Dosen Unand: Penundaan Rilis BPS Menciptakan Ruang Ketidakpastian

7 hours ago 1

TEMPO.CO, Jakarta - Dosen Departemen Ekonomi Universitas Andalas Syafruddin Karimi menilai penundaan rilis data ekspor impor oleh Badan Pusat Statistik (BPS) menciptakan ruang ketidakpastian. BPS pada hari ini, Kamis, 15 Mei 2025, mengumumkan bahwa data ekspor impor yang secara rutin diumumkan pada pertengahan bulan, akan dirilis setiap awal bulan.

“Keterlambatan dan penghapusan data sementara yang sebelumnya rutin diumumkan setiap pertengahan bulan menciptakan ruang ketidakpastian yang luas di kalangan investor, pelaku usaha, dan analis pasar,” ucap Syafruddin dalam keterangan tertulis pada Kamis, 15 Mei 2025. Ketika negara lain berupaya meningkatkan keterbukaan dan kecepatan informasi ekonomi, kata dia, Indonesia justru mengambil langkah mundur yang bertentangan dengan prinsip perdagangan modern berbasis transparansi dan prediktabilitas.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Syafruddin berpendapat, langkah BPS bukan sekedar perubahan teknis, melainkan cerminan mentalitas birokrasi yang enggan diawasi dan tidak menempatkan kebutuhan pasar sebagai prioritas. “Ketika data disembunyikan atau ditunda tanpa alasan teknis yang meyakinkan, maka keraguan pasar akan berubah menjadi keyakinan bahwa ada yang sedang disembunyikan,” ujar dia.

Selain itu, Syafruddin juga mengatakan penundaan ini akan memperkuat reputasi negatif Indonesia sebagai negara dengan hambatan perdagangan tertinggi di dunia. Indonesia menempati peringkat terakhir dari 122 negara dalam Indeks Hambatan Perdagangan Internasional 2025. Menurut dia, posisi ini mencerminkan tingkat proteksionisme yang ekstrem di berbagai aspek kebijakan perdagangan, termasuk transparansi informasi.

BPS baru akan mengumumkan data perdagangan April 2025 pada 2 Juni 2025 mendatang, bersamaan dengan rilis data inflasi. Sebelumnya, BPS rutin merilis angka sementara data ekspor dan impor pada pertengahan bulan. Sedangkan data inflasi rutin dirilis pada awal bulan. BPS mengklaim perubahan jadwal ini bertujuan agar pengguna data memperoleh angka tetap kinerja ekspor dan impor.

Menurut pelaksana tugas (Plt.) Kepala Biro Humas dan Hukum BPS Melly Merlianasari, selama ini masih ada pengguna yang tidak mengetahui bahwa angka ekspor dan impor yang dirilis tengah bulan adalah angka sementara. “Agar angka yang menjadi rujukan adalah angka tetap ekspor dan impor, maka mulai saat ini BPS hanya akan merilis angka tetap untuk ekspor impor,” ucap Melly dalam keterangan tertulis kepada Tempo pada Kamis, 15 Mei 2025.

Melly juga mengatakan ada sekitar 30 provinsi yang selama ini melakukan rilis ekspor impor di awal bulan setelah perolehan angka tetap. Dengan perubahan jadwal ini, kata dia, maka waktu rilis data perdagangan seluruh provinsi dilakukan secara bersamaan.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |