GOOTO.COM, Jakarta - Pembalap tim Honda, Joan Mir mengaku tetap optimistis menghadapi MotoGP Inggris yang akan berlangsung pada akhir pekan ini, Minggu, 25 Mei 2025 di Sirkuit Silverstone. Meski memiliki torehan kurang memuaskan sepanjang musim ini, Mir menyatakan kesiapan penuh untuk kembali balapan dan memperlihatkan kecepatannya bersama Honda RC213V.
Iklan
Sebelumnya, sang juara MotoGP 2020 tersebut mengalami kejadian merugikan, di mana ia harus terlibat dalam kecelakaan Enea Bastianini (KTM) yang menyenggol Francesco Bagnaia (Ducati), sehingga mengakibatkan tabrakan beruntun di tikungan pertama Le Mans.
Hasilnya, Joan Mir harus melanjutkan tren negatif dengan hanya menuntaskan satu kali balapan dari enam seri yang dilakoninya selama MotoGP 2025. Mantan rider Suzuki tersebut hanya berhasil finis dan menempati posisi ke-9 pada Grand Prix Argentina.
Sementara di lima balapan lainnya, Joan Mir menelan hasil pahit dengan gagal mencapai garis finis akibat kecelakaan dan beberapa kendala teknis.
"Kami sudah membuktikan di Le Mans bahwa kami punya kecepatan. Kami hanya butuh sedikit keberuntungan dan bisa masuk ke Q2, supaya tidak mengalami masalah di awal balapan," ucap Mir dilansir dari Speedweek.
Akibat insiden yang menimpanya di Le Mans, Joan Mir sempat diduga mengalami patah tulang di tangan kanannya saat dibawa ke rumah sakit. Namun, hasil pemeriksaan terbaru menunjukkan bahwa dirinya baik-baik saja dan terhindar dari kondisi patah tulang yang sebelumnya sempat menjadi kekhawatiran.
Meski begitu, ia tetap membutuhkan waktu untuk memulihkan diri dari luka robek kecil di tangan dan rasa nyeri di lehernya.
"Kami telah melakukan beberapa pemeriksaan lagi dan semuanya terlihat baik. Bagian atas jari saya sedikit terluka, tapi saya bisa melanjutkan latihan dan persiapan seperti biasa. Saya banyak bekerja dengan fisioterapis saya untuk mengatasi masalah leher, dan kami juga sudah menunjukkan kemajuan di sana," jelasnya.
Joan Mir sebenarnya memiliki riwayat hasil yang cukup buruk ketika balapan di Silverstone. Tahun 2021 menjadi momen terakhir kali dirinya menyelesaikan balapan di lintasan tersebut, sementara hasil nihil selalu didapatkan di tahun-tahun berikutnya karena gagal mencapai garis finis.
RIFQI DHEVA ZA’IM | ERWAN HARTAWAN