Begini Pengolahan MBG yang Buat Keracunan 121 Siswa di Pali

4 hours ago 2

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana mengungkap penyebab siswa keracunan seusai menyantap menu makan bergizi gratis (MBG) di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Sumatera Selatan. Ia mengatakan ratusan siswa di sana keracunan karena makanan diolah lebih awal.

“Di PALI yang baru terjadi itu karena masakan terlalu awal dimasak dan tidak cepat untuk bisa dikirimkan,” kata Dadan dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat di Senayan, Jakarta, Selasa, 6 Mei 2025. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dadan menceritakan proses pengolahan bahan baku MBG di Pali. Ia mengatakan ikan yang menjadi menu MBG diterima pada Jumat pekan lalu, atau tiga hari sebelumnya. Bahan baku tersebut lantas dimasukkan ke dalam lemari pembeku atau freezer selama tiga hari. Selanjutnya ikan tersebut diolah setengah matang, lalu dimasukkan kembali ke dalam freezer.

“Kemudian diolah dan setelah di-tes dalam keadaan baik, tapi terjadi (keracunan) di lapangan,” kata Dadan. 

Keracunan makanan MBG terjadi terhadap 121 siswa di Pali, Senin, 5 Mei 2025. Mereka terdiri atas murid Pendidikan Anak Usia Dini, sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan sekolah menengah atas. Siswa tersebut mengkonsumsi makanan pada pukul 11.00 WIB hingga 12.00 WIB.

Setelah mereka memakan menu MBG tersebut, para siswa lantas menderita mual, pusing, dan muntah. Mereka pun dilarikan ke fasilitas kesehatan setempat.

"Tim surveilans dan pusat krisis dari Dinas Kesehatan Sumatera Selatan telah diberangkatkan ke PALI. Mereka akan berkoordinasi dengan tim Dinkes PALI untuk menyelidiki penyebab dugaan ratusan siswa keracunan," kata Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Sumatera Selatan Dedi Irawan, yang dikutip dari Antara.

Setelah keracunan makanan MBG ini, Dadan Hindayana berjanji akan memperbaiki prosedur operasi standar (SOP) di setiap Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dapur MBG. Badan Gizi akan lebih selektif memilih bahan baku makanan. “Mungkin lebih fresh akan lebih baik,” kata Dadan. 

Ia mengatakan BGN akan menerapkan aturan waktu memasak,  mempersiapkan, dan pengiriman makanan. Interval waktu setiap tahapan tersebut mesti dipersingkat untuk mencegah makanan basi. 

BGN juga akan menerapkan toleransi waktu saat makanan diterima dan dikonsumsi oleh siswa. Jika hidangan akan dikonsumsi pada pukul 09.00 pagi, makanan harus sampai di lokasi 15 menit sebelumnya. “Tidak lebih dari 15 sampai 30 menit makanan itu harus segera dikonsumsi. Jadi, tidak ada lagi penundaan,” ujar Dadan.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |