Giliran Tarif Trump Guncang Industri Film Amerika, Ada Apa?

7 hours ago 3

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali membuat gebrakan kontroversial. Kali ini, ia mengumumkan rencana pengenaan tarif 100 persen pada film yang diproduksi di luar negeri. Tarif Trump itu sempat memanaskan Hollywood.

Meski Trump sempat melunak dan menyatakan tidak ingin merugikan industri, langkah ini telah menyulut reaksi keras dari pelaku industri film dunia, terutama di Hollywood yang dinilai Trump tak lagi menjadi pusat produksi film global.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hollywood Tidak Terlalu Menguntungkan

Dalam pernyataannya, Trump menegaskan bahwa Hollywood saat ini memiliki tanda yang bagus, namun tidak banyak memproduksi film. Ia menyalahkan Gubernur California, Gavin Newsom, atas eksodus produksi film dari Los Angeles dan menyebutnya sangat tidak kompeten. Padahal, industri film dan televisi merupakan tulang punggung ekonomi California yang menopang ratusan ribu lapangan kerja di berbagai sektor.

Data dari FilmLA menunjukkan bahwa produksi film di Los Angeles turun hampir 40 persen dalam satu dekade terakhir. Banyak rumah produksi memilih syuting di negara seperti Kanada, Australia, hingga Hungaria karena insentif pajak dan biaya produksi yang lebih murah.

Di sisi lain, negara-negara tersebut telah menyiapkan infrastruktur dan kebijakan untuk menarik produksi global, yang kini dianggap Trump sebagai ancaman terhadap keamanan nasional.

Rencana Lipatgandakan Pajak Film

Trump meluncurkan rencana tarif ini hanya sehari setelah bertemu dengan aktor Jon Voight, yang ditunjuk sebagai Duta Khusus Hollywood.

Dalam dokumen yang bocor, Voight menyarankan penggunaan insentif pajak federal, perjanjian produksi bersama, dan subsidi infrastruktur sebagai strategi utama untuk membawa kembali produksi film ke AS. Tarif 100 persen sendiri hanya disebut untuk keadaan terbatas.

Namun, pernyataan Trump justru memperluas ide tersebut menjadi tarif menyeluruh, yang tidak hanya akan dikenakan pada film asing, tapi juga berpotensi menjerat produksi AS yang memilih syuting di luar negeri.

Sejumlah tokoh industri, termasuk senator Adam Schiff dan gubernur Newsom, merespons dengan mendorong kebijakan alternatif berupa kredit pajak federal sebesar USD 7,5 miliar, yang disebut akan meningkatkan produksi dalam negeri tanpa harus merusak hubungan dagang atau menaikkan biaya distribusi film.

“Berlandaskan program negara bagian kami yang sukses, kami ingin bermitra dengan pemerintahan Trump untuk lebih memperkuat produksi dalam negeri dan kembali membuat film Amerika,” kata Newsom dalam pernytaannya kepada Variety.

Dampak Kebijakan

Dampak dari kebijakan ini langsung terasa. Saham perusahaan besar seperti Netflix, Disney, dan Warner Bros. Discovery sempat melemah setelah pengumuman Trump. Para pembawa acara TV seperti Jimmy Kimmel dan Jimmy Fallon pun ikut menyindir kebijakan ini dalam acara mereka.

Reaksi internasional pun tak kalah serius. Pemerintah Australia yang menerima hampir setengah dari investasi produksi film internasional tahun lalu, menyatakan siap membela industri layar lebar nasional. Sementara di Inggris, para pelaku industri menggelar pertemuan darurat, khawatir tarif ini bisa menghapus keberadaan industri film lokal mereka.

Sementara itu, menurut The Guardian, serikat pekerja seperti Sag-Aftra dan International Alliance of Theatrical Stage Employees (IATSE) mendukung upaya membawa kembali pekerjaan film ke AS, namun menolak langkah sepihak yang bisa merugikan pekerja di negara tetangga seperti Kanada.

Pilihan editor: 

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |