Apa Itu Perang Tarif dan Dampaknya bagi Perekonomian Global?

3 days ago 11

Liputan6.com, Jakarta - Preisiden Amerika Serikat, Donald Trump mengenakan tarif baru untuk barang impor dari sejumlah negara. Kebijakan ini merupakan bagian dari strategi perdagangan baru pemerintahannya yang bertujuan untuk mengurangi defisit perdagangan AS dan menanggapi kebijakan dagang negara lain yang dianggap merugikan.

Trump membagikan sejumlah bagan di media sosial yang menunjukkan tarif yang dikenakan oleh negara lain terhadap produk AS. Dalam bagan tersebut, terdapat informasi mengenai tarif yang dikenakan masing-masing negara terhadap AS serta tarif baru yang akan diberlakukan oleh AS sebagai respons.

Namun, Trump menegaskan bahwa angka tersebut tidak hanya mencakup tarif impor saja, melainkan juga hambatan perdagangan nonmoneter serta kebijakan yang dianggap sebagai bentuk manipulasi ekonomi.

"Kami akan mengenakan tarif sekitar setengah dari yang mereka kenakan kepada kami," ujar Trump dalam pengumuman yang disampaikan di Rose Garden, Gedung Putih, dikutip dari CNBC, Kamis (3/4/2025).

Keputusan Trump ini memicu reaksi dari sejumlah negara, termasuk China. Hal ini sekaligus menandai perang tarif antara Amerika Serikat dan China. Kedua negara saling mengenakan tarif tinggi bagi produk mereka. China telah mengumumkan sejumlah langkah balasan terhadap AS tak lama setelah Presiden Donald Trump menerapkan tarif 104 persen atas barang-barang asal China.

Selain menaikkan tarif tambahan atas barang impor asal AS menjadi 84 persen dari yang sebelumnya 34 persen yang berlaku mulai Kamis, 10 April 2025, China juga mengambil langkah tegas lainnya untuk membalas AS.

Lalu apa itu perang tarif?

Dikutip dari berbagai sumber, perang tarif merupakan konflik ekonomi antar negara yang ditandai dengan saling menaikkan tarif impor barang. Kondisi ini terjadi ketika dua negara atau lebih saling meningkatkan biaya impor barang dari satu sama lain, sebagai bentuk proteksi. Perang tarif ini biasanya dipicu oleh persaingan tidak sehat antara industri dalam negeri dan asing, yang berdampak luas pada perekonomian global.

Perang tarif dapat dijelaskan sebagai berikut: Negara A menaikkan tarif impor barang dari Negara B. Sebagai balasan, Negara B menaikkan tarif impor barang dari Negara A. Siklus ini berlanjut, mengakibatkan peningkatan harga barang dan berpotensi memicu konflik ekonomi yang lebih besar. Dampaknya, konsumen di kedua negara akan menanggung beban akibat harga barang yang melambung tinggi. 

Dengan menaikkan tarif, barang impor menjadi lebih mahal, mendorong konsumen memilih produk lokal. Namun, strategi ini seringkali berujung pada eskalasi konflik dan dampak negatif yang lebih besar daripada manfaatnya. 

Konsekuensi perang tarif sangat luas dan berdampak negatif pada perekonomian global. Salah satu dampaknya adalah kenaikan biaya produksi. Kenaikan tarif impor meningkatkan biaya bahan baku dan komponen produksi, mengurangi keuntungan produsen. Hal ini berdampak pada daya saing produk dan berpotensi mengurangi investasi.

Selain itu, perang tarif juga memicu inflasi. Kenaikan harga barang impor akan meningkatkan harga barang dan jasa di dalam negeri. Inflasi yang tinggi dapat menurunkan daya beli masyarakat dan memperlambat pertumbuhan ekonomi. Konsumen juga akan menghadapi pengurangan pilihan barang di pasar karena beberapa produk impor menjadi terlalu mahal.

Perang tarif juga dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi global. Gangguan rantai pasokan global dan penurunan perdagangan internasional akan berdampak negatif pada pertumbuhan ekonomi. Investor asing akan cenderung enggan berinvestasi di negara yang terlibat dalam perang tarif, karena ketidakpastian ekonomi yang ditimbulkan.

Terakhir, perang tarif dapat merusak hubungan diplomatik antar negara. Ketegangan ekonomi dapat berdampak pada hubungan politik dan kerjasama internasional di berbagai bidang. Perselisihan perdagangan yang tidak terselesaikan dapat menghambat kerja sama dalam isu-isu global lainnya.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |