TEMPO.CO, Padang - Fahru Gunnardi tampak sangat serius saat menjajakan karyanya secara online lewat live streaming di platform Tiktok di salah ruangan Gedung Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) Koperasi dan UMKM Sumatra Barat pada Senin, 28 April 2025. Dia merupakan pengusaha Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang juga ikut dalam Bazar peluncuran kegaiatan #Juragan UMKM yang diadakan oleh Kementerian UMKM bersama Tiktok Shop dan Tokopedia.
Perajin kulit yang biasa disapa Igun itu memulai usahanya sejak 2029 setelah meninggalkan karir sebagai programmer dan karyawan korporat. Namun, awal Januari 2024 menjadi titik balik dalam strategi pemasarannya. Setelah mengikuti pelatihan dari FLUT tentang TikTok Shop, Igun dan istrinya memberanikan diri terjun ke platform tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia bercerita bahwa lima hari pertamanya berlalu tanpa penjualan dan hal itu hampir mematahkan semangatnya. "Awalnya kami malahan nggak bisa ngomong, terbata-bata terus, grogi," kata pemilik merek dagang Lokak Leather Craft.
Namun dukungan sang istri dan interaksi dengan penonton mulai tercipta, perlahan situasi berubah. Hari kelima, pesanan pertama masuk, ini sebuah pencapaian yang dirayakan Igun dengan membuat story khusus di akun sosial medianya.
Sejak saat itu, Igun berkomitmen melakukan siaran langsung setiap hari. Selama 109 hari berturut-turut, ia membagi waktunya menjadi 4-5 sesi siaran dengan durasi 1-2 jam per sesi. Beberapa sesi bahkan berlangsung hingga 4-5 jam saat tengah malam.
Strategi ini membuahkan hasil signifikan. Dari penjualan online yang sebelumnya hanya berkisar Rp 200.000-Rp 500.000 per bulan melalui Facebook dan Instagram, omzetnya melonjak hingga Rp 4,6 juta pada Februari dan Rp 4,9 juta pada Maret 2024 menjelang Lebaran. "Kami nggak pernah sampai segitu di online," ucapnya.
Kemudian, kata Igun, Card Wallet—dompet kartu dengan konsep "cashless" menjadi produk terlaris di TikTok Shop. Produk ini awalnya dibuat berdasarkan permintaan konsumen, kemudian dimodifikasi dan ternyata mendapat sambutan luar biasa.
Sementara itu untuk harga ditetapkan berdasarkan bahan dan proses pembuatannya. Semakin sulit pembuatannya, maka harga jual produk akan lebih mahal. Adapun harga termahal dompet yang mereka jual adalah Rp 600.000. "Kami menetapkan harga berdasarkan tingkat kesulitan, bahan baku, dan durasi pengerjaan," ujar Igun.
Kini perbandingan omzet penjualan online dan offline telah mencapai angka 70:30, dan menunjukkan penjualan digital lebih mendominasi dibanding penjualan konvensional. Sang istri turut berperan penting dalam operasi bisnis dari menjahit, melakukan siaran langsung, hingga pengemasan produk.
"Sekarang kita tidak apa-apa penonton sedikit, yang penting closing," ujarnya.
Bagi Igun, kualitas interaksi dengan penonton jauh lebih berharga daripada sekadar nilai penjualan. Sesi malam hari menjadi favorit karena tingginya interaksi dengan penonton yang kerap bertanya tentang perawatan produk kulit.
Meski sudah mencicipi kesuksesan, pria yang belajar kerajinan kulit secara otodidak melalui YouTube mengakui masih banyak aspek yang perlu dipelajari, terutama dalam pembuatan konten. "Kami masih pure bikin live aja," katanya. Ia pun ingin terus mengasah keterampilan untuk mengembangkan bisnisnya.
Adapun Tokopedia dan TikTok Shop menggandeng Kementerian UMKM RI dalam program "Juragan UMKM" untuk melatih puluhan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di berbagai wilayah termasuk Padang. Program yang diluncurkan pada Senin, 28 April 2025, bertujuan mengembangkan kapasitas UMKM dalam memanfaatkan konten video untuk meningkatkan penjualan.
"Melalui Creators Lab, kami mengedukasi kreator baik affiliate maupun penjual mengenai pemanfaatan konten video pendek dan live streaming di era discovery e-commerce," ujar Vonny Ernita Susamto, Direktur Tokopedia dan TikTok E-commerce di Padang.
Vonny menjelaskan, keputusan berbelanja saat ini cenderung dipengaruhi oleh konten video TikTok. Hal ini terbukti dari data selama Ramadan tahun ini, di mana live streaming di TikTok ditonton 2,8 miliar kali. Bahkan transaksi di TikTok Shop melalui live streaming saat sahur meningkat hingga 24 kali lipat.
Wakil Menteri UMKM Helvi Moraza menyatakan pemerintah menargetkan 30 juta UMKM terdigitalisasi pada tahun 2025. "Dalam satu tahun ke depan, sebanyak 22.000 pengusaha mikro akan terhubung melalui Workshop Digital Juragan UMKM yang tersebar di 50 titik PLUT," kata Helvi.
Melalui kolaborasi ini, Kementerian UMKM berharap kontribusi sektor ekonomi digital terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional dapat meningkat hingga 8-9 persen pada tahun 2025.
Workshop di Padang diikuti oleh 50 pengusaha mikro dengan materi meliputi pengenalan kreator afiliasi, pengembangan personal branding, perancangan skrip video, strategi pembuatan konten, dan edukasi Hak Kekayaan Intelektual (HKI) untuk mendukung praktik "#JualanNyaman". Kegiatan itu dilaksanakan di Gedung Pusat Layanan Usaha Terpadu - Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah (PLUT KUMKM) Sumatra Barat.
Peserta juga diajarkan cara mendapatkan status "Power Shop" atau "Mall" di TikTok Shop untuk meningkatkan kepercayaan pembeli dan potensi pendapatan mereka.