Bio Farma Kantongi Izin Edar Produk Radiofarmaka untuk Diagnosis Kanker

9 hours ago 3

TEMPO.CO, Bandung - Produk radiofarmaka untuk diagnostik penyakit kanker berbasis PET-Scan (Positron Emission Tomography) produksi Bio Farma resmi mengantungi izin edar dari BPOM. Produk 18-F Fluorodeoxyglucose (FDG) dengan merek dagang FloDeg ini dipandang menjadi salah satu metode terbaru dalam menghadapi kanker di luar metode kemoterapi dan radioterapi yang sudah lebih dulu ada.

Radiofarmaka adalah obat atau senyawa kimia yang mengandung radioisotop (bersifat radioaktif) dan telat teruji memenuhi syarat farmakologis. "Radiofarmaka merupakan produk inovatif untuk menghadapi tantangan cepatnya perkembangan penyakit dewasa ini, salah satunya adalah penyakit kanker," kata Kepala BPOM Taruna Ikrar dalam keterangannya dikutip dari siaran pers Bio Farma, Selasa 20 Mei 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selain berkembangnya penyakit baru, Taruna mengatakan, Indonesia juga menghadapi tantangan dalam aspek kesehatan berupa terbatasnya bahan baku obat. Disebutkannya, lebih dari 90 persen bahan baku obat di Indonesia masih impor. Lalu, ada pula tantangan di bidang sumber daya manusia. "Peran berbagai stakeholder kesehatan sangat penting dalam menyikapi tantangan ini,” kata dia.

Bio Farma menerima izin edar untuk produk radiofarmaka-nya itu pada Senin, 19 Mei 2025. Direktur Pengembangan Usaha Bio Farma Yuliana Indriati berharap dengannya dapat memperluas akses layanan kesehatan onkologi yang lebih cepat, akurat, dan terjangkau di seluruh Indonesia.

Menurut Yuliana, penerbitan nomor izin edar untuk FloDeg menjadi tonggak penting dalam transformasi Bio Farma sebagai pemain utama industri farmasi berteknologi tinggi. Dalam hal ini adalah kedokteran nuklir. "Ini membuka jalan bagi kemandirian teknologi radiofarmasi, yang selama ini sangat bergantung pada impor," katanya.

Bio Farma menyatakan akan memproduksi dan mendistribusikan FDG secara nasional dari fasilitas produksi berlisensi dengan standar CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik), untuk mendukung rumah sakit rujukan nasional dan fasilitas onkologi di berbagai daerah. Yuliana mengatakan, Bio Farma menyiapkan fasilitas produksinya di di Cikarang untuk produk radiofarmaka.

"Seluruh infrastruktur dan sistem penunjang telah memenuhi standar Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) untuk produk radiofarmaka, serta standar keselamatan radiasi yang ditetapkan oleh Bapeten (Badan Pengawas Tenaga Nuklir),” kata dia.

Yuliana menambahkan, untuk mempermudah akses pada produk radiofarmaka tersebut, Bio Farma mengembangkan sistem pemesanan digital dengan Ordering Management System (OMS) untuk memudahkan pemesanan produk secara daring. “Ke depan, kami akan terus berinovasi dan memperkuat ekosistem lini radiofarmasi nasional sebagai bagian dari bioekonomi strategis Indonesia,” kata dia.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |