Konklaf Hasilkan Paus Leo XIV: Catatan 8 Paus Paling Berpengaruh

10 hours ago 4

TEMPO.CO, Jakarta - Pertemuan Dewan Kardinal untuk pemilihan Paus alias konklaf akhirnya memilih Robert Francis Prevost dari Amerika Serikat sebagai pemimpin tertinggi umat Katolik.

Kepulan asap putih terlihat keluar dari cerobong asap di Kapel Sistina pada Kamis siang, 8 Mei 2025 waktu setempat. Pemilihan Paus berakhir setelah berlangsung sejak Rabu, 7 Mei 2025.

Mengutip New York Times, kepulan asap putih dari cerobong Kapel Sistina menandakan mayoritas dari 133 kardinal peserta konklaf memilih nama yang sama. Paus baru itu akan menjadi pengganti dari Paus Fransiskus yang memimpin 1,4 miliar umat Katolik.

Dalam sejarah Gereja Katolik Roma, terdapat lebih dari 260 Paus yang telah memimpin umat Kristen di seluruh dunia.

Beberapa dari mereka tidak hanya meninggalkan jejak yang mendalam dalam konteks spiritual, tetapi juga memengaruhi politik, budaya, dan masyarakat secara luas.

Berikut delapan Paus paling berpengaruh di dunia, dilansir dari Britannica:


1. Paus St. Leo I (440–461)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Paus St. Leo I yang dikenal sebagai Leo yang Agung adalah salah satu Paus paling signifikan dalam sejarah Gereja. Masa pemerintahannya berlangsung dari 440 hingga 461 M, dan ia dikenal karena kemampuannya dalam memperkuat posisi kepausan.

Salah satu kontribusi terpenting Leo adalah doktrin mengenai sifat Kristus, di mana ia menegaskan bahwa Kristus adalah sepenuhnya manusia dan sepenuhnya ilahi. 

Pada tahun 451, Konsili Kalsedon menerima doktrin Leo sebagai "suara Petrus" yang semakin memperkuat posisi kepausan sebagai penerus langsung Santo Petrus. Ini menjadi landasan bagi superioritas kepausan yang terus berlanjut hingga saat ini. Selain itu, Leo juga dikenal karena keberaniannya dalam menghadapi ancaman dari bangsa Hun dan Vandal yang mencoba menyerang Roma. Ia berhasil mencegah serangan tersebut dengan diplomasi yang cerdas, yang menunjukkan bahwa kepemimpinan spiritual juga memerlukan keahlian politik.


2. Paus St. Gregorius I (590–604)

Paus St. Gregorius I atau yang dikenal sebagai Gregorius Agung memerintah dari 590 hingga 604 M. Ia adalah biarawan pertama yang diangkat menjadi Paus dan dikenal karena kemampuannya dalam administrasi serta diplomasi. Gregorius menghadapi ketegangan antara Gereja Roma dan Gereja Bizantium di Konstantinopel dan ia berusaha untuk memperbaiki hubungan antara kedua gereja tersebut.

Gregorius dikenal karena misinya untuk menyebarkan Injil ke seluruh dunia dengan tujuan untuk membantu orang miskin dan melindungi mereka dari penindasan. Ia menerapkan kebijakan yang mengizinkan petani miskin mewarisi tanah, serta menggunakan dana kepausan untuk membantu mereka yang membutuhkan. Pendekatan sosial ini menunjukkan bahwa Gregorius tidak hanya fokus pada aspek spiritual, tetapi juga pada kesejahteraan masyarakat.


3. Paus Sixtus IV (1471–1484)

Paus Sixtus IV memerintah dari 1471 hingga 1484 dan dikenal lebih karena kontribusinya dalam politik Italia daripada kepemimpinan spiritual. Ia terkenal karena praktik nepotisme, di mana ia memberikan kekuasaan kepada keponakannya dalam urusan negara. Istilah nepotisme sendiri berasal dari praktik ini. 

Salah satu warisan terbesarnya adalah pembangunan Kapel Sistina, yang menjadi salah satu ikon seni dan arsitektur di dunia. Sixtus IV mengundang seniman-seniman terkenal seperti Sandro Botticelli dan Perugino untuk melukis kapel tersebut. Kapel Sistina juga berfungsi sebagai tempat pemilihan Paus baru, menunjukkan pentingnya kapel ini dalam sejarah Gereja.

Kapel Sistina/Sistine. Shutterstock 

Meskipun banyak kontroversi yang menyertai masa kepemimpinannya, kontribusi Sixtus IV dalam seni dan politik tetap menjadi bagian penting dari warisan kepausan.


4. Paus Paulus III (1534–1549)

Paus Paulus III yang memimpin dari 1534 hingga 1549 adalah seorang reformis Gereja Katolik yang bertekad. Ia dikenal karena memanggil Konsili Trente pada 1536 sebagai respons terhadap Reformasi Protestan. Konsili ini menjadi salah satu momen penting dalam sejarah Gereja, di mana banyak doktrin dasar diputuskan, termasuk jumlah sakramen dan sifat dosa asal.

Paulus III juga berusaha untuk memperbaiki penyalahgunaan dalam tubuh klerus dan mendirikan seminari untuk melatih para imam. Ia memberikan dukungan besar kepada seni, termasuk merestorasi Universitas Roma dan mendorong Michelangelo untuk menyelesaikan lukisan Penghakiman Terakhir di Kapel Sistina. Dengan upaya-upayanya, Paulus III berkontribusi pada revitalisasi Gereja Katolik di tengah tantangan yang dihadapi oleh Reformasi.


5. Paus Pius IX (1846–1878)

Paus Pius IX yang dikenal sebagai Beato Pius IX memerintah dari 1846 hingga 1878 dan merupakan Paus yang paling lama berkuasa dalam sejarah Gereja.

Masa pemerintahannya berlangsung lebih dari 31 tahun dan ditandai dengan pengumuman doktrin infalibilitas kepausan selama Konsili Vatikan Pertama. Doktrin ini menyatakan bahwa Paus tidak dapat salah dalam pernyataan tentang iman yang menjadi subjek kontroversi di kalangan umat Katolik hingga saat ini.

Pius IX juga mengkodifikasikan kepercayaan bahwa Maria dilahirkan tanpa dosa asal melalui doktrin Dikandung Tanpa Noda. Selama delapan tahun terakhir hidupnya, Pius IX menghabiskan waktu sebagai tahanan Vatikan, menolak untuk mengakui pemerintahan Italia yang baru bersatu. Ini menunjukkan ketegangan antara Gereja dan negara, serta bagaimana posisi kepausan dipertahankan dalam konteks politik yang berubah.


6. Paus Leo XIII (1878–1903)

Paus Leo XIII yang memerintah dari 1878 hingga 1903 dikenal karena pendekatannya yang diplomatis dan pemahamannya tentang pentingnya hubungan Gereja dengan dunia modern. Dalam ensikliknya yang terkenal, "Rerum Novarum" Leo XIII membahas isu-isu keadilan sosial dan masalah yang ditimbulkan oleh Revolusi Industri. Ia menegaskan hak Gereja untuk berbicara mengenai isu-isu sosial yang berkaitan dengan moral.

Leo XIII juga berusaha untuk menjalin hubungan baik dengan agama lain dan mendorong dialog antaragama. Pendekatannya yang progresif dalam konteks Gereja Katolik pada abad ke-19 membantu membentuk arah Gereja di abad-abad berikutnya, menjadikannya sebagai salah satu Paus yang paling berpengaruh dalam sejarah modern.


7. Paus St. Yohanes XXIII (1958–1963)

Paus St. Yohanes XXIII memerintah dari 1958 hingga 1963 dan dikenal sebagai Paus yang sangat dicintai. Meskipun masa pemerintahannya hanya berlangsung selama lima tahun, Yohanes XXIII memiliki dampak yang besar terhadap Gereja. Ia menyadari perlunya pembaruan dalam Gereja dan memanggil Konsili Vatikan II pada 1962 untuk mencapai tujuan tersebut.

Konsili ini menghasilkan banyak perubahan signifikan, termasuk penggunaan bahasa lokal dalam Misa, peningkatan peran umat awam dalam Gereja, dan kesiapan Gereja untuk terlibat dalam dunia modern. Yohanes XXIII juga dikenal karena sikapnya yang ramah dan terbuka, serta upayanya untuk mempromosikan perdamaian dunia melalui ensiklik "Pacem in Terris."


8. Paus St. Yohanes Paulus II (1978–2005)

Paus St. Yohanes Paulus II yang memerintah dari 1978 hingga 2005 adalah salah satu Paus yang paling terkenal dan berpengaruh dalam sejarah. Ia adalah Paus non-Italia pertama dalam 455 tahun dan dikenal karena perjalanan internasionalnya yang luas, berbicara dalam banyak bahasa, dan menjangkau umat Katolik di seluruh dunia.

Yohanes Paulus II dikenal karena dukungannya terhadap gerakan Solidaritas di Polandia, yang berkontribusi pada runtuhnya komunisme di Eropa Timur. Ia juga dikenal karena upayanya untuk memperbaiki hubungan dengan agama lain, termasuk meminta maaf kepada komunitas Yahudi atas kesalahan Gereja di masa lalu.

Meskipun gaya kepemimpinannya yang terpusat dan tradisional dalam beberapa hal mengalienasi sebagian umat, warisannya sebagai pembela hak asasi manusia dan perdamaian tetap diingat dengan baik.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |