PBB Kecam Israel Usai Serang Pos Pasukan Perdamaian di Lebanon

7 hours ago 4

TEMPO.CO, Jakarta - Misi pasukan perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL) menyatakan bahwa perimeter di salah satu pos mereka di Lebanon selatan terkena "serangan langsung" tentara Israel pada 13 Mei lalu.

Dalam pernyataan UNIFIL pada Rabu seperti dilansir Anadolu, misi tersebut menyatakan "keprihatinan atas tindakan agresif tentara Israel yang melibatkan personel dan aset UNIFIL di dekat Garis Biru baru-baru ini," merujuk pada garis demarkasi antara Lebanon dan Israel.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Insiden ini menjadi yang pertama kalinya posisi UNIFIL terkena serangan langsung sejak gencatan senjata antara Israel dan Lebanon berlaku pada 27 November 2024.

UNIFIL mengatakan bahwa mereka mencatat "sekurangnya empat insiden lain yang melibatkan angkatan darat Israel di dekat posisinya di sepanjang Garis Biru".

"Akhir-akhir ini, UNIFIL memantau adanya perilaku agresif oleh tentara Israel terhadap pasukan penjaga perdamaian yang melaksanakan aktivitas operasional sesuai dengan Resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor 1701," menurut pasukan PBB itu.

Sebelumnya pada Selasa, pasukan penjaga perdamaian PBB yang berpatroli bersama tentara Lebanon di dekat kota Maroun Al-Ras melaporkan telah diincar "dengan laser dari titik militer Israel di dekat mereka".

Dalam insiden lainnya di selatan wilayah Alma Ash-Shaab pada 7 Mei, pancaran laser ditembakkan dari dua tank Merkava Israel ke sebuah patroli UNIFIL.

"Ketika patroli mulai bergerak, sebuah drone mengintai lima meter di atas mereka dan membuntuti pergerakan patroli sepanjang satu kilometer," kata UNIFIL.

Sementara itu, drone lain dilaporkan mengintai sebuah pos UNIFIL di timur kota Houla.

UNIFIL mengutuk semua tindakan tersebut dan mengingatkan bahwa "semua pihak, menurut tanggung jawab masing-masing, harus menjaga keamanan dan keselamatan personel dan properti PBB serta menghormati kekebalan aset PBB sepanjang waktu".

Gencatan senjata yang rapuh berlaku di Lebanon sejak November tahun lalu, sehingga mengakhiri peperangan lintas batas antara Israel dan Hizbullah yang meningkat menjadi konflik besar pada September 2024.

Pemerintah Lebanon melaporkan hingga 3.000 kali pelanggaran gencatan senjata oleh Israel, termasuk tewasnya hampir 200 orang dan cedera terhadap 500 orang lainnya.

Menurut kesepakatan gencatan senjata, Israel seharusnya menarik penuh semua pasukannya dari Lebanon selatan pada 26 Januari 2025. Namun, tenggat tersebut diperpanjang hingga 18 Februari setelah Israel menolak patuh.

Meski demikian, Israel masih mempertahankan posisi militernya di lima pos perbatasan dengan Lebanon.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |