pertama. Tindakan itu akan memiliki dampak langsung dan menghancurkan 7.000 pemegang visa internasionalnya. 

Dilansir dari NDTV, seorang hakim AS memblokir pemerintahan Trump dari mencabut kemampuan Universitas Harvard untuk mendaftarkan mahasiswa asing. Pengadilan juga mencabut perintah penahanan sementara.

Jika kebijakan Trump diberlakukan, maka Harvard University tidak bisa menerima mahasiswa asing selama 2 tahun. Kebijakan ini bahkan memaksa mahasiswa yang ada untuk pindah ke perguruan tinggi Amerika lainnya agar dapat mempertahankan visa pelajar.

Perselisihan yang sedang berlangsung ini muncul dari permintaan yang diajukan oleh Menteri Keamanan Dalam Negeri Kristi Noem pada 16 April 2025. Ia menuntut agar Harvard menyerahkan informasi tentang mahasiswa asing di sana. Jika mereka terlibat demonstrasi, maka mahasiswa tersebut bisa dideportasi.

Menurut Canadian Press, ada 686 mahasiswa Kanada yang terdaftar di Harvard, menurut angka tahun 2022 di situs webnya. Di antara mahasiswa tersebut adalah Cleo Carney, putri Perdana Menteri Kanada Mark Carney, yang baru saja menyelesaikan tahun pertamanya di Harvard. Ia adalah mahasiswa sarjana di program efisiensi sumber daya.

Siswa terkenal lainnya yang menjadi sasaran kebijakan Trump ini adalah Putri Elisabeth dari Belgia. Ia adalah pewaris takhta Belgia dan baru saja menyelesaikan tahun pertamanya dalam program magister kebijakan publik selama dua tahun di Harvard Kennedy School. 

Saat ini, Putri Elisabeth berada di Belgia. Menurut Istana Kerajaan, ia sedang menunggu klarifikasi tentang apakah dapat melanjutkan tahun kedua di Harvard University. “Kami sedang menyelidiki situasinya, untuk melihat dampak seperti apa yang mungkin ditimbulkan keputusan ini terhadap sang putri, atau tidak. Masih terlalu dini untuk mengatakannya sekarang,” kata kepala komunikasi istana, Xavier Baert.

Harvard telah mengecam tindakan pemerintahan Trump sebagai melanggar hukum. Harvard menyatakan bahwa pihaknya segera memandu mahasiswa asing yang terkena dampaknya.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |