TEMPO.CO, Jakarta - Seorang pria bersenjata menembaki sebuah gereja di Sri Lanka, kata polisi Sabtu 10 April 2025, saat negara itu dalam keadaan siaga tinggi enam tahun sejak Bom Minggu Paskah yang menewaskan ratusan orang.
Pria bersenjata itu melepaskan tembakan pada Jumat di sebuah gereja di Manampitiya, 160 kilometer timur laut ibu kota Kolombo, kata pernyataan polisi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penembakan itu merusak jendela dan tidak ada yang terluka, sementara seorang tersangka telah ditangkap, kata polisi.
“Penyelidikan awal menunjukkan bahwa tersangka telah menargetkan gereja karena permusuhan pribadi dengan pendeta,” kata pernyataan itu seperti dilansir Arab News.
Polisi bersenjata dan pasukan telah dikerahkan ke hampir semua gereja di seluruh negeri selama perayaan Paskah, dengan keamanan ditingkatkan setelah serangan pada 2019.
Pembom bunuh diri pada 2019 menewaskan 279 orang, termasuk 45 orang asing, di tiga gereja dan tiga hotel Sri Lanka.
Lebih dari 500 orang terluka dalam serangan itu, yang oleh para pejabat disalahkan pada kelompok Islamis dalam negeri. Gereja Katolik akan mengenang para korban pada Senin, dengan menyatakan mereka sebagai "Pahlawan Iman."
Minoritas Katolik di Sri Lanka telah mempertahankan kampanye untuk keadilan sejak pengeboman tersebut, dengan mengatakan bahwa penyelidikan sebelumnya gagal menjawab pertanyaan yang belum terjawab.
Gereja Katolik menuduh pemerintah Sri Lanka berturut-turut melindungi mereka yang berada di balik serangan tersebut. Bahkan, beberapa penyelidikan tingkat tinggi telah mengidentifikasi hubungan antara unit intelijen militer dan para pengebom.