TEMPO.CO, Jakarta - Vitamin C merupakan salah satu nutrisi esensial yang berperan penting dalam menjaga daya tahan tubuh, mempercepat proses penyembuhan luka, serta bertindak sebagai antioksidan yang melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas.
Karena manfaatnya yang luas, banyak orang rutin mengonsumsi vitamin C, baik dari makanan alami maupun dalam bentuk suplemen. Namun pertanyaan yang sering muncul adalah kapan waktu terbaik untuk mengonsumsinya agar tubuh dapat menyerap dan memanfaatkannya secara optimal.
Dilansir dari Verywell Health dan Good House Keeping, berikut waktu terbaik minum vitamin C:
Pentingnya Membagi Konsumsi dalam Beberapa Dosis Kecil
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tubuh lebih mampu menyerap dan menggunakan vitamin C secara efektif jika asupannya dibagi dalam beberapa dosis kecil sepanjang hari, dibandingkan dengan mengonsumsinya dalam jumlah besar sekaligus. Hal ini disebabkan oleh sifat vitamin C yang larut dalam air, sehingga kelebihannya akan dibuang melalui urine jika tubuh tidak dapat menyerapnya dalam satu waktu.
Karena itu, mengonsumsi vitamin C dalam dua hingga tiga kali sehari, terutama saat makan, dapat meningkatkan efektivitasnya dalam tubuh. Selain itu, jumlah kebutuhan vitamin C seseorang bervariasi tergantung pada berbagai faktor, termasuk usia, jenis kelamin, kondisi kesehatan, serta pola makan sehari-hari. Konsultasi dengan tenaga medis atau ahli gizi dapat membantu menentukan jumlah asupan yang sesuai dengan kebutuhan individu.
Asupan dari Makanan vs. Suplemen
Sumber utama vitamin C sebenarnya dapat diperoleh secara alami dari berbagai jenis makanan, terutama buah-buahan dan sayuran. Beberapa makanan yang kaya akan vitamin C antara lain kiwi, paprika, jeruk, brokoli, kangkung, dan stroberi. Jika seseorang sudah mengonsumsi makanan yang kaya vitamin C dalam jumlah cukup, kebutuhan akan suplemen mungkin tidak lagi diperlukan.
Namun, ada kondisi tertentu suplemen vitamin C bisa menjadi tambahan yang bermanfaat. Misalnya, pada musim flu atau saat tubuh mengalami tekanan fisik dan emosional yang tinggi, konsumsi vitamin C dalam jumlah cukup dapat membantu mempercepat pemulihan dan mengurangi durasi gejala penyakit.
Meskipun begitu, tidak ada bukti ilmiah yang kuat bahwa vitamin C dapat mencegah seseorang terkena flu, tetapi beberapa penelitian menunjukkan bahwa suplemen vitamin C dapat sedikit mengurangi tingkat keparahan gejala yang dialami.
Sebelum atau Sesudah Makan?
Suplemen vitamin C tersedia dalam berbagai bentuk, seperti tablet, kapsul, cairan, dan kunyah. Tidak ada perbedaan signifikan dalam efektivitas penyerapannya jika dikonsumsi dengan atau tanpa makanan. Namun, karena sifatnya yang asam, bagi sebagian orang yang memiliki masalah pencernaan seperti maag, GERD (Gastroesophageal Reflux Disease), atau divertikulitis, mengonsumsi vitamin C bersamaan dengan makanan dapat membantu mengurangi risiko iritasi pada lambung.
Bagi mereka yang mengalami efek samping berupa ketidaknyamanan pada saluran pencernaan setelah mengonsumsi suplemen vitamin C, terdapat pilihan suplemen yang telah diformulasikan dengan bahan penetral asam (buffered vitamin C). Suplemen jenis ini mengandung mineral seperti magnesium atau kalsium yang dapat membantu mengurangi keasaman dan lebih ramah terhadap lambung.
Panduan Dosis Harian yang Dianjurkan
Kebutuhan vitamin C setiap individu bergantung pada beberapa faktor, termasuk usia, kondisi kesehatan, dan gaya hidup. Berdasarkan rekomendasi dari National Academy of Sciences (NAS), kebutuhan vitamin C harian untuk anak-anak dan orang dewasa berbeda-beda. Bayi berusia 0-6 bulan memerlukan sekitar 40 mg per hari, sementara anak-anak usia 1-3 tahun membutuhkan 15 miligram (mg) per hari.
Seiring bertambahnya usia, kebutuhan vitamin C meningkat, dengan remaja perempuan berusia 14-18 tahun membutuhkan sekitar 65 mg per hari, dan remaja laki-laki pada rentang usia yang sama memerlukan 75 mg per hari.
Untuk orang dewasa, pria dianjurkan mengonsumsi sekitar 90 mg vitamin C per hari, sedangkan wanita membutuhkan sekitar 75 mg. Pada kondisi khusus seperti kehamilan dan menyusui, kebutuhan ini meningkat menjadi sekitar 80-120 mg per hari.
Selain itu, orang yang merokok atau sering terpapar asap rokok dianjurkan untuk menambah asupan vitamin C sebanyak 35 mg lebih banyak dari kebutuhan normal. Hal ini dikarenakan paparan zat beracun dari rokok dapat mengurangi kadar vitamin C dalam tubuh, sehingga membutuhkan tambahan untuk menjaga keseimbangan nutrisi.
Pilihan Editor: 5 Gejala Tubuh Kekurangan Vitamin C