TEMPO.CO, Jakarta - Microsleep memang menjadi salah satu faktor penyebab seringnya kecelakaan lalu lintas termasuk arus mudik Lebaran. Fenomena ini sering kali terjadi karena pengemudia yang sudah kelelahan terutama akibat perjalanan akibat arus mudik yang penuh.
Sayangnya, kondisi ini jarang disadari oleh pengemudi karena periode tidur singkat yang berlangsung kurang dari 30 detik ini dianggap adalah hal remeh.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kondisi saat seseorang tiba-tiba tertidur tanpa disadari meskipun sedang beraktivitas, seperti mengemudi ini, menurut Winnugroho Wiratman dari Rumah Sakit Universitas Indonesia, terjadi ketika sebagian kecil otak masih menerima rangsangan, sementara sebagian lainnya tertidur.
Umumnya kondisi ini dipicu oleh dua hal, kelelahan dan kurang tidur ataupun kualitas waktu tidur yang buruk. Oleh akrena itu, microsleep sangat umum menyerang orang-orang dengan gangguan tidur, lansia, pasien demensia, dan bahkan orang dengan cedera kepala.
Namun, bukan tidak mungkin terjadi kepada orang dengan usia muda. Selama periode ini, individu mungkin tertidur tanpa menyadarinya, bahkan saat sedang melakukan aktivitas penting seperti mengemudi atau bekerja. Kondisi ini dapat terjadi di mana saja dan kapan saja, termasuk saat menonton televisi atau membaca buku, termasuk mengemudi.
Menurut Healthline, beberapa tanda microsleep, seperti tatapan kosong, merasakan lompatan waktu, dan menguap berulang kali, bisa menjadi tanda waspada bahwa tubuh membutuhkan istirahat. Namun, kebutuhan untuk tetap mengemudi dan melakukan perjalan jauh selama mudik kadang memaksakan beberapa orang untuhttps://www.tempo.co/ramadan/jalur-pansela-alternatif-terbaik-saat-mudik-lebaran-2025-1226103k tetap mengemudi. Namun, cara berikut dapat dilakukan untuk mencegah microsleep dalam perjalanan mudik Lebaran agar tetap aman dan nyaman:
1. Pastikan untuk memiliki jam tidur yang cukup, minimal 7–8 jam sebelum berangkat agar tubuh tetap segar dan fokus saat mengemudi.
2. Setiap dua jam sekali, berhenti sejenak di rest area untuk meregangkan tubuh dan beristirahat selama 15-20 menit.
3. Berbicara dengan penumpang agar dapat membantu tetap terjaga dan mengurangi rasa kantuk.
4. Minum kopi atau teh yang mengandung kafein dapat membantu meningkatkan kewaspadaan selama berkendara. Namun, pastikan untuk mengonsumsinya dalam jumlah yang belebihan.
5. Dengarkan musik dengan irama yang cepat dan menyenangkan untuk membantu tetap fokus dan terjaga.
6. Hindari makanan berat atau terlalu banyak karbohidrat sebelum berkendara, karena dapat menyebabkan rasa kantuk.
7. Fokus pada jalan dan hindari distraksi agar tidak mudah kehilangan konsentrasi, termasuk menggunakan ponsel selama mengemudi.
Walau tips-tips diatas dapat dilakukan, tetapi tetaplah memperhatikan kondisi tubuh Anda. Jika memang sudah merasa sangat mengantuk dan lelah, sebaiknya hentikan perjalanan sementara dan beristirahat karena kecelakaan di arus mudik akibat microsleep memberikan dampak yang fatal.