TEMPO.CO, Jakarta - Jurnal ilmiah berbasis di Inggris, Nature, mengungkap 10 karya ilmiah abad ke-21 yang paling banyak dikutip. Ternyata karya tulis yang paling banyak dikutip pada umumnya bukan penemuan ilmiah yang paling terkenal.
Namun, sebaliknya, karya-karya tersebut cenderung menggambarkan metode atau perangkat lunak ilmiah yang menjadi andalan para ilmuwan. “Ilmuwan mengatakan bahwa mereka menghargai metode, teori, dan penemuan empiris, tetapi dalam praktiknya metode tersebut lebih banyak dikutip,” kata Misha Teplitskiy, sosiolog dari University of Michigan, dikutip dari situs resmi Nature pada Senin, 21 April 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Nature, tulisan yang memperoleh kutipan terbanyak menulis tentang perkembangan dalam kecerdasan buatan (AI), pendekatan untuk meningkatkan kualitas penelitian atau tinjauan sistematis, statistik kanker, dan perangkat lunak penelitian. Tulisan yang memenangkan Nobel Fisika tahun 2010 juga termasuk yang banyak dikutip pada abad ini.
Nature menjelaskan terdapat beberapa basis data yang melacak kutipan akademis, tetapi juga mengamati kumpulan dokumen yang berbeda dan tentunya berbeda dalam jumlah kutipan. Dalam pemeringkatan kali ini, Nature memilih lima basis data untuk analisis dan mengambil peringkat median di antara semuanya. “Basis data tersebut mencakup puluhan juta makalah yang diterbitkan pada abad ke-21,” tulis Nature.
Dari cara ini, artikel ilmiah yang paling banyak dikutip adalah berjudul “Deep residual learning for image recognition” yang terbit tahun 2016. Tulisan itu dibuat oleh para peneliti dari Microsoft yang membahas jaringan untuk mendukung pembelajaran mendalam tentang AI. Di dalamnya juga dijelaskan cara untuk melatih jaringan yang memiliki sekitar 150 lapisan, sekitar lima kali lebih banyak dari yang biasa digunakan para peneliti.
Namun, tulisan itu tidak secara umum dianggap sebagai paling banyak dikutip. Jika diurutkan dalam versi Google Scholar, jumlah kutipan tercatat sebanyak 254 ribu. Kemudian menurut Web of Science berada di urutan ketiga dengan jumlah kutipan lebih dari 100 ribu. “Dalam lima basis data yang dipilih, publikasi Microsoft dikutip tertinggi,” tulis Nature.
Berikut karya ilmiah yang paling banyak dikutip berdasarkan seluruh basis data:
1. Deep residual learning for image recognition (2016, preprint 2015): 103,756–254,074 kutipan.
2. Analysis of relative gene expression data using real-time quantitative PCR and the 2–ΔΔCT method (2001): 149.953–185.480 kutipan.
3. Using thematic analysis in psychology (2006): 100.327–230.391 kutipan.
4. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, DSM-5 (2013): 98.312–367.800 kutipan.
5. A short history of SHELX (2007): 76.523–99.470 kutipan.
6. Random forests (2001): 31,809–146,508 kutipan.
7. Attention is all you need (2017): 56,201–150,832 kutipan.
8. ImageNet classification with deep convolutional neural networks (2017): 46,860–137,997 kutipan.
9. Global cancer statistics 2020: GLOBOCAN estimates of incidence and mortality worldwide for 36 cancers in 185 countries (2020): 75,634–99,390 kutipan.
10. Global cancer statistics 2018: GLOBOCAN estimates of incidence and mortality worldwide for 36 cancers in 185 countries (2016): 66,844–93,433 kutipan.