Turki Tangkap Jurnalis Swedia karena Meliput Protes Istanbul

2 days ago 9

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang jurnalis Swedia yang ditahan pada saat kedatangannya di Turki untuk meliput protes atas pemenjaraan wali kota Istanbul telah ditangkap atas tuduhan terkait teror dan menghina presiden. Hal ini dikonfirmasi kantor kepresidenan Turki pada Ahad.

Joakim Medin, yang bekerja untuk surat kabar Dagens ETC, "telah ditangkap atas tuduhan 'keanggotaan dalam organisasi teroris bersenjata' dan 'menghina presiden'", kata kepresidenan dalam sebuah buletin seperti dilansir Al Arabiya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Medin ditahan pada Kamis ketika pesawatnya mendarat di Turki, kata Menteri Luar Negeri Swedia Maria Malmer Stenergard di media sosial.

Dalam sebuah buletin yang diterbitkan oleh "Pusat Pertempuran Disinformasi", kepresidenan Turki mengatakan jurnalis itu "dikenal karena berita anti-Turki dan kedekatannya dengan organisasi teroris PKK," kelompok militan Kurdi yang dilarang.

"Keputusan penangkapan ini tidak ada hubungannya dengan kegiatan jurnalistik," tambahnya.

Pemenjaraan Medin terjadi hanya beberapa jam setelah pihak berwenang membebaskan yang terakhir dari 11 jurnalis yang ditangkap. Mereka ditangkap dalam penggerebekan fajar pada Senin karena meliput protes, di antaranya fotografer AFP Yasin Akgul.

Pihak berwenang Turki juga telah mendeportasi jurnalis BBC Mark Lowen, yang telah meliput protes, setelah menahannya selama 17 jam pada Rabu. Mereka mengatakan Lowen menimbulkan "ancaman terhadap ketertiban umum".

Dalam sebuah pernyataan pada Kamis, direktorat komunikasi Turki mengatakan Lowen telah dideportasi "karena kurangnya akreditasi".

Seperti dilansir Euronews, Wali Kota Istanbul sekaligus kandidat presiden dari Partai Rakyat Republik (CHP), Ekrem mamoglu, ditahan di Penjara Marmara Istanbul. Ia ditangkap pada 19 Maret atas tuduhan korupsi dan hubungan dengan organisasi teroris, kemudian dipenjara beberapa hari kemudian.

Penangkapan rival terkuat Presiden Recep Tayyip Erdogan itu memicu protes besar-besaran di Istanbul dan seluruh penjuru negeri, gelombang kerusuhan sosial terbesar dalam lebih dari satu dekade.

Polisi telah menanggapi protes dengan semprotan merica, gas air mata dan meriam air.

Menteri Dalam Negeri Turki Ali Yerlikaya mengatakan bahwa hampir 1.900 orang telah ditangkap sejak 19 Maret.

Wali kota Istanbul itu adalah penantang politik utama untuk pemerintahan Erdoan selama 22 tahun dan banyak yang melihat penahanannya bermotif politik. Namun, pemerintah Turki bersikeras peradilan independen dan bebas dari campur tangan politik.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |