TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah ditutup menguat 139 poin di level Rp 16.437,5 per dolar Amerika Serikat pada perdagangan hari ini, Jumat, 2 Mei 2025. Sebelumnya, rupiah juga sempat menguat 158 poin pada Rabu sore, 30 April 2025 di level Rp 16.758 per dolar AS.
“Ini hal yang di luar dugaan dan begitu dahsyat,” ucap analis mata uang Ibrahim Assuaibi dalam keterangan tertulis pada Jumat, 2 Mei 2025. Ibrahim menilai penguatan ini disebabkan salah satunya oleh data pengangguran di AS yang mengalami peningkatan, sehingga indeks dolar akan fluktuatif. Faktor eksternal lainnya adalah kemungkinan adanya negosiasi antara AS dan Cina.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sedangkan dari faktor internal, Ibrahim menyoroti inflasi akibat pembelian logam mulia. Selain itu, pernyataan Presiden Prabowo di peringatan Hari Buruh yang berkomitmen menghapus outsourcing juga menjadi faktor lain yang mempengaruhi pasar.
Kemudian dari sisi moneter, Bank Indonesia terus melakukan intervensi baik di pasar domestik maupun internasional. Menutur Ibrahim, intervensi Bank Indonesia di pasar non-deliverable forward membuat rupiah menguat signifikan.
Ibrahim memprediksi rupiah akan terus menguat pada pekan depan di kisaran Rp 16.340 - Rp 16.044. “Pada bulan Mei ini kemungkinan akan bisa mendekati Rp 16.000,” ucap dia.
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan tingkat inflasi April 2025 sebesar 1,17 persen secara bulanan dan 1,95 persen secara tahunan. Adapun tarif listrik dan harga emas perhiasan menjadi faktor utama yang mendorong tingkat inflasi April 2025.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Pudji Ismartini mengatakan kelompok kedua penyumbang utama inflasi April 2025 adalah perawatan pribadi dan jasa lainnya, setelah kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga. "Komoditas yang menyumbang andil inflasi terbesar pada kelompok ini adalah emas perhiasan," ucap Pudji.