Menperin Klaim Kontribusi Sektor Industri Otomotif Masih Positif

14 hours ago 4

GOOTO.COM, Jakarta - Para pengamat ekonomi baru-baru ini tengah menilai kondisi Indonesia yang sedang berada dalam fase penuruan kontribusi sektor industri terhadap perekonomian negara.

Iklan

Menanggapi hal tersebut, Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita membantah dengan menyampaikan berbagai indikator yang masih menunjukkan tren positif.

Menurutnya, industri manufaktur masih menjadi salah satu motor penggerak utama dalam memicu pertumbuhan ekonomi nasional.

“Saya ingin mempertanyakan pada para pengamat yang mengatakan bahwa Indonesia sedang masuk atau sudah masuk ke dalam tahap deindustrialisasi. Itu salah, kalau kita lihat dari MVA (Manufacturing Value Added) juga salah, kalau kita lihat dari kontribusi manufaktur terhadap GDP (Gross Domestic Product) itu juga salah,” katanya di Jakarta.

Pasalnya, mengutip data terbaru dari World Bank dan United Nations Statistic, MVA Negara Indonesia tercatat mencapai USD 255,96 Miliar pada 2023. Pencapaian tersebut diklaim menjadi angka tertinggi dalam sejarah Indonesia, sekaligus membuatnya menduduki nomor lima terbesar di Asia dan posisi ke-12 di dunia. 

“Kita akan terus mengejar Cina, Jepang, India, Korea Selatan, dan tentunya paling besar MVA-nya, Manufacturing Value Added-nya untuk negara-negara ASEAN. Bahkan peringkat keduanya di negara ASEAN itu mungkin nilai MVA-nya hanya setengahnya dari MVA yang sudah dicatat di Indonesia,” jelasnya.

Tidak dihitung dengan pandemi, MVA Indonesia terus mengalami kenaikan signifikan sejak 2019. Bahkan, Agus Gumiwang menyebut nilai MVA tersebut setara dengan beberapa negara industri maju, seperti Rusia, Inggris, dan Prancis. 

Bila dilihat dari rata-rata global yang hanya berada di angka USD 78,73 Miliar, rata-rata historis MVA Indonesia jauh melampaui dengan hasil mencapai $102,85 Miliar.

“Ini mencerminkan struktur industri manufaktur nasional yang kuat dari hulu ke hilirnya,” tambah Agus.

Sementara itu, ia juga menjabarkan data yang dihasilkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), dimana industri manufaktur menjadi salah satu penyumbang utama dari pertumbuhan ekonomi Republik Indonesia dengan angka kontribusi mencapai 17,50 persen. 

“Year on year untuk share manufaktur terhadap GDP atau PDB naik yaitu dari 17,47 menjadi 17,50. Sementara quarter to quarter juga naik dari 17,31 menjadi 17,50 persen,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Agus Gumiwang juga menyinggung terkait pentingnya sektor industri otomotif dalam mendukung perekonomian nasional, baik dari hulu seperti kegiatan suplai bahan baku atau komponen produksi, hingga hilir seperti kegiatan di sektor perdagangan, transportasi, dan juga logistik.

“Kami coba menghitung bahwa industri kendaraan bermotor memiliki nilai forward linkage sebesar 0,835, dan backward linkage sebesar 0,975,” tutupnya.

RIFQI DHEVA ZA’IM | ERWAN HARTAWAN

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |