TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertahanan atau Menhan Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan, masih ada puluhan rumah sakit milik TNI yang belum terakreditasi. Dia mencatat, dari total 145 rumah sakit itu, terdapat 29 fasilitas kesehatan milik TNI urung terakreditasi.
"Karena banyak prasyarat yang kaitannya dengan sumber daya manusia," katanya dalam rapat kerja bersama Komisi I DPR, di kompleks Parlemen Senayan, Jakarta pada Rabu, 30 April 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain masalah sumber daya manusia, Sjafrie menyatakan belum optimalnya kemampuan layanan dasar yang diperlukan untuk tenaga kesehatan. Menurut dia, kekurangan-kekurangan itu sudah mulai diupayakan perbaikannya oleh Kementerian Pertahanan.
Salah satunya, kata Sjafrie, pembentukan Fakultas Kedokteran di Universitas Pertahanan. Inisiasi ini dilakukan oleh Prabowo Subianto saat masih menjabat sebagai Menhan periode 2019-2024. "Alhamdulillah kami sudah mempunyai, setiap kami wisuda meluluskan 75 alumni Fakultas Kedokteran," ucapnya.
Dia juga mengeluhkan ihwal spesialisasi bagi dokter yang memerlukan rekomendasi dari Kementerian Kesehatan. Dia menilai, perlu ada kerja sama lanjutan dengan Kementerian Kesehatan untuk mengatasi persoalan rumah sakit milik TNI ini.
Di sisi lain, ia mengapresiasi kebijakan Menteri Kesehatan yang mengizinkan dokter negara asing melakukan praktik di rumah sakit institusi. Dia mengatakan, kebijakan itu akan dimanfaatkan oleh pihaknya untuk memenuhi kebutuhan sumber daya manusia di rumah sakit milik TNI.
Selain pelayanan kesehatan, Sjafrie mengatakan telah melakukan revitalisasi laboratorium farmasi milik militer. Upaya ini, ujar dia, dilakukan lantaran mahalnya harga obat-obatan di Indonesia.
"(Revitalisasi) diharapkan produksi obat kami yang bekerja sama dengan Kemenkes bisa kami sumbangkan ke rakyat," ucap Sjafrie.
Adapun dalam rapat kerja bersama Komisi I DPR, Menhan Sjafrie datang bersama Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto. Turut hadir juga Kepala Staf TNI AD Jenderal Maruli Simanjuntak, Kepala Staf TNI AL Laksamana Muhammad Ali, dan Kepala Staf TNI AU Marsekal Tonny Harjono.