Pelaku Kekerasan terhadap Jurnalis: Ajudan Panglima TNI hingga Ajudan Kapolri

6 hours ago 2

TEMPO.CO, Jakarta - Kasus kekerasan terhadap jurnalis masih terus berulang. Wartawan yang sedang melakukan tugasnya di lapangan kerap mengalami kekerasan secara verbal maupun fisik.

Demografi pelaku tindak kekerasan terhadap jurnalis cukup beragam. Tidak jarang, kekerasan dilakukan oleh para ajudan ataupun tim protokoler dari para pejabat tinggi di institusi pemerintahan kepada jurnalis yang sedang meliput pejabat tersebut. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Intimidasi oleh Ajudan Panglima TNI

Salah seorang ajudan dari Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Agus Subiyanto mengintimidasi reporter yang sedang mencoba mewawancarai Agus. Peristiwa itu terjadi di Lapangan Bhayangkara, Mabes Polri, Jakarta, pada Kamis, 27 Februari 2025. 

Kala itu, jurnalis dari media Kompas.com Adhyasta Dirgantara mencoba mewawancarai Agus terkait kelanjutan kasus prajurit TNI yang menyerbu Polres Tarakan di Kalimantan Utara. Tempo yang berada di lokasi melihat langsung salah satu ajudan dari Agus menghampiri tersebut. 

Ajudan itu mempertanyakan apakah jurnalis tidak mendapat arahan sebelum mewawancarai orang nomor satu di TNI itu. “Ngapain kau? Memang tidak di-briefing?” kata ajudan yang tidak diketahui namanya itu.

Kemudian ajudan ini kembali melanjutkan percakapan dengan nada ancaman. “Kutandai muka kau, aku sikat kau.”

Kekerasan Fisik dan Verbal oleh Ajudan Kapolri

Kekerasan terhadap jurnalis kembali terjadi. Kali ini, ajudan Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Listyo Sigit Prabowo melakukan kekerasan fisik dan verbal kepada seorang jurnalis yang sedang meliput.  Peristiwa itu terjadi ketika Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo meninjau arus balik di Stasiun Tawang Semarang pada Sabtu, 5 April 2025. Kala itu ajudan Sigit yang juga anggota polisi, Ipda E, memukul dan mengumbar ancaman kepada jurnalis yang sedang meliput. 

Kekerasan tersebut dialami oleh seorang jurnalis foto Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara Makna Zaezar. Dia bercerita, kala itu Ipda E memukul bagian belakang kepalanya. 

"Waktu posisi mau balik itu dia mengeplak kepala saya. Jadi dia mengeplak ya, kalau bahasanya sini itu ngeplak bagian kepala belakang," ujar Makna saat dikonfirmasi dari Jakarta, Minggu.

Selain kekerasan fisik, ajudan Kapolri tersebut juga  melakukan kekerasan secara verbal kepada jurnalis di lokasi tersebut. "Waktu sebelum saya pindah ke seberang, si ajudannya ini ngomel-ngomel kalian kalau dari pers tak tempeleng satu-satu, gitu," kata Makna. 

Jamal Abdun Nashr dan Alif Ilham Fajriadi ikut berkontribusi dalam penulisan artikel ini. 

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |