Film Perayaan Mati Rasa, Bagaimana Solusi saat Berada di Titik Terendah Hidup dalam Islam?

15 hours ago 5

Liputan6.com, Cilacap - Film Perayaan Mati Rasa telah menjadi topik perbincangan hangat di kalangan masyarakat. Film Perayaan Mati Rasa ini menggambarkan kehidupan manusia yang terjebak dalam keputusasaan dan kehilangan arah.

Film Perayaan Mati Rasa ini merupakan film drama terbaru 2025 dan disutradarai oleh Umay Shahab di bawah naungan rumah produksi Sinemaku Pictures dan Legal Pictures.

Drama terbaru tanah air ini mendatangkan sederet artis tanah air seperti Iqbaal Ramadhan, Dwi Sasono, Unique Priscilla, Devano Danendra, Dul Jaelani, Tissa Biani, Bryan Domani, Prilly Latuconsina, hingga Umay Shahab sendiri selaku sutradara sekaligus produser film tersebut.

Film ini mengisahkan Ian dan Uta yang terus berjuang di tengah keterpurukannya dan pada akhirnya keduanya merasakan kepedihan yang sangat sampai-sampai ia tidak mampu lagi membedakan kesedihan dan kebahagiaan alias mati rasa.

Sebagai seorang Muslim, kita memiliki solusi yang tepat untuk menghadapi situasi saat berada di titik terendah hidup.

Dalam artikel ini, kita akan membahas bagaimana Islam menawarkan solusi untuk menghadapi titik terendah dalam hidup sebagaimana dicontohkan Rasulullah SAW, dirangkum Sabtu (14/6/2025).

Simak Video Pilihan Ini:

Tradisi Betawakan, Perang Air khas Sukamara

Cara Rasulullah SAW mengatasi Rasa Sedih

Merangkum laman yatimmandiri.org berikut ini yang dilakukan Rasulullah SAW saat dirinya merasa sangat sedih.

1. Berzikir

Rasulullah SAW mengajarkan berdzikir sebagai cara utama untuk menenangkan hati yang gelisah. Mengingat Allah melalui dzikir seperti “La ilaha illallah” dan “Subhanallah wa bihamdihi” membantu mengusir kesedihan dan menghadirkan ketenangan batin. 

Dengan berdzikir, kita merasakan kehadiran Allah dalam hidup dan mampu menghadapi cobaan dengan lebih tenang.

Selain itu, dalam riwayat yang disebutkan oleh Anas RA, Rasulullah SAW membaca doa “Ya Hayyu ya Qayyum birahmatika astaghitsu” saat bersedih. Doa ini meminta pertolongan Allah yang Maha Hidup dan Maha Terjaga untuk keselamatan dan ketenangan.

Ketika mengalami kesusahan, Rasulullah SAW biasa membaca doa yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas RA: “Laa ilaaha illallaahul ‘Azhimul Haliim…” Doa ini menegaskan kebesaran Allah dan menjadi pengingat bahwa hanya kepada-Nya kita bergantung.

Tidak hanya itu, Rasulullah SAW juga sering membaca “Subhanallahil ‘azhim” saat merasa gundah. Bacaan ini mengakui keagungan Allah dan membantu meringankan hati yang berat.Dengan mengikuti teladan Rasulullah SAW dalam berdzikir dan berdoa, kita bisa menemukan kedamaian dan kekuatan dalam menghadapi kesedihan.

Mengingat Allah dengan cara-cara ini adalah pengingat bahwa kita tidak pernah sendiri dalam menghadapi cobaan hidup.

2. Mendekatkan Diri kepada Allah SWT

Selain berdzikir, cara Rasulullah mengatasi rasa sedih adalah dengan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Mendekatkan diri kepada Allah SWT bisa dilakukan melalui berbagai cara, seperti shalat, membaca Al-Quran, dan berdoa. 

Dengan melakukan ibadah-ibadah ini, seseorang dapat merasakan kekuatan dan pertolongan Allah dalam mengatasi segala kesulitan.

Shalat Tahajud, misalnya, adalah salah satu amalan yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW.

Shalat malam ini bisa menjadi momen untuk merenung dan memohon bantuan Allah, serta memperoleh ketenangan dan kedamaian hati.

Mendekatkan diri kepada Allah SWT secara konsisten dengan doa dan shalat akan membuat rasa sedih dapat teratasi dalam diri seseorang. 

3. Sabar dan Tawakkal

Rasulullah SAW juga menekankan pentingnya bersabar dan tawakkal (berserah diri) kepada Allah SWT dalam menghadapi kesedihan.

Kesabaran adalah kunci untuk menghadapi cobaan hidup dengan sikap yang baik. Inilah cara Rasulullah mengatasi rasa sedihnya. 

Dalam Al-Quran, Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar” (QS. Al-Baqarah: 153). Dengan tawakkal, seseorang mempercayakan hasil dari segala usahanya kepada Allah SWT.Ini membantu meredakan rasa cemas dan sedih karena yakin bahwa Allah selalu memiliki rencana terbaik untuk hamba-Nya.

Rasulullah SAW adalah contoh terbaik dalam hal ini, di mana beliau selalu bersabar dan bertawakkal kepada Allah dalam setiap ujian yang dihadapi.

4. Mengingat Akhirat dan Tujuan Hidup

Rasulullah SAW juga sering mengingatkan untuk selalu mengingat akhirat dan tujuan hidup. Kesedihan di dunia adalah sesuatu yang sementara, dan kehidupan yang sebenarnya adalah di akhirat. 

Dengan mengingat akhirat, seseorang dapat menghadapi kesedihan dengan perspektif yang lebih luas, menyadari bahwa segala cobaan di dunia ini hanyalah ujian sementara yang harus dilalui.

Menguatkan niat untuk hidup sesuai dengan tujuan akhir, yakni meraih ridha Allah dan masuk ke dalam surga, dapat menjadi motivasi untuk bangkit dari kesedihan.

Rasulullah SAW selalu mengingatkan umatnya tentang pentingnya berfokus pada kehidupan akhirat.

5. Berbuat Kebaikan

Salah satu cara yang diajarkan oleh Rasulullah SAW untuk mengatasi rasa sedih adalah dengan berbuat kebaikan kepada orang lain. 

Ketika seseorang berbuat kebaikan, seperti membantu orang yang membutuhkan, menyantuni anak yatim, atau bersedekah, perasaan bahagia dan kepuasan batin akan mengurangi rasa sedih yang dirasakan.

Rasulullah SAW bersabda, “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.” Dengan berbuat kebaikan, seseorang tidak hanya membantu orang lain, tetapi juga membantu dirinya sendiri untuk keluar dari kesedihan.

Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |