Berdzikir dengan Jari Tangan atau Tasbih, Mana yang Lebih Utama?

1 day ago 5

Liputan6.com, Jakarta - Dzikir merupakan salah satu ibadah sunnah yang dianjurkan bagi setiap Muslim. Melalui dzikir, seorang hamba dapat senantiasa mengingat dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dzikir juga menjadi sarana untuk memohon ampunan, mengucap rasa syukur, serta meraih ketenangan hati.

Dalam Islam, dzikir bisa dilakukan dengan berbagai cara, seperti menghitung bacaan dzikir menggunakan jari-jari tangan atau tasbih. Namun, perbedaan antara keduanya sering kali menjadi bahan diskusi dan perdebatan di kalangan umat Muslim.

Ada yang berpendapat bahwa berdzikir dengan jari tangan lebih sesuai dengan sunnah Nabi, karena itulah yang diajarkan dan dilakukan oleh beliau.

Di sisi lain, ada pula yang berpendapat bahwa penggunaan tasbih tidak bertentangan dengan syariat selama tujuannya untuk mempermudah dzikir dan meningkatkan konsentrasi dalam beribadah.

Lantas, manakah yang lebih utama di antara keduanya, menghitung dzikir dengan jari-jari tangan atau tasbih? Berikut ulasannya mengutip dari laman muhammadiyah.or.id.

Saksikan Video Pilihan ini:

Mengenal Kota Lama Banyumas

Hukum Dzikir Menggunakan Tasbih dan Jari Tangan

Mengenai bacaan tasbih (Subhanallah), tahmid (Alhamdulillah), dan takbir (Allahu Akbar), yang dibaca masing-masing 33 kali setelah shalat wajib, dalilnya ialah hadis di bawah ini:

“Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra., dari Rasulullah saw beliau bersabda: Barangsiapa bertasbih 33 kali pada setiap selesai mengerjakan shalat, bertahmid 33 kali dan bertakbir 33 kali; itu semua berjumlah 99 kali, kemudian sabda Rasulullah saw: Untuk sempurna menjadi seratus (bacalah): ‘Laa ilaaha illallah wahdahu laa syariikalah lahul-mulku wa lahul-hamdu wa huwa ‘alaa kulli syai’in qadiir’, maka dosanya diampuni oleh Tuhan meskipun sebanyak buih di laut.” (HR. Muslim dan Ahmad).

Hadis di atas hanya menganjurkan agar kaum muslimin membaca tasbih, tahmid, dan takbir setiap selesai shalat masing-masing 33 kali, sehingga berjumlah 99 kali dan disempurnakan 100 kali dengan membaca “Laa ilaaha illallah wahdahu laa syariikalah lahul-mulku wa lahul-hamdu wa huwa ‘alaa kulli syai’in qadiir”.

Tidak diterangkan bagaimana cara menghitung jumlah apa yang dibaca itu. Dari hal ini dipahami bahwa Rasulullah SAW menyerahkan cara-caranya kepada kaum muslimin untuk memilih cara yang baik menurut mereka, sehingga dapat menambah kekhusyukan mereka.

Sebagian kaum muslimin meniru cara menghitung yang dilakukan oleh umat Hindu, umat Budha, dan umat Nashrani, yaitu dengan menggunakan rosario yang oleh sebahagian kaum muslimin disebut ‘tasbih’. Cara ini tidak dilarang oleh agama Islam.

Kendati demikan, sebagian kaum muslimin ingin menunjukkan kepribadian (identitas diri) mereka dengan menggunakan jari-jari tangan untuk menghitungnya. Mereka beralasan dengan perintah Rasulullah SAW agar kaum muslimin menampakkan identitas diri mereka sebagai seorang muslim, tidak ikut-ikutan dan tidak meniru-niru yang dilakukan umat lain, sebagaimana dipahami dari sabda beliau:

Artinya: “Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra., bahwa Nabi SAW bersabda: Sesungguhnya orang-orang Yahudi dan Nashrani tidak menyemir rambut mereka, maka bedakanlah dirimu dengan mereka (dengan menyemir rambutmu).” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Keutamaan Berdzikir Menggunakan Jari Tangan Kanan

Dalam menggunakan jari-jari tangan untuk menghitung bacaan tasbih, tahmid, takbir dan bacaan dzikir yang lain sesuai dengan yang diajarkan Rasulullah SAW, maka sebahagian kaum muslimin lebih menggunakan jari-jari tangan kanan dibanding dengan menggunakan jari-jari tangan kiri. Mereka beralasan dengan anjuran Rasulullah SAW:

Artinya: “Diriwayatkan dari Aisyah ia berkata: Adalah Nabi SAW suka mendahulukan yang kanan ketika mengenakan sandal, ketika menyisir rambut, ketika bersuci, dan pada semua keadaan.” (HR. Al-Bukhari).

Majelis Tarjih menyetujui pendapat terakhir ini, yaitu menganjurkan agar menggunakan yang kanan untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang diridlai Allah SWT, termasuk menghitung bacaan dzikir seperti yang diterangkan di atas.

Dalam surah Yasin ayat 65 disebutkan: “Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan.” (QS. Yasin: 65)

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |