Dedi Mulyadi Larang Siswa Bawa Motor dan Telepon Genggam ke Sekolah

11 hours ago 5

TEMPO.CO, Bandung - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi melarang siswa SD dan SMP untuk membawa motor dan telepon genggam atau handphone (HP) ke sekolah.

“Per hari ini anak SD dan SMP tidak boleh bawa motor dan HP,” kata dia selepas memimpin upacara Hari Pendidikan Nasional Nasional Tingkat Provinsi Jawa Barat di Lapangan Kujang Rindam III/Siliwangi, Bandung, Jumat, 2 Mei 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Khusus larangan membawa kendaraan bermotor ke sekolah juga ditujukannya pada siswa SMA yang belum cukup umur. “Itu kan Undang-Undang Lalu Lintas. Selama ini penegakannya tidak berjalan, kenapa, ada keraguan tindakan di lapangan,” kata Dedi Mulyadi.

Larangan tersebut menambah sederet larangan yang diumumkan Dedi Mulyadi pada sekolah dan siswa. Sebelumnya ia melarang perayaan wisuda serta study tour.

Di upacara Hari Pendidikan Nasional, larangan tersebut juga disinggung dalam Deklarasi Pelajar Istimewa yang dibacakan perwakilan siswa di upacara tersebut.

Deklarasi Pelajar Istimewa tersebut berisi lima hal. Mulai dari kesediaan tidak melaksanakan kegiatan study tour, kesediaan melaksanakan kegiatan perpisahan atau wisuda dan sejenisnya dilakukan di lingkungan sekolah dengan sederhana, kesediaan tidak menggunakan asesoris kendaraan yang tidak sesuai aturan, serta kesediaan membawa bekal makan di sekolah sampai kegiatan Makan Bergizi Gratis dilakukan merata, menolak tawuran, kesediaan mengikuti pendidikan karakter, kesediaan tidak membawa telepon genggam ke sekolah bagi siswa SD dan SMP, serta bersedia untuk membiasakan jalan kaki dan olahraga lainnya.

Di depan peserta apel, Dedi Mulyadi mengingatkan bahwa seluruh pelajar di Jawa Barat sedang menghadapi persaingan, tidak hanya dengan sesama pelajar di kelas, tapi juga pelajar di seluruh dunia. Alasannya membuat serangkaian kebijakan tersebut salah satunya untuk mendorong pelajar agar tidak kalah bersaing.

Dedi Mulyadi menyinggung soal permintaannya agar siswa membawa bekal ke sekolah sambil menunggu program Makan Bergizi Gratis diselenggarakan merata. Asupan gizi anak-anak disebutnya sebagai salah satu penyebab siswa kalah bersaing karena nutrisinya kurang. Dengan cara tersebut, orang tua akan dipaksa memperhatikan kembali gizi anaknya. “Maka saya mengajak kepada seluruh orang tua di Jawa Barat, sebelum pergi sekolah, anak-anaknya disiapin bekel makan,” kata dia.

Di apel tersebut, Dedi Mulyadi mengatakan, sudah meminta Dinas Pendidikan Jawa Barat untuk memprioritaskan anggaran yang disediakan untuk membangun ruang kelas baru. “Bila perlu harga bangunan sekolah jauh lebih baik dibanding dengan harga kantor,” kata dia.

“Saya ingin bangunan sekolah itu adalah bangunan yang terkokoh, jadi kalau ada bencana, yang tidak roboh adalah sekolah, bukan dibalik, bangunan yang paling pertama roboh adalah sekolah,” kata Dedi Mulyadi.

Read Entire Article
Fakta Dunia | Islamic |