TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga survei Indikator Politik Indonesia menyatakan tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi selama 100 hari pertama menjabat sebesar 94,7 persen. Tingkat kepuasan terhadap kinerja Dedi ini yang tertinggi di antara lima gubernur lain di pulau Jawa.
Indikator Politik menyigi kinerja para gubernur dan wakil gubernur di enam wilayah Pulau Jawa, yakni di Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berdasarkan hasil survei, sekitar 41 persen warga Jawa Barat tercatat sangat puas dengan kinerja Dedi, sementara sekitar 54 persen lainnya cukup puas. “Jadi kalau dibulatkan 95 persen warga Jawa Barat yang puas sama Dedi Mulyadi. Bahkan yang menarik, khusus yang menjawab sangat puas, itu agak jarang, itu di Jawa Barat tinggi sekali,” ujar Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi dalam rilis temuan survei pada Rabu, 28 Mei 2025, dipantau melalui Zoom Meeting.
Menyusul tingkat kepuasan terhadap kinerja Dedi, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X menempati posisi kedua. Indikator Politik mencatat kepuasan publik terhadap kinerja Sri Sultan HB X sebesar 83,8 persen. “Ini menunjukkan bahwa Sri Sultan dengan segala kelebihan dirinya sebagai raja dan sekaligus sultan, itu ternyata mendapatkan banyak sekali kredit dari warganya, terlepas apakah karena faktor kinerja atau karena faktor beliau sultan,” ujar Burhanuddin.
Sementara itu, tingkat kepuasan publik terhadap Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa sebesar 75,3 persen. Lalu, di posisi keempat ada tingkat kepuasan terhadap kinerja Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi sebesar 62,5 persen. Kelima, Gubernur Jakarta Pramono Anung Wibowo mendapatkan tingkat kepuasan publik sebesar 60 persen. Terakhir, sebanyak 50,8 persen warga Banten merasa puas dengan kinerja Gubernur Banten Andra Soni.
“Pertanyaannya adalah, apakah kepuasan itu murni karena faktor teknokratik atau faktor yang lain?” ucap Burhanuddin saat menyampaikan tingkat kepuasan publik terhadap enam gubernur di pulau Jawa itu. Ia menjelaskan, hasil studi lembaganya menunjukkan tingkat kepuasan publik di Indonesia terhadap para pemimpin tidak murni berdasarkan faktor teknokratik atau kinerjanya saja. Menurut dia, warga Indonesia banyak menyertakan faktor emosi atau afeksi ketika menilai tingkat kepuasan terhadap pemimpin.
“Jadi persepsi itu tidak semata-mata dibentuk oleh keberhasilan bagi seorang pemimpin untuk menyelesaikan agenda teknokratik,” ujar dia. “Lagi-lagi, jangan langsung buru-buru mengambil kesimpulan, bahwa faktor kinerja lah yang paling menyumbang.”
Adapun populasi dari survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia di pulau Jawa yang memiliki hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan. Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih pada 12 hingga 19 Mei 2025.
Penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling. Dalam survei ini jumlah sampel di Jakarta sebanyak 500 responden, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur masing-masing sebanyak 600 responden, kemudian Yogyakarta dan Banten masing-masing sebanyak 400 responden.
Dengan asumsi metode simple random sampling, jumlah sampel sebanyak 400 memiliki toleransi kesalahan atau margin of error sekitar 5 persen, sampel 500 responden sebesar 4,5 persen, dan sampel 600 sekitar 4,1 persen, masing-masing pada tingkat kepercayaan 95 persen.