Kebakaran Mobil Listrik: Waspadai 3 Sektor Ini

3 hours ago 2

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah mobil listrik Build Your Dream (BYD) tipe Seal mengeluarkan asap hitam tebal dan api di Jalan Katalis, Kota Bambu Utara, Jakarta Barat, Selasa dini hari, 13 Mei 2025.

Dikutip dari Antara pada Selasa, 13 Mei 2025, Kepala Seksi Operasi Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Barat, Syarifudin, mengatakan insiden itu akibat korsleting pada baterai kendaraan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Mobil di garasi rumah tidak terpakai selama tiga hari tiba-tiba mengeluarkan asap. Diduga karena fenomena listrik pada baterai mobil listrik," kata Syarifudin lagi.

Selain mengeluarkan kepulan asap, menurut saksi di sekitar lokasi kejadian juga terdengar suara ledakan. Sehingga pemilik kendaraan melaporkan insiden tersebut kepada petugas pemadaman kebaran setempat. "Terdengar ledakan, kemudian pemilik melapor dengan menelepon ke sektor Kembangan dan langsung ditindaklanjuti petugas" katanya.

Guna menjinakkan si jago merah, tim pemadam kebakaran dikerahkan dalam kekuatan penuh sebanyak enam unit kendaraan pemadam dan 30 personel turun tangan menyisir kepulan tersebut.

Dalam insiden kebakaran BYD ini, korsleting pada baterai disebut-sebut sebagai penyebab utama. Namun, setidaknya ada tiga bagian penting yang patut diwaspadai karena dapat memicu kebakaran kendaraan listrik.

1. Baterei kendaraan listrik

Salah satu potensi risiko paling serius pada mobil listrik adalah fenomena thermal runaway atau pelarian termal. Dalam konteks ini, baterai lithium-ion yang menjadi sumber daya utama kendaraan listrik dapat menjadi pemicu utama terjadinya kebakaran.

Mengutip laporan International Fire & Safety Journal (IFSJ), pelarian termal terjadi ketika terjadi gangguan pada keseimbangan internal baterai, seperti kerusakan sel atau paparan suhu tinggi, yang kemudian memicu reaksi berantai peningkatan suhu dan mempercepat reaksi kimia di dalamnya. "Dalam kasus ekstrem, kondisi ini dapat menyebabkan kebakaran bahkan ledakan," tulis IFSJ dalam artikelnya.

Kendati terdengar mengkhawatirkan, IFSJ juga menekankan bahwa pelarian termal tergolong langka, terutama pada mobil listrik yang dirancang dengan sistem manajemen baterai dan pendingin yang canggih.

2. Sistem pengisian daya

Selain dari baterai, potensi kebakaran juga bisa bersumber dari sistem pengisian daya kendaraan listrik itu sendiri. Pengisi daya kendaraan listrik, terutama yang dipasang di rumah, memiliki risiko kebakaran serupa dengan instalasi listrik konvensional. Risiko ini sangat bergantung pada kualitas kabel, komponen, dan keahlian teknisi yang memasangnya.

Disadur dari Stat-X, pengkabelan yang tidak sesuai standar atau sudah kedaluwarsa dapat menyebabkan korsleting, loncatan arus (busur listrik), hingga panas berlebih. Ketiga kondisi tersebut berpotensi memicu kebakaran. Lebih mengkhawatirkan lagi, pemutus sirkuit gangguan arde-komponen penting dalam mencegah insiden listrik-memiliki tingkat kegagalan yang cukup tinggi, bahkan diperkirakan mencapai 57 persen.

3. Sistem kelistrikan

Dikutip dari Antara, 9 Juni 2023, pakar otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Yannes Martinus Pasaribu, kebakaran pada kendaraan atau mobil listrik selain dipicu oleh kegagalan internal pada baterai dan sistem pengisian daya, kebakaran juga dipicu oleh gangguan dalam sistem kelistrikan

"Fenomena kebakaran EV pada umumnya akibat kegagalan internal pada sel baterai, overcharging (pengisian daya berlebihan), gangguan dalam sistem kelistrikan, kebocoran sel baterai, kondisi lingkungan yang ekstrem. Lalu benturan sangat keras, korsleting dalam sistem baterai atau pengisian daya, dan thermal runaway (reaksi pada baterai yang menimbulkan panas)," kata Yannes dikutip dari Antara

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |