Kerusuhan Mei 1998: Ratusan Orang Terpanggang di Yogya Plaza Klender

3 hours ago 2

TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa orang barangkali tidak asing dengan City Plaza Klender, sebuah mall kelas menengah yang terletak di Jalan I Gusti Ngurah Rai, Klender, Jakarta Timur. Pusat perbelanjaan yang dulunya bernama Yogya Plaza Klender merupakan saksi Kerusuhan Mei 1998. Penjarahan dan pembakaran di saat itu, menyasar bangunan tersebut.

Kala itu, pertengahan Mei 1998, Indonesia bergejolak buntut dinamika sosial dan politik seiring terjadinya krisis moneter. Kepercayaan publik terhadap pemerintah anjlok dan mendesak agar Presiden Soeharto mundur. Rangkaian protes pun dilakukan yang pada akhirnya menyulut berbagai aksi massa yang dikenal dengan Kerusuhan Mei 1998.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Peristiwa terjadi dalam rentang 13 sampai 15 Mei 1998. Demonstrasi menuntut reformasi bercampur baur dengan aksi massa yang tak terkendali. Penjarahan di berbagai wilayah. Toko-toko dan properti khususnya milik warga Tionghoa kerap menjadi sasaran.

Yogya Plaza Klender menjadi salah satu tempat kerusuhan yang parah pada saat itu. Kejadiannya, pada Selasa, 14 Mei 1998. Pukul 09.00, muncul instruksi untuk menutup plaza dan seluruh karyawan disuruh keluar gedung. Sekitar satu jam berselang, massa mulai berkumpul di sekitar plaza.

Kemudian, sekitar pukul 12.00 terjadi perkelahian pelajar di sekitar Jalan I Gusti Ngurah Rai. Sekitar 30 orang pelajar masuk pemukiman, tetapi diusir warga. Mereka pun berlari ke arah Yogya Plaza Klender. Ketika para pelajar itu sampai di persimpangan plaza tersebut, terlihat segerombolan orang berbadan besar dan berteriak, “Serang, serang!” Mendengar teriakan itu, para pelajar itu lari masuk ke arah plaza atau mal.

Sekitar pukul 13.00, ratusan orang mulai mendatangi Yogya Plaza Klender. Kelompok ini tidak diketahui asalnya dan bukan dari warga setempat. Mereka mulai lakukan penjarahan barang dan menggunakan berbagai kendaraan untuk mengangkutnya. Mulai pukul 14.00 terlihat titik-titik api yang berasal dari baju yang dibakar oleh penjarah untuk menerangi gedung yang gelap karena mati listrik.

Api pun mulai membesar dan menjalar ke seluruh area plaza. Melihat kobaran api dari dalam plaza, warga sekitar mencoba membantu untuk memadamkan api. Dari luar plaza, terlihat banyak orang melambaikan tangan untuk minta tolong dari lantai 4. Warga sekitar mencoba membuat tali tambang dari kain iklan film di bioskop plaza untuk diulurkan dengan bambu ke lantai 4.

Sepanjang pukul 15.30 -17.30, banyak orang yang turun dari lantai 4 dengan menggunakan tambang tersebut. Dalam keadaan panik, banyak orang yang melompat ke bawah. Pada pukul 17.00 WIB, plaza sudah terbakar parah. Beberapa warga yang mencoba mencari keluarga yang mungkin berada di dalam gedung ditahan oleh beberapa orang dan melarang mereka masuk. Api mulai padam sekitar pukul 21.30 WIB setelah hujan turun.

Keesokan harinya, pada Rabu, 15 Mei 2024, rombongan dari Palang Merah Indonesia (PMI) tiba di lokasi untuk membantu evakuasi dan membawa mayat ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Banyak korban ditemukan pingsan karena asap dan kemudian tewas terpanggang. Ada 118 jasad yang ditemukan hangus, versi lain menyebut 400 orang, sementara TGPF Mei 1998 menyebutkan korban jiwa hingga 488 orang.

Setelah kerusuhan, PT Jakarta Inti Land milik department store Ramayana lalu mengambil alih sisa Yogya Plaza Klender. Renovasi pertama dilakukan dan nama mall diganti menjadi Mall Citra Klender dan diresmikan pada 29 November 2000. Renovasi dilakukan lagi dan untuk kali kedua namanya diganti pada 2009, kini menjadi City Plaza Klender.

Michelle Gabriela dan Rezki Alvionitasari berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |