Begini Respon Atas Pertumbuhan Ekonomi yang Melambat

14 hours ago 2

TEMPO.CO, Jakarta - Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2025 yang melambat menuai berbagai tanggapan. Ada yang optimistis dan ada pula yang pesimistis target pertumbuhan ekonomi 2025 tidak tercapai.

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2025 tercatat sebesar 4,87 persen. Berdasarkan catatan BPS, pertumbuhan ekonomi kuartal ini terendah sejak kuartal III 2021 yang tercatat 3,53 persen. "Bila dibandingkan dengan triwulan IV 2024, ekonomi Indonesia terkontraksi sebesar 0,98 persen," kata Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers di Kantor BPS, Senin, 5 Mei 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati merespons pertumbuhan ekonomi tersebut dengan mempercepat belanja pemerintah. Pemerintah akan mempercepat belanja negara yang produktif. Percepatan penyerapan belanja dilakukan sebagai upaya menata kembali pengeluaran agar lebih fokus pada hal-hal yang menghasilkan dampak ekonomi. “Realisasi penyerapan, menyesuaikan dengan rekonstruksi pada belanja negara yang lebih produktif, akan semakin dipercepat,” ucap Sri Mulyani dalam siaran persnya Rabu, 7 Mei 2025.

Menurut Sri Mulyani, implementasi program prioritas bernilai tambah lebih tinggi seperti makan bergizi gratis (MBG) terus diperluas cakupannya. Begitu pula dengan dukungan untuk sektor perumahan melalui insentif perpajakan. Termasuk dengan perluasan target perumahan melalui Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) menjadi lebih tinggi dari sebelumnya 220 ribu.

Senada dengan Sri Mulyani, Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah akan fokus meningkatkan daya beli masyarakat, mempercepat belanja pemerintah, hingga mendorong investasi pada kuartal kedua 2025. Salah satu jalannya, menurut Airlangga, adalah dengan memberikan bantuan sosial melalui program Keluarga Harapan dan Kartu Sembako pada Mei hingga Juni 2025. Selain itu, gaji ke-13 untuk aparatur sipil negara juga akan segera dicairkan. 

Airlangga mengungkap bahwa pemerintah akan mulai mempermudah perizinan dan merevisi kebijakan penanaman modal untuk menarik lebih banyak investasi. “Pemerintah juga tengah mempersiapkan mitigasi risiko terkait dengan kebijakan tarif Trump serta berupaya memperluas pasar ekspor Indonesia. 

Respons Pengamat

Kepala Pusat Makroekonomi dan Keuangan Institute for Development of Economics and Finance Rizal Taufikurahman menilai penyebab dari anjloknya pertumbuhan ekonomi pada kuartal I adalah menurunnya konsumsi masyarakat. Selain konsumsi, investasi yang berkontribusi 28,03 persen terhadap PDB Indonesia juga melambat. Pada kuartal pertama 2025, salah satu motor penggerak ekonomi ini hanya tumbuh 2,1 persen. “Performa tersebut mengindikasikan pelaku usaha turut merasakan ketidakpastian sehingga menahan ekspansi,” terang Taufik. 

Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies Bhima Yudhistira mengatakan, pemerintah belum memberikan stimulus yang cukup untuk mendongkrak konsumsi masyarakat. Iklim investasi pun hanya mengalami perbaikan yang terbatas. “Justru muncul wacana yang kontraproduktif, seperti melonggarkan TKDN (tingkat komponen dalam negeri),” terang Bhima. 

Sementara itu, Ekonom Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta Achmad Nur Hidayat menilai target pertumbuhan ekonomi nasional 2025 sebesar 5,2 persen tidak akan terwujud jika tidak ada percepatan kebijakan dalam waktu dekat. “Untuk mencapai angka ini, pertumbuhan pada kuartal II hingga IV harus jauh lebih tinggi dari kuartal I,” katanya dalam keterangan tertulis, Selasa, 6 Mei 2025.

Achmad mengatakan pemerintah perlu mempercepat realisasi belanja infrastruktur, memperkuat program padat karya, memperluas insentif bagi sektor manufaktur dan UMKM, serta menyederhanakan birokrasi investasi untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi. Kemudian dari sisi moneter, kata dia, suku bunga harus dijaga agar konsumsi rumah tangga tetap bergairah.

Annisa Febiola, Ilona Estherina, dan Melynda Dwi Puspita berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Pilihan Editor: Apa Sebab Ekonomi Indonesia Melambat?

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |