Sountrack Jumbo, Selalu Ada di Nadimu Jadi Khotbah Misa di Gereja Katedral Semarang

3 hours ago 2

TEMPO.CO, Jakarta - Soundtrack film Jumbo, 'Selalu Ada di Nadimu' turut menjadi khotbah ibadah misa Kamis Putih di Gereja Katedral Semarang pada Kamis, 17 April 2025. Partor yang memimpin misa, Romo Yosafat Dhani Puspantoro menyelipkan lirik lagu yang dinyanyikan BCL yang mengisi suara ibu Don. Romo Yosafat menyanyikan lagu itu dari awal hingga akhir. Khotbah misa itu bisa ditonton ulang di kanal Youtube Katedral Semarang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kala nanti badai 'kan datang
Angin akan buat kau goyah
Maafkan, hidup memang
Ingin kau lebih kuat

Andaikan saat itu datang
Kami tak ada menemani
Aku ingin kamu mendengar
Nyanyian ku di sini

Sedikit demi sedikit
Engkau akan berteman pahit
Luapkanlah saja bila harus menangis
Anakku, ingatlah semua
Lelah tak akan tersia
Usah kau takut pada keras dunia.

Makna Soundtrack Film Jumbo dengan Menebalkan Keimanan

Film Jumbo. Dok. Visinema Studios

Usai menyanyikan lagu karya Lailmanino-- kepanjangan dari Lalepsi (Arya Aditya Ramadhya), Ilman Ibrahim Isa, dan Nino Kayam-- itu, Pastor Yosafat menuturkan ada kalimat yang menarik dari lagu itu. "Nyanyian ini bukan sekadar nada, aku ingin kau mendengarnya, dengan hatimu bukan telinga," kata Romo Yosafat. 

Menurut dia, makna yang terselip dari kalimat itu, manusia bisa mengetahui namun kesulitan meresapi setiap kejadian. "Lagu itu ditulis ibu Don kepada anaknya. Saya membayangkan, 'Oh Tuhan itu menulis untuk kita agar kita kuat. Kalau tidak lagi bersama Tuhan, Tuhan nanti bangkit para murid kuat, kita pun juga kuat dalam hidup. Siap mengasihi dan siap terluka karena mengasihi," kata imam projo itu. 

Penjelasan Nino Kayam Soal 'Selalu Ada di Nadimu'

Dalam unggahan Nino Kayam di Instagram pada 4 April 2025, ia mengunggah video yang direkam Visinema Studios pada Oktober 2021. Judul 'Selalu Ada di Nadimu' ternyata merupakan huruf awal bait lirik lagunya. Setiap nada dan liriknya dibuat untuk mengingatkan pesan orang tua untuk anaknya.

"Gue kalau punya anak, gue pasti ingin kasih tahu sama anak gue, 'Nanti kalau gue punya anak, pasti lo enggak akan senang-senang doang.' Dianalogikan dengan badai," kata cucu mendiang sastrawan dan guru besar Fakultas Ilmu Budaya UGM, Umar Kayam itu dalam video. 

Kreator Jumbo, Ryan Adriandhy, yang mendengarkan penjelasan Nino merasa merinding dengan kalimat agar Don mendengar dengan hati bukan telinga. "Dari film ini, Don harus belajar mendengar. Gue merinding pada kata-kata 'hatimu bukan telinga', hiiii," kata Ryan sambil memperagakan gestur bergetar. 

Film Jumbo mulai tayang sejak 31 Maret 2025. Hingga hari ke-20, film animasi ini sudah ditonton 5.472.439 orang. Hal ini membuat Jumbo, bukan semata film lebaran paling laris tahun ini namun juga film animasi paling banyak ditonton se-Asia Tenggara sepanjang masa. Jumbo yang hingga kini masih tayang dengan tren sangat positif, berpotensi menggeser KKN di Desa Penari yang tercatat sebagai film Indonesia terlaris sepanjang masa dengan 10 juta penonton. 

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |