Efek Angin Kencang, Nelayan Diminta Waspadai Gelombang Tinggi di Area Ini

5 hours ago 2

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta para pelaut mewaspadai potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah perairan domestik selama beberapa hari ke depan. Peringatan dini BMKG ihwal peningkatan gelombang laut yang terbaru berlaku untuk hari ini, Sabtu, 24 Mei 2025, hingga 27 Mei nanti.

Merujuk peringatan dini tersebut, angin di wilayah Indonesia bagian utara umumnya sedang bergerak  ke barat daya sekencang sekitar 6-25 knot. Polanya sama persisnya dengan angin di wilayah selatan yang sedang bergerak ke arah tenggara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Kecepatan angin tertinggi terpantau di Samudra Hindia barat Aceh, serta Samudra Hindia selatan Banten hingga Nusa Tenggara Timur,” begitu bunyi keterangan resmi BMKG.

Gelombang tinggi 2,5-4 meter berpeluang muncul di Samudra Hindia sebelah barat Aceh hingga barat Bengkulu, kemudian di perairan selatan Banten hingga area selatan Nusa Tenggara Barat. Ada juga peringatan soal gelombang laut menengah, maksimal setinggi 2,5 meter di Selat Malaka bagian utara, beberapa bagian Laut Arafuru, serta di Samudra Pasifik sebelah utara Maluku dan utara Papua.

Secara reguler, tim BMKG selalu mengimbau masyarakat untuk selalu waspada, terutama bagi nelayan. Mereka yang melaut dengan perahu nelayan kecil diminta mewaspadai angin yang lajunya lebih dari 15 knot, serta gelombang di atas 1,25 meter. Kapal tongkang juga harus memperhatikan kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang melebihi 1,5 meter.

Adapun pengelola kapal ferry diminta waspada saat kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang mencapai 2,5 meter. Armada besar, seperti kapal kargo dan kapal pesiar, wajib memantau kondisi ketika kecepatan angin menembus 27 knot dan tinggi gelombangnya 4 meter.

Anomali Angin di Barat Daya Banten

Peneliti di Pusat Riset Iklim dan Atmosfer Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Erma Yulihastin sempat menyinggung soal sirkulasi siklonik skala meso (meso-vortex) yang terbentuk di Laut Jawa dan Samudera Hindia sisi barat daya Banten. Vorteks ini kerap memicu hujan intensitas tinggi di beberapa wilayah di Indonesia yang sebenarnya sudah memasuki kemarau.

“Fenomena meso-vortex yang terjadi selama dasarian ketiga Mei saat ini perlu diteliti lebih lanjut,” tuturnya saat dihubungi pada Jumat, 23 Mei 2025.

M. Faiz Zaki berkontribusi dalam penulisan artikel ini

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |