TEMPO.CO, Jakarta - Mata uang rupiah menguat tipis ke level 16.502 per dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan Kamis, 8 Mei 2025. Rupiah pada penutupan perdagangan besok diprediksi melemah.
Nilai rupiah hari ini menguat 34 poin dibanding penutupan sebelumnya yakni 16.535 per dolar AS. Pengamat mata uang Ibrahim Assuaibi memprediksi rupiah bakal bergerak fluktiatif. “Untuk perdagangan besok, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang 16.490 - 16.550 per dolar AS.” kata dia dalam analisis rutinnya, Kamis, 8 Mei 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sementara itu, data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) memaparkan rupiah hari ini menguat jadi 16.497 per dolar AS. Pada penutupan hari sebelumnya adalah 16.533 per dolar AS.
Menurut Ibrahim sentimen global yang memengaruhi pergerakan kurs di antaranya keputusan Bank Sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) yang mempertahankan suku bunga acuan. Pada Rabu, 7 Mei 2025 waktu AS, pejabat The Fed memberikan suara bulat untuk mempertahankan suku bunga acuan dalam kisaran 4,25 persen hingga 4,5 persen. Bunga acuan The Fed itu telah bertahan sejak Desember 2024.
Selain itu, Menteri Keuangan AS Scott Bessent akan bertemu dengan pejabat ekonomi tertinggi China pada 10 Mei 2025 di Swiss untuk negosiasi mengenai perang dagang yang mengganggu ekonomi global. Kedua negara itu merupakan dua negara dengan ekonomi terbesar di dunia dan gangguan dari sengketa perdagangan mereka kemungkinan akan menurunkan pertumbuhan konsumsi minyak mentah.
Ibrahim mengatakan sentimen domestik adalah penurunan cadangan devisa. Bank Indonesia (BI) menyampaikan angka cadangan devisa Indonesia April 2025 mencapai US$ 152,5 miliar. Angka tersebut mengalami penurunan dibandingkan posisi pada Maret 2025 sebesar US$ 157,1 miliar.
Turunnya cadangan devisa dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah. Langkah tersebut merupakan respons BI dalam menghadapi ketidakpastian pasar keuangan global yang makin tinggi.