Kontroversi Hadiah Jet Mewah Qatar Bagi Donald Trump

4 hours ago 2

TEMPO.CO, Jakarta - Kontroversi menyeruak usai Kerajaan Qatar menghadiahkan sebuah pesawat Boeing 747-8 kepada Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk digunakan sementara. Para politisi Amerika Serikat mempertanyakan sikap Trump karena dianggap berbahaya.

Trump sendiri bersedia menerima hadiah jet mewah senilai 400 juta dolar Amerika Serikat tersebut. "Saya tidak akan pernah menolak tawaran semacam itu. Saya bisa menjadi orang bodoh dan berkata, tidak, kami tidak menginginkan pesawat terbang gratis yang sangat mahal," ujarnya, 12 Mei 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Para senator menilai sikap Trump tersebut berbahaya bagi Amerika Serikat. Mereka beralasan menerima hadiah dari pemerintah asing apalagi dalam jumlah yang sangat besar berpotensi menimbulkan konflik kepentingan yang nyata, memicu persoalan serius terkait keamanan nasional, serta membuka celah terhadap pengaruh asing di lingkaran kepemimpinan negara.

Selain itu, tindakan Trump juga dinilai bertentangan dengan Konstitusi Amerika Serikat dan dapat merusak kepercayaan publik terhadap pemerintahan. Penilaian ini disampaikan oleh para senator Demokrat yakni Chris Coons, Brian Schatz, Cory Booker, dan Chris Murphy dalam pernyataan bersama mereka.

"Setiap presiden yang menerima hadiah semacam ini, senilai 400 juta dolar AS, dari pemerintah asing menciptakan konflik kepentingan yang jelas, menimbulkan pertanyaan keamanan nasional yang serius, mengundang pengaruh asing, dan merusak kepercayaan publik terhadap pemerintah kita," kata senator Demokrat Chris Coons, Brian Schatz, Cory Booker, dan Chris Murphy dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Antara pada Rabu, 14 Mei 2025.

Para senator menegaskan Air Force One atau pesawat resmi kepresidenan Amerika Serikat bukan sekadar alat transportasi, melainkan simbol dari kepresidenan dan negara itu sendiri. Mereka menyoroti bahwa Konstitusi Amerika Serikat secara tegas melarang pejabat terpilih menerima hadiah besar dari pemerintah asing tanpa melalui persetujuan Kongres karena dapat menimbulkan berbagai implikasi hukum dan etika.

Menyikapi situasi ini, para legislator berkomitmen untuk membawa isu tersebut ke pembahasan di Senat pada pekan ini. Langkah ini diambil sebagai bentuk penegakan prinsip transparansi, akuntabilitas, dan perlindungan terhadap kepentingan nasional.

Konflik Kepentingan dan Etika

Penolakan terhadap rencana Donald Trump untuk menerima jet mewah dari Qatar terus menguat, terutama dari kalangan anggota parlemen Partai Demokrat dan para pendukung etika pemerintahan. Mereka menilai menerima pesawat tersebut sebagai hadiah melanggar standar etika serta bertentangan dengan prinsip-prinsip yang diatur dalam Konstitusi Amerika Serikat.

Pemimpin Mayoritas Senat dari Partai Demokrat, Chuck Schumer, bahkan menyampaikan kritik tajam secara sinis melalui media sosial. Dia menyindir pesawat kepresidenan kini “dipersembahkan oleh Qatar”. Sementara itu, Perwakilan Ritchie Torres telah mengambil langkah lebih lanjut dengan secara resmi meminta penyelidikan dari beberapa lembaga pengawas, termasuk Kantor Akuntabilitas Pemerintah AS (GAO), pelaksana tugas Inspektur Jenderal Departemen Pertahanan, dan Kantor Etika Pemerintah.

Dalam surat resminya, Torres menyoroti bahwa nilai hadiah ini sangat luar biasa dan belum pernah terjadi sebelumnya. Hadiah ini menjadi hadiah paling mahal yang pernah diberikan kepada seorang presiden Amerika Serikat oleh pemerintah asing. Ia mendesak agar dilakukan peninjauan etika secara menyeluruh guna menentukan apakah tindakan tersebut melanggar undang-undang etika federal maupun Klausul Emolumen dalam Konstitusi.

Selain itu, Torres juga meminta agar disusun rekomendasi kebijakan baru untuk mencegah presiden—baik yang sedang menjabat maupun mantan—mengubah hadiah dari pihak asing menjadi milik pribadi, demi menjaga integritas dan kepercayaan publik terhadap institusi kepresidenan.

Kritik juga datang dari Partai Republik dan Pendukung Trump

Beberapa senator Partai Republik turut menyuarakan keberatan terhadap sikap Donald Trump yang menerima jet mewah dari keluarga kerajaan Qatar. Meskipun dikenal sebagai pendukung Trump, mereka merasa hadiah yang dijuluki “istana di langit” itu menimbulkan banyak pertanyaan serius.

Senator Rick Scott menolak keras ide tersebut dengan alasan bahwa Qatar memiliki hubungan dengan kelompok Hamas dan mempertanyakan standar keamanan pesawat. Ia menilai pesawat dari Qatar tidak layak digunakan oleh Presiden Amerika Serikat jika belum terbukti keamanannya.

Sementara Senator Rand Paul menyoroti aspek konstitusional, mengingatkan bahwa Konstitusi AS melarang pejabat menerima hadiah dari pemerintah asing. Ia mempertanyakan apakah tindakan Trump menerima pesawat dari Kerajaan Qatar itu dapat dibenarkan meski untuk keperluan resmi dan menyebut potensi kesan tidak pantas terlalu besar untuk diabaikan.

Melynda Dwi Puspita dan Ida Rosdalina berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Pilihan Editor: Trump Temui Presiden Suriah, Desak Rekonsiliasi dengan Israel

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |