TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Donald Trump dilaporkan akan mengumumkan pengakuan Amerika Serikat terhadap Negara Palestina dalam pertemuan puncak negara-negara Teluk-AS. Rencananya, hal ini akan terjadi pada pertengahan Mei selama kunjungan pertama Trump ke Timur Tengah selama masa jabatan keduanya. Kunjungan ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan puncak yang diadakan pada 21 Mei 2017, selama masa jabatan pertama Trump.
Seorang sumber diplomatik negara Teluk, yang menolak disebutkan namanya atau mengungkapkan posisinya, mengatakan kepada The Media Line seperti dikutip The Jerusalem Post pada Sabtu 10 Mei 2025, "Presiden Donald Trump akan mengeluarkan deklarasi mengenai Negara Palestina dan pengakuan Amerika terhadapnya, dan bahwa akan ada pembentukan negara Palestina tanpa kehadiran Hamas."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sumber tersebut juga menambahkan, "Jika pengumuman pengakuan Amerika terhadap Negara Palestina dibuat, itu akan menjadi deklarasi terpenting yang akan mengubah keseimbangan kekuatan di Timur Tengah, dan lebih banyak negara akan bergabung dengan Abraham Accords."
Arab Saudi akan menjadi tuan rumah pertemuan tersebut dengan spekulasi beredar mengenai pengumuman besar tentang pengakuan negara Palestina, dan kerja sama nuklir damai AS-Saudi
KTT yang diselenggarakan oleh di ibu kota Arab Saudi, Riyadh, didahului oleh berbagai prediksi mengenai pengumuman yang disebut Presiden Donald Trump, yang menggambarkannya sebagai "pengumuman yang sangat penting" selama pertemuan dengan Perdana Menteri Kanada Mark Carney di Gedung Putih pada Selasa 6 Mei 2025.
Selain apa yang akan diumumkan oleh Presiden AS Donald Trump, agenda KTT dan kesepakatan serta perjanjian yang diharapkan akan terjadi telah menjadi pembicaraan hangat, mulai dari kesepakatan keamanan dan militer, hingga kesepakatan teknologi serta kesepakatan kecerdasan buatan.
Semua pemimpin negara Teluk dijadwalkan berpartisipasi dalam pertemuan puncak Teluk-AS, kecuali Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz, yang sudah lama tidak berpartisipasi dalam acara publik karena kondisi kesehatannya.
Ahmed Al-Ibrahim, mantan diplomat Teluk mengatakan kepada The Media Line, "Saya tidak berharap ini tentang Palestina. Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi dan Raja Abdullah II dari Yordania tidak diundang. Mereka adalah dua negara yang paling dekat dengan Palestina, dan penting bagi mereka untuk hadir di acara seperti ini."
Al-Ibrahim juga mengatakan, "Akan ada kesepakatan besar yang akan datang, mungkin mirip dengan apa yang terjadi pada pertemuan puncak Teluk-AS 2017, dengan kesepakatan Saudi senilai lebih dari US$400 miliar. Jangan lupa bahwa UEA mengumumkan investasi di AS senilai lebih dari US$1 triliun, dan Arab Saudi mengumumkan investasi senilai lebih dari US$600 miliar."
Ia melanjutkan, "Ini jelas karena Presiden Donald Trump bermaksud mengunjungi UEA dan Qatar setelah mengakhiri kunjungannya ke Arab Saudi. Ini adalah dua ekonomi penting dengan sumber daya keuangan yang signifikan dan investasi besar di Amerika Serikat."
Ahmed Boushouki, seorang analis politik Arab Saudi, mengatakan kepada The Media Line, "Ini tentang kesepakatan ekonomi besar yang akan terjadi di Kerajaan Arab Saudi. Mungkin Presiden AS Donald Trump mengisyaratkan hal ini ketika ia memberi tahu rakyat Amerika untuk 'membeli saham sekarang, sebelum pengumuman besarnya dalam dua hari ke depan.'"
Mengenai berita kerja sama nuklir damai AS-Saudi untuk menghasilkan listrik di Arab Saudi, Boushouki mengatakan, "Arab Saudi telah mengumumkan program tersebut sejak 2010, dan telah dibahas beberapa kali sebelumnya. Perusahaan-perusahaan internasional kini tengah berupaya untuk melaksanakan proyek-proyek ini di Arab Saudi."
Saat ini, rencana sedang berlangsung di Arab Saudi untuk membangun reaktor nuklir pertama kerajaan tersebut, dengan beberapa perusahaan internasional bersaing untuk merancang dan membangun reaktor tersebut.
Sementara itu, negara tetangga Teluk, Uni Emirat Arab, telah memiliki reaktor Barakah dan merupakan satu-satunya negara Arab dengan pembangkit listrik tenaga nuklir empat reaktor, bekerja sama dengan perusahaan Korea.
Pilihan Editor: