Batuk di Pergantian Musim, Pahami Tanda Batuk Berdahak atau Batuk Kering

4 hours ago 1

TEMPO.CO, Jakarta - Cuaca yang berubah-ubah di musim pancaroba dapat membuat tubuh lebih rentan terhadap penyakit, terutama batuk. Penting untuk mengenali perbedaan antara batuk kering dan batuk berdahak agar penanganannya lebih tepat.

Musim pancaroba, yaitu masa peralihan antara musim kemarau ke musim hujan atau sebaliknya, dikenal sebagai periode yang rawan terhadap gangguan kesehatan. Pergantian suhu secara drastis dari panas terik menjadi udara dingin dan lembap berpotensi melemahkan daya tahan tubuh.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam kondisi ini, keluhan saluran pernapasan seperti pilek, sakit tenggorokan, dan terutama batuk menjadi sangat umum. Baik anak-anak maupun orang dewasa kerap mengalami gejala-gejala ini, yang umumnya berkaitan dengan infeksi virus seperti influenza atau common cold.

Batuk Kering

Batuk kering adalah jenis batuk yang tidak menghasilkan dahak atau lendir. Batuk ini biasanya timbul akibat iritasi atau peradangan pada saluran pernapasan bagian atas, seperti tenggorokan.

Pada masa pancaroba, udara yang dingin dan kering cenderung membuat lapisan mukosa tenggorokan menjadi lebih sensitif. Hal ini bisa memicu batuk yang berlangsung terus-menerus meskipun tidak ada lendir yang perlu dikeluarkan.

Dilansir dari My Cleveland Clinic, batuk kering bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk infeksi virus, alergi, asma, atau bahkan paparan zat iritan seperti asap rokok dan debu. Beberapa orang juga mengalami batuk kering sebagai efek samping dari obat-obatan tertentu, seperti obat tekanan darah.

Ciri khas batuk kering adalah adanya rasa gatal di tenggorokan, suara menjadi serak, dan batuk yang tidak kunjung reda, terutama pada malam hari. Untuk meredakannya, penderita dianjurkan mengonsumsi minuman hangat, menggunakan pelembab udara, serta menghindari paparan alergen dan udara dingin ekstrem.

Batuk Berdahak

Sementara itu, batuk berdahak adalah jenis batuk yang disertai dengan produksi lendir atau dahak dari saluran pernapasan. Batuk ini merupakan respons alami tubuh untuk membersihkan paru-paru dari infeksi, lendir berlebih, atau partikel asing.

Pada musim pancaroba, infeksi saluran pernapasan seperti bronkitis atau pneumonia menjadi lebih sering terjadi, dan ini umumnya memicu batuk berdahak. Kondisi ini bisa disertai gejala lain seperti sesak napas, dada terasa berat, suara napas yang mengi, serta terkadang demam.

Warna dahak juga bisa menjadi indikator. Dahak bening menandakan infeksi virus, sedangkan dahak berwarna kuning atau hijau bisa mengindikasikan infeksi bakteri. Penanganan batuk berdahak bertujuan untuk membantu tubuh mengeluarkan dahak lebih efisien.

Dikutip dari londonchestspecialist.co.uk, obat ekspektoran dan mukolitik bisa digunakan untuk mengencerkan lendir, disertai konsumsi cairan hangat dan cukup istirahat. Dalam beberapa kasus, terutama bila disebabkan infeksi bakteri, antibiotik mungkin diperlukan sesuai anjuran dokter.

Kenapa Musim Pancaroba Rentan Memicu Batuk?

Perubahan suhu udara yang lebih dingin saat pancaroba mempercepat replikasi virus dan menyempitkan pembuluh darah di saluran pernapasan, sehingga mengurangi efektivitas sel darah putih dalam melawan infeksi.

Aktivitas yang lebih sering dilakukan di ruang tertutup akibat hujan juga meningkatkan risiko penularan virus antarindividu. Selain itu, minimnya paparan sinar matahari pada musim hujan menyebabkan penurunan kadar vitamin D dalam tubuh, yang turut melemahkan sistem imun. Kombinasi faktor-faktor ini menjadikan tubuh lebih rentan terhadap serangan penyakit, termasuk batuk.

Meskipun sebagian besar batuk dapat sembuh dengan perawatan mandiri, penting untuk segera berkonsultasi ke dokter bila batuk berlangsung lebih dari tiga minggu, disertai demam tinggi, sesak napas, atau dahak bercampur darah. Gejala tersebut bisa menjadi pertanda adanya kondisi medis yang lebih serius.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |