Pemilihan Paus: Konklaf Terlama Dalam Sejarah Gereja Katolik

9 hours ago 3

TEMPO.CO, Jakarta - Gereja Katolik Roma resmi memiliki pemimpin baru. Kardinal Robert Francis Prevost yang berasal dari Amerika Serikat terpilih sebagai Paus ke-267 dan akan memimpin umat Katolik di seluruh dunia dengan nama Paus Leo XIV. Ia mencatat sejarah sebagai Paus pertama yang berasal dari Amerika Serikat, sekaligus menjadi Paus kedua dari kawasan benua Amerika setelah Paus Fransiskus yang berasal dari Argentina.

Pengumuman terpilihnya Paus Leo XIV disampaikan secara resmi oleh Kardinal Protodiakon Dominique Mamberti dari balkon Kapel Sistina, Kota Vatikan, pada Kamis, 8 Mei 2025, waktu setempat. Dalam pengumumannya, Mamberti menyatakan, "Aku memberitakan kepadamu suka cita yang besar. Kita memiliki seorang Paus: Tuan yang Maha Terkemuka dan paling terhormat, Robert Francis, Kardinal Gereja Roma Suci Prevost yang telah memilih nama Paus Leo XIV."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Proses pemilihan paus yang dikenal dengan sebutan konklaf kali ini berlangsung dalam waktu yang relatif singkat. Konklaf dimulai pada Selasa, 7 Mei 2025. Pada hari pertama, dua kali asap hitam terlihat mengepul dari cerobong Kapel Sistina sebagai pertanda bahwa para kardinal yang bersidang belum mencapai kesepakatan terkait siapa yang akan dipilih sebagai Paus. Namun pada hari kedua, asap putih muncul dari cerobong yang sama menjadi sinyal bahwa suara telah bulat dan Paus baru telah ditetapkan.

Meski konklaf tahun ini hanya berlangsung dua hari, Gereja Katolik pernah mencatat adanya proses pemilihan Paus yang jauh lebih panjang. Konklaf terlama dalam sejarah berlangsung selama hampir tiga tahun, yaitu selama 1.006 hari, dari November 1268 hingga September 1271. Konklaf tersebut digelar untuk memilih pengganti Paus Klemens IV dan berakhir dengan terpilihnya Paus Gregorius X.

Melansir laman KGW8, konklaf tersebut dilangsungkan di kota Viterbo, yang terletak di utara Roma. Karena lamanya proses pemilihan dan ketidaksepakatan yang terus terjadi diantara para kardinal, penduduk kota tersebut memutuskan untuk mengunci para pemilih di dalam ruangan konklaf. Tindakan tersebut menjadi asal mula penggunaan istilah conclave yang dalam bahasa Latin berarti “di bawah kunci dan gembok”.

Situasi semakin mendesak ketika masyarakat Viterbo membongkar atap gedung tempat para kardinal berkumpul. Mereka meminta para kardinal menyelesaikan pemilihan lebih cepat. Selain mengunci dalam suatu ruangan, masyarakat juga menjatah makanan para kardinal hanya satu kali sehari. Ketika kebuntuan belum teratasi, menu makanan mereka kemudian dikurangi menjadi hanya roti, air, dan anggur.

Pemilihan Paus Gregorius X pada akhirnya dilakukan melalui metode kompromi, yaitu pemilihan berdasarkan kesepakatan dari sejumlah kecil kardinal yang mewakili seluruh kolegium. Ini merupakan salah satu contoh awal penggunaan metode tersebut dalam sejarah pemilihan Paus.

Setelah terpilih menjadi Paus, Gregorius X mengeluarkan peraturan baru dalam Konsili Lyon II pada 1274 untuk menghindari terulangnya konklaf yang berkepanjangan. Ia menetapkan apabila konklaf berlangsung lebih dari tiga hari maka para kardinal hanya akan diberikan satu kali makan per hari.

Jika konklaf berlangsung lebih dari delapan hari, makanan mereka dibatasi menjadi hanya roti, air, dan anggur. Aturan ini kemudian dicabut di masa berikutnya, namun semangat untuk mempercepat proses pemilihan tetap dipertahankan dalam setiap konklaf.

Istiqomatul Hayati berkontribusi dalam penulisan artikel ini. 

Pilihan Editor:  Delik Pencucian Uang dalam Korupsi Minyak Pertamina

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |